Minggu, 17 Mei 2020

Jokowi Sarankan Physical Distancing, Apa Bedanya dengan Social Distancing?

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyebut physical distancing jadi cara tepat mencegah penularan virus corona COVID-19 di Indonesia. Sebelumnya yang ramai dibicarakan adalah social distancing. Memang apa sih bedanya?
"Di negara kita memang yang paling pas adalah physical distancing. Menjaga jarak aman, itu yang paling penting," tutur Jokowi saat memberikan pengarahan kepada Gubernur se-Indonesia yang disiarkan lewat YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (24/3/2020).

Istilah social distancing memang awalnya digunakan oleh beberapa ahli sebagai sebutan upaya menjaga jarak dengan orang lain. Namun belakangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berusaha mengubah istilah tersebut dengan physical distancing sehingga tidak menimbulkan kerancuan di antara masyarakat.

"Kita awalnya mulai dengan istilah 'social distancing' dan saya pikir beberapa orang tidak begitu mengerti artinya. Ada kekhawatiran hal ini menyebabkan isolasi sosial," kata ahli penyakit infeksi Dr Jeff Kwong dari University of Toronto.

"Jadi kami pikir mungkin istilah yang lebih tepat adalah 'physical distancing' karena memang pada intinya adalah bagaimana kita harus jauh secara fisik, namun dekat secara sosial," lanjutnya seperti dikutip dari Global News, Selasa (24/3/2020).

Istilah social distancing dikhawatirkan dianggap juga sebagai upaya untuk memutus atau menjaga jarak hubungan sosial. Hal tersebut justru berbahaya karena isolasi sosial malah bisa berdampak buruk untuk kesehatan mental yang kemudian berdampak pada kebugaran fisik.

WHO menyebut sudah banyak negara yang mengikuti anjuran ini. Beberapa negara bahkan memakai anjuran ini sebagai solusi untuk atasi virus corona.

Psikosomatik, Stres Pikiran yang Bisa Bikin Sakit Fisik

Virus corona yang menyebar ke beberapa wilayah di Indonesia membuat banyak masyarakat khawatir. Tentu hal ini akan menimbulkan masalah psikis yang dapat berujung pada sakit fisik. Stres yang parah bisa membuat seseorang mengalami psikosomatik.
Psikosomatik adalah penyakit fisik yang bisa diperparah karena stres, marah, cemas atau rasa sedih. Psikosomatik bisa memicu munculnya beberapa gejala sakit fisik seperti sakit perut, sakit punggung bagian belakang, sakit gigi, sakit kepala, bernapas dengan cepat, jantung berdebar, tremor (gemetar) hingga berkeringat.

Penelitian yang dilakukan oleh Harvard Medical School menemukan bahwa gangguan pada perut atau gastrointestinal terkait dengan disfungsi psikologis dari kegagalan komunikasi antara usus dan otak.

"Hubungan antara stres lingkungan atau psikologis dan tekanan gastrointestinal adalah hal yang kompleks dan bersifat dua arah. Stres dapat memicu dan memperburuk sakit perut, begitupula sebaliknya," demikian dikutip dari Health Harvard.

Apa Penyebab Psikosomatik?
Penyebab psikosomatik adalah stres dan rasa cemas yang berlebihan. Ketika kita merasa cemas, gejala fisik meningkat akibat dari aktivitas implus saraf yang dikirim dari otak ke berbagai bagian tubuh, dan adanya pelepasan adrenalin ke dalam aliran darah.

Pengobatan Psikosomatik Seperti Apa?
Untuk pengobatan psikosomatik akut bisa dikonsultasikan ke psikiater. Psikiater akan mengobati pasien dengan mendiagnosis dari berbagai aspek, termasuk durasi penyakit hingga kepribadian pasien. Akan tetapi yang terpenting adalah mengelola stres, kecemasan dan depresi sedini mungkin agar menghindarkan kita dari psikosomatik akut hingga psikosomatik nyeri dada.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar