Jumlah kasus virus Corona COVID-19 di Indonesia terus meningkat. Hingga Minggu (24/5/2020), akumulasi kasus positif telah mencapai 22.271 orang.
Dikutip dari covid19.go.id, jumlah pasien yang dinyatakan sembuh telah mencapai 5.402 dan yang meninggal menjadi 1.372.
Berikut ini detail perkembangan kasus virus Corona COVID-19 pada Minggu (24/5/2020):
1. Jumlah kasus positif bertambah 562 menjadi 22.271.
2. Jumlah pasien sembuh bertambah 135 menjadi 5.402.
3. Jumlah pasien meninggal dunia bertambah 21 menjadi 1.372.
Data tersebut merupakan akumulasi yang tercatat hingga pukul 12.00 WIB hari ini.
Sebelumnya pada Sabtu (23/5/2020), jumlah akumulatif kasus positif berada di angka 21.745 dengan 5.249 di antaranya sembuh dan 1.351 meninggal.
Uji Coba Vaksin Corona Masuk Fase Kedua, Anak-anak Ikut Serta
Vaksin virus Corona yang dikembangkan Universitas Oxford, Inggris, siap memasuki uji klinis fase kedua pada manusia. Bahkan anak-anak dan orang lanjut usia (lansia) akan diikutsertakan dalam tahap ini.
Dikutip dari BBC, tahap pertama uji coba vaksin ini telah dimulai pada April kemarin, yang melibatkan 1.000 orang dewasa sehat berusia 55 tahun ke bawah. Fase kedua nanti sebanyak 10.200 orang akan diikutsertakan dalam penelitian, yang terdiri dari anak-anak berusia 5-12 tahun, orang dewasa berusia 56-69 tahun, dan lansia berusia 70 tahun ke atas.
Para ilmuwan dalam penelitian ini berharap satu juta dosis vaksin virus Corona akan siap pada bulan September. Tetapi, pemerintah Inggris tidak menjamin vaksin akan tersedia dalam waktu dekat.
"Beberapa dari usia di atas 55 tahun tidak memenuhi syarat untuk mengikuti studi fase pertama atau fase awal," kata Sarah Gilbert, profesor bidang vaksinasi di Jenner Institute.
"Dan kami saat ini akan menyertakan kelompok usia yang lebih tua untuk melanjutkan penilaian vaksin," tuturnya.
Redam Dampak Buruk Corona, China Gelontorkan Stimulus US$ 500 M
Untuk mendorong perekonomian yang dihantam Corona, pemerintah China berjanji mengucurkan stimulus sebesar US$ 500 miliar. Mengutip CNN Business, Minggu (24/5/2020) langkah tersebut merupakan bagian dari rencana besar menciptakan kembali 9 juta lapangan kerja untuk masyarakat, sekaligus meredam dampak buruk Corona ke ekonomi.
Perdana Menteri China Li Keqiang mengungkapkan akibat ketidakpastian ekonomi global kondisi ekonomi Cina mengalami tekanan. Oleh sebab itu dibutuhkan kebijakan yang responsif dan lebih agresif untuk mendorong perekonomian.
Menurut Li pertumbuhan ekonomi negatif ini merupakan yang pertama kali, padahal tahun lalu China menargetkan pertumbuhan di kisaran 6% - 6,5%.
Namun akibat pandemi ini, ekonomi Cina negatif hingga 6,8% pada kuartal pertama. Kontraksi pertama yang pernah terjadi sejak 1976.
Baca juga: China Berencana Gunakan Vaksin Corona Meski Uji Coba Belum Rampung
Pemerintah China berupaya untuk memangkas pajak, proyek infrastruktur untuk meredam gejolak perekonomian. Defisit anggaran China juga diprediksi menjadi 3,6% dari PDB tahun ini. Lebih tinggi dibandingkan defisit tahun lalu sebesar 2,8%.
Selain itu China juga akan menerbitkan surat utang sebesar US$ 140 miliar. Nantinya hasil dari utang ini akan digunakan untuk mendanai pembuatan alat kesehatan dan teknologi terbaru untuk memerangi virus.
China juga akan mengizinkan pemerintah daerah menerbitkan surat utang dalam bentuk obligasi khusus untuk pembangunan infrastruktur jaringa 5G, kereta api, bandara dan proyek infrastruktur lainnya.
Ekonom Capital Economics menyebutkan langkah yang ditempuh pemerintah Cina ini diproyeksi bisa mendorong perekonomian di level 4%. "Mendorong perekonomian Cina agar kembali seperti semula adalah tantangan besar untuk pemerintah," tulis Capital Economics dikutip dari CNN Business, Minggu (24/5/2020).
China juga berupaya untuk menciptakan lapangan kerja karena banyak masyarakat kehilangan pekerjaan akibat pandemi COVID-19 ini.
http://nonton08.com/shoukoku-no-altair-episode-19/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar