Para ilmuwan di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Korea Selatan, mengungkapkan bahwa seseorang yang telah sembuh dari virus Corona COVID-19 tidak bisa kambuh lagi atau virus kembali aktif. Menurut mereka, laporan sebelumnya yang menyebut ada kasus pasien yang sembuh kembali terindikasi positif karena adanya kesalahan saat pengujian.
Ada laporan sebanyak 277 pasien Corona yang sembuh di Korea Selatan (Korsel) kembali positif. Hal ini memunculkan kekhawatiran mengatakan virus tersebut bisa bermutasi dengan cepat, sehingga sistem imunitas tidak bisa mencegahnya.
Tetapi, hal itu belum bisa dibuktikan. Ini karena belum ada penelitian yang menemukan adanya perubahan substansial hingga bisa menyamarkan virus tersebut dari sistem kekebalan tubuh.
CDC Korea Selatan mengungkapkan bahwa hasil tes pasien yang diduga kambuh itu adalah hasil positif palsu. Hal ini terjadi karena tes yang digunakan tidak bisa membedakan antara jejak virus masih hidup dan yang sudah mati di dalam tubuh.
Dikutip dari Sky, CDC juga menambahkan bahwa virus Corona tidak seperti HIV dan cacar air. Virus Corona tidak bisa menembus inti sel manusia, bertahan di dalam sana selama bertahun-tahun hingga akhirnya aktif atau kambuh lagi.
"Ini berarti virus Corona tidak menyebabkan infeksi kronis atau kambuh," kata Ketua komite CDC Korsel Dr Oh Myoung-don.
Bagaimana Pendarahan Lambung Bisa Sebabkan Kematian? Ini Penjelasan Dokter
Mantan bassist Dewa 19, Erwin Prasetya, dikabarkan meninggal dunia pada hari Sabtu (2/5/2020) karena pendarahan lambung. Pengamat musik Bens Leo mengatakan Erwin sempat dirawat di rumah sakit sebelum akhirnya meninggal dunia.
"Iya (meninggal), subuh tadi. Dia pendarah di lambung dan sempat turun kesadaran," ujar Bens.
Bagaimana pendarahan di lambung bisa berakhir fatal?
Ahli penyakit dalam dr Indra Wijaya, SpPD-KEMD, MKes, FINASIM, dari RS Premier Bintaro menjelaskan bisa saja pendarahan ini awalnya kecil. Namun, karena tidak disadari kondisi semakin parah hingga akhirnya luka membesar menyebabkan syok.
"Bisa ga ketahuan jika lukanya kecil tapi terjadi pendarahan terus yang tidak disadari. Pada akhirnya lemas dan sudah dalam kondisi drop yang harus segera ditangani," kata dr Indra saat dihubungi detikcom, Sabtu (2/5/2020).
Ahli pencernaan Profesor Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menjelaskan kejadian pendarahan lambung sebagai kondisi darurat. Ia menyebut data di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menunjukkan sekitar 10 persen pasien yang mengalami pendarahan lambung meninggal dunia.
"Oleh karena itu penyakit ini penyakit emergensi. Harus ada penanganan segera, transfusi dan dicari penyebabnya apa. Bisa dilakukan endoskopi kalau emang perlu tindakan, bahkan kalau perlu operasi gitu," kata Prof Ari dihubungi terpisah.
Menurut para ahli kondisi pendarahan lambung ini bisa disebabkan karena tukak lambung, varises, tumor, hingga efek obat-obatan.
Sebaran 292 Kasus Baru Positif Virus Corona di Indonesia 2 Mei
Indonesia kembali mengumumkan adanya penambahan kasus baru virus Corona COVID-19. Saat ini sebanyak 292 kasus baru positif sehingga total ada 10.843 kasus. Hingga Sabtu (2/5/2020) ada sebanyak 1.665 sembuh, dan 831 meninggal dunia.
"Sampai saat ini spesimen yang telah diperiksa sebanyak 17.943 spesimen dari sekitar 79.868 orang," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, Sabtu (2/5/2020).
Sebaran 292 kasus baru positif virus Corona COVID-19 sebagai berikut:
Bali 2
Banten 9
DI Yogyakarta 10
DKI Jakarta 80
Jawa Barat 31
Jawa Tengah 19
Jawa Timur 3
Kalimantan Barat 7
Kalimantan Timur 18
Kalimantan Tengah 1
Kalimantan Utara 7
Nusa Tenggara Barat 17
Sumatera Barat 10
Sulawesi Tenggara 2
Sulawesi Selatan 30
Sulawesi Tengah 11
Sulawesi Barat 1
Riau 3
Papua Barat 1
Papua 30
Tidak ada komentar:
Posting Komentar