Senin, 25 Mei 2020

Lebaran Hari Kedua Masih Lanjut Makan 'Besar', Hati-Hati Darah Tinggi

Momen berkumpul bersama keluarga saat Lebaran yang dikelilingi beragam hidangan enak memang kerap buat lupa diri. Tanpa disadari porsi dan jenis makanan yang dikonsumsi menjadi tidak terkontrol. Hal ini tentu menjadi berbahaya untuk orang yang punya penyakit sebelumnya misal hipertensi.
"Perayaan Idul Fitri memang kerap menjadi ajang kulineran. Bagi yang sebelumnya memang sudah sakit jangan lupa bawa dan konsumsi obat sesuai resep. Hati-hati juga saat makan," kata mantan Menteri Kesehatan Nila Moeloek beberapa waktu lalu.

Selain konsumsi obat dan mengontrol porsi serta jenis makanan, tidak ada salahnya memeriksakan diri di sela perayaan Idul Fitri misal cek tekanan darah.

Dikutip dari situs Harvard Health Publishing batasan tekanan darah terkategori tinggi adalah 130/80 MmHg. Sebelumnya, American College of Cardiology menetapkan batasan tersebut adalah 140/90 untuk usia kurang dari 65 tahun dan 150/80 untuk umur 65 tahun dan lebih tua.

"Panduan ukuran tekanan darah memang tidak diperbarui teratur kecuali ada bukti baru atau yang lama sudah tidak akurat. Dengan panduan ini kami berharap bisa lebih cepat menangani pasien darah tinggi, sehingga bisa mencegah serangan gangguan jantung dan pembuluh darah secepatnya," kata ahli endokrin Dr Paul Conlin dari VA Boston Healthcare System and Brigham and Women's Hospital.

Pengukuran tekanan darah bisa dilakukan di rumah dengan alat medis yang banyak tersedia. Dr Conlin menyarankan memilih alat medis yang mengukur tekanan darah dari lengan bagian atas, bukan pergelangan atau ujung jari karena dinilai kurang akurat. Dr Conlin juga menyarankan penggunaan peralatan digital yang lebih tepat dan mengeluarkan tanda jika sudah menemukan angka yang stabil.

Berikut kisaran tekanan darah mulai dari normal hingga tinggi:

1. Normal
Tekanan darah normal adalah kurang dari 120 untuk angka atas (sistolik) dan kurang dari 80 untuk bawah (diastolik).

2. Meningkat (elevated)
Tekanan darah elevated berkisar 120-129 untuk sistolik dan kurang dari 80 untuk diastolik.

3. Hipertensi tahap 1
Tekanan darah tinggi tahap 1 berkisar 130-139 untuk sistolik dan 80-89 untuk diastolik.

4. Hipertensi tahap 2
Tekanan darah tinggi tahap 2 adalah 140 atau lebih tinggi untuk sistolik dan 90 atau lebih tinggi untuk diastolik.

5. Krisis hipertensi
Pada tahap ini disarankan segera ke dokter untuk mencegah serangan jantung, stroke, atau gangguan lain akibat tekanan darah yang terlalu tinggi. Tekanan ini adalah lebih dari 180 untuk sistolik dan lebih dari 120 untuk diastolik.

Kata Ahli Jiwa Soal PSBB yang Sulit Ubah Perilaku Masyarakat Indonesia

Protokol kesehatan dalam pembatasan sosial berskala besar (PSBB) diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat sehingga bisa menjalani hidup normal baru di tengah pandemi Corona. Ahli jiwa berkomentar, dari situasi terakhir yang berkembang PSBB bisa dibilang gagal sebagai terapi perilaku.
dr Andri, SpKJ, FACLP, dari Omni Hospitals Alam Sutera mengatakan ramainya pemberitaan soal orang-orang yang mudik, berbelanja baju di pasar, hingga berkumpul jadi tanda masyarakat tidak begitu paham makna protokol kesehatan dalam PSBB.

Dalam ilmu psikologi dan psikiatri, terapi perilaku biasa dilakukan untuk menerapkan sebuah kebiasaan atau perilaku baru. Tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup seseorang.

"Hal ini sebenarnya sama dengan PSBB. Anjuran dan segala macam larangan telah diterapkan, namun sebagian besar masyarakat tidak paham mengapa harus pakai masker, menjaga jarak dan di rumah saja. Mereka mungkin berpikir apa sebenarnya untungnya buat mereka dengan melakukan semua itu. Maka ketika dilonggarkan, semua aturan PSBB dilanggar," kata dr Andri.

"Artinya dalam hal ini PSBB bagi sebagian masyarakat telah gagal menjadi suatu proses terapi perilaku," lanjutnya.

Mengapa PSBB gagal mengubah sebagian besar perilaku masyarakat? dr Andri menyebut ada beberapa kemungkinan, di antaranya bisa karena masih rendah tingkat kepedulian hingga rasa ingin menang sendiri.

Artinya dengan kondisi seperti ini ada kekhawatiran bisa terjadi peningkatan kasus infeksi ketika masa darurat Corona berakhir pada tanggal 29 Mei.

"Maka agak sulit sebenarnya untuk menghadapi new normal ke depannya. Bagaimana kita bisa new normal karena kalau kita pakai masker aja sembarangan... Ada yang hidungnya masih kelihatan, ada yang asal cantel, atau ada yang mulutnya masih terbuka cuma taruh di dagu. Ini saja belum bisa kita lakukan dengan benar," ungkap dr Andri di kanal Youtube-nya, Andri Psikosomatik.

Memang tidak semua abai terhadap protokol kesehatan. Untuk itu dr Andri mengajak agar masyarakat terus berupaya lebih serius lagi menjaga kesehatan demi diri sendiri dan orang-orang terdekat.
http://cinemamovie28.com/kinshin-mugon-sokan-2/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar