Selasa, 19 Mei 2020

Akhir Pandemi Corona Tanda Tanya, Bali Godok Skema Hidupkan Wisata Lagi

 Akhir pandemi virus Corona di Indonesia masih tanda tanya. Wakil Gubernur Bali, Tjokorda Oka Artha Sukawati, mulai menggodok skema pembukaan pariwisata Bali.

"Kita tidak tahu kapan ini dibuka, kita tidak tahu kapan Bali reopening, apakah bulan depan, tiga bulan lagi, ataukah tahun depan, kita tidak bisa pastikan itu.," kata Cok Ace dalam keterangan pers, Selasa (18/5/2020).
"Tapi, kita harus sudah mulai buka wacana ini, mengingat begitu banyak hal yang harus kita persiapkan secara detail saat reopening itu. Jika sudah dibahas mulai sekarang, kita sudah siap dan tahu langkah yang akan diambil manakala waktu itu tiba, kita sudah siap bertarung lagi terutama sektor pariwisata yang menjadi tumpuan ekonomi Bali," dia menambahkan.

Menurut Cok Ace sebelum wisata Bali dibuka lagi, setidaknya ada tiga aspek yang harus diperhatikan. Yakni, adalah waktu, biaya, dan sumber daya manusia (SDM).

"Terkait waktu, kita perlu memikirkan kapan waktu yang tepat Bali dibuka lagi, sedangkan aspek biaya, yakni dengan adanya perubahan-perubahan protokol kesehatan yang menjadi tuntutan di era new normal. Maka, kami perlu kalkulasi kembali biaya yang dibutuhkan di semua jasa usaha wisata," ujar Cok Ace.

"Sementara itu, SDM, kita perlu menyiapkan SDM yang memahami standar protokol kesehatan," dia menambahkan.

Selain itu, menurut Cok Ace kebersihan juga perlu diperhatikan di setiap lingkungan. Begitu juga dengan kesehatan dengan melaksanakan rapid test dan swab test di pintu masuk Bali seperti bandara dan pelabuhan.

"Terkait kebersihan, kita perlu memikirkan sanitasi tempat-tempat yang dikelola, apakah sudah dilaksanakan penyemprotan disinfektan secara rutin apa belum, apakah sudah disiapkan tempat cuci tangan dan sebagainya," kata Cok Ace.

"Begitu pula dengan kesehatan, bagaimana dengan pelaksanaan rapid tes, swab, kesiapan alat pelindung diri (APD), serta keamanan yang meliputi mobilitas orang-orangnya, social distancing," dia menambahkan.

"Kita harus terapkan ini di setiap lokasi, semisal di bandara, dari baru turun para penumpang sudah harus mendapat penanganan mulai dari pemeriksaan suhu tubuh, selanjutnya dilaksanakan tes apakah rapid atau langsung swab, diwajibkan mengenakan masker, disiapkan hand sanitizer dan tempat cuci tangan, dan sebagainya hingga dipastikan benar-benar aman. Inilah yang akan diterapkan dan disusun dalam protokol kesehatan," Cok Ace menjelaskan.

Kesiapan Bali untuk membuka diri itut tak dibatasi hanya untuk wisata, namun sekaligus sektor lain. Termasuk, pendidikan dan perdagangan.

"Kan kita belum tahu kapan dibuka, bagaimana jika seandainya awal bulan Juni, Presiden Jokowi kita sudah membukanya, para siswa sudah diperbolehkan melaksanakan pendidikan, terus bagaimana kesiapan kita dilapangan, bagaimana penerapan pendidikan selanjutnya, proses belajar-mengajar di kelas, bagaimana ruangannya, itu kan harus kita pikirkan juga mulai sekarang," kata Cok Ace.

10 Wilayah Indonesia dengan Penambahan Kasus Corona Terbanyak 19 Mei

Indonesia kembali mencatatkan pertumbuhan kasus baru virus Corona COVID-19 sebanyak 486 kasus. Persebarannya cukup bervariasi. Ada wilayah yang melaporkan banyak kasus baru, ada juga yang sama sekali tidak ada kasus.
Hingga Selasa (19/5/2020) setidaknya sudah ada 18.496 kasus positif virus Corona COVID-19 di Indonesia yang terkonfirmasi. Berikut wilayah di Indonesia yang melaporkan peningkatan jumlah kasus terbanyak:

1. DKI Jakarta = 98 kasus

2. Jawa Timur = 81 kasus

3. Sumatera Selatan = 60 kasus

4. Sulawesi Selatan = 47 kasus

5. Kalimantan Selatan = 46 kasus

6. Banten = 21 kasus

7. Jawa Barat = 21 kasus

8. Kepulauan Riau = 13 kasus

9. Sumatera Barat = 11 kasus

10. Sulawesi Tenggara = 11 kasus

Sedangkan wilayah yang melaporkan tidak adanya penambahan kasus baru pada 18 Mei adalah sebagai berikut:

1. Aceh

2. Bangka Belitung

3. Kalimantan Barat

4. Nusa Tenggara Barat

5. Sulawesi Tengah

6. Maluku

7. Papua Barat

8. Gorontalo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar