Hingga hari Sabtu (21/3/2020) pemerintah Indonesia mengumumkan sudah ada 450 kasus positif virus corona COVID-19. Dari jumlah tersebut 38 di antaranya meninggal dunia dan 20 orang sembuh.
"Ada penambahan kematian 6, total jadi 38," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers di BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (21/3/2020).
Dengan data tersebut, artinya saat ini Indonesia memiliki tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) virus corona 8,44 persen. Sebagai perbandingan, menurut data yang dihimpun Research Center Johns Hopkins University, CFR wabah corona di dunia saat ini rata-rata 4,17 persen.
Achmad Yurianto beberapa waktu lalu mengatakan data-data tersebut bersifat dinamis, akan terus berubah seiring semakin luasnya pemeriksaan yang dilakukan.
Beberapa ahli menjelaskan angka CFR yang tinggi bisa menunjukkan beberapa hal. Salah satu kemungkinannya ada kasus infeksi corona yang tak terdeteksi.
Italia yang sering disebut jadi episentrum wabah corona di Eropa memiliki CFR 8,57 persen. Di lain sisi Iran yang disebut episentrum corona di Timur Tengah memiliki CFR 7,54 persen.
Peringatan WHO untuk Pemuda di Tengah Wabah Corona: Kalian Tidak Kebal!
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ingatkan para pemuda untuk tidak menganggap remeh virus corona COVID-19. Meski pemudia umumnya memiliki daya tahan tubuh yang kuat, risiko tertular virus ini tetap ada dan bahkan bisa menyebabkan kematian.
"Meskipun orang tua adalah yang paling berisiko. Data dari banyak negara jelas menunjukkan orang-orang di bawah usia 50 tahun paling banyak mengisi rumah sakit," kata Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (21/3/2020).
"Hari ini saya punya pesan untuk kaum muda: Anda tidak kebal, virus ini bisa membuat Anda masuk rumah sakit selama berminggu-minggu atau bahkan membunuh Anda. Bahkan jika Anda tidak sakit, Anda memilih pergi jalan-jalan itu bisa berpengaruh pada hidup dan mati orang lain," tegas Tedros.
Tedros pun memberikan contoh dengan apa yang terjadi di China. Meski dulunya China menjadi pusat wabah dengan situasi menakutkan, tetapi pada hari Kamis (19/3/2020) tidak ada kasus infeksi baru di China.
"Memberikan harapan bagi seluruh dunia bahwa bahkan situasi yang paling parah bisa membaik," pungkasnya.
Jaga Daya Tahan Tubuh, Seberapa Banyak Asupan Vitamin C Per Hari?
Vitamin C adalah nutrisi yang larut dalam air dengan banyak fungsi vital dalam tubuh. Selain untuk membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh, vitamin C juga dapat membantu produksi kolagen dan penyembuhan luka, dan bertindak sebagai antioksidan untuk melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan radikal bebas.
Manfaat vitamin C juga diperlukan untuk membantu melindungi sel-sel tubuh melawan beberapa jenis virus. Terkait dengan virus Corona COVID-19 yang kini sudah merebak di wilayah Indonesia, menjaga daya tahan tubuh menjadi salah satu langkah pencegahan agar tidak tertular.
"Vitamin C berperan sebagai antioksidan dan membantu fungsi berbagai enzim dalam tubuh. Beberapa penelitian membuktikan konsumsi vitamin C secara rutin terbukti meningkatkan daya tahan tubuh, mempercepat pemulihan saat sakit, hingga menurunkan risiko penyakit jantung koroner," ujar Medical Manager Consumer Health Division PT Kalbe Farma dr Helmin Agustina Silalahi kepada detikHealth baru-baru ini.
Menurut dr Helmin, tubuh manusia tidak dapat memproduksi vitamin C dan tidak dapat menyimpan vitamin C, sehingga harus didapatkan dari asupan makanan atau suplemen setiap hari. Lalu, untuk konsumsi harian, berapa sih jumlah vitamin C yang dianjurkan?
Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG), pada anak di bawah usia 9 tahun, membutuhkan asupan vitamin C sebanyak 40-50 mg. Sedangkan remaja usia di atas 12 tahun memerlukan vitamin C paling tidak 50-90 mg per hari. Sementara bagi orang dewasa di atas 18 tahun, kebutuhan vitamin C harian bisa mencapai 75-90 mg setiap hari. Ibu hamil dan menyusui akan membutuhkan lebih banyak vitamin C dengan dosis tambahan mencapai 85-120 mg per hari.
Asupan vitamin C sebaiknya tidak berlebihan karena dosis yang berlebihan hanya akan sia-sia masuk ke tubuh dan akan dibuang melalui urine bahkan bisa mengganggu fungsi tubuh. Menurut dr Helmin, jika asupan vitamin C terlalu berlebihan, dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan pada ginjal seperti batu ginjal terutama jika tidak diikuti dengan minum air putih yang banyak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar