Minggu, 24 Mei 2020

Redam Dampak Buruk Corona, China Gelontorkan Stimulus US$ 500 M

Untuk mendorong perekonomian yang dihantam Corona, pemerintah China berjanji mengucurkan stimulus sebesar US$ 500 miliar. Mengutip CNN Business, Minggu (24/5/2020) langkah tersebut merupakan bagian dari rencana besar menciptakan kembali 9 juta lapangan kerja untuk masyarakat, sekaligus meredam dampak buruk Corona ke ekonomi.

Perdana Menteri China Li Keqiang mengungkapkan akibat ketidakpastian ekonomi global kondisi ekonomi Cina mengalami tekanan. Oleh sebab itu dibutuhkan kebijakan yang responsif dan lebih agresif untuk mendorong perekonomian.

Menurut Li pertumbuhan ekonomi negatif ini merupakan yang pertama kali, padahal tahun lalu China menargetkan pertumbuhan di kisaran 6% - 6,5%.

Namun akibat pandemi ini, ekonomi Cina negatif hingga 6,8% pada kuartal pertama. Kontraksi pertama yang pernah terjadi sejak 1976.
Baca juga: China Berencana Gunakan Vaksin Corona Meski Uji Coba Belum Rampung

Pemerintah China berupaya untuk memangkas pajak, proyek infrastruktur untuk meredam gejolak perekonomian. Defisit anggaran China juga diprediksi menjadi 3,6% dari PDB tahun ini. Lebih tinggi dibandingkan defisit tahun lalu sebesar 2,8%.

Selain itu China juga akan menerbitkan surat utang sebesar US$ 140 miliar. Nantinya hasil dari utang ini akan digunakan untuk mendanai pembuatan alat kesehatan dan teknologi terbaru untuk memerangi virus.

China juga akan mengizinkan pemerintah daerah menerbitkan surat utang dalam bentuk obligasi khusus untuk pembangunan infrastruktur jaringa 5G, kereta api, bandara dan proyek infrastruktur lainnya.

Ekonom Capital Economics menyebutkan langkah yang ditempuh pemerintah Cina ini diproyeksi bisa mendorong perekonomian di level 4%. "Mendorong perekonomian Cina agar kembali seperti semula adalah tantangan besar untuk pemerintah," tulis Capital Economics dikutip dari CNN Business, Minggu (24/5/2020).

China juga berupaya untuk menciptakan lapangan kerja karena banyak masyarakat kehilangan pekerjaan akibat pandemi COVID-19 ini.

4 Penyakit Ini Mendominasi Kematian Pasien Corona Indonesia

Dari total 309 kasus virus corona COVID-19 di Indonesia, tercatat sebanyak 25 kasus meninggal dunia. Dilaporkan, sebagian besar memiliki penyakit pendahulu.
"Hampir seluruhnya memiliki penyakit pendahulu dan sebagain besar adalah diabetes, hipertensi, dan jantung kronis. Beberapa penyakit paru obstruksi menahun," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan COVID-19, Ahmad Yurianto, Kamis (19/3/2020).

Kasus meninggal dunia mengalami penambahan di DKI Jakarta sebanyak 5 orang menjadi 17, dan di Jawa Tengah sebanyak 1 kasus menjadi 3.

"Total kematian adalah 25 orang, sekitar 8 persen dari total yang kita rawat," jelas Yuri, sapaannya.

Beberapa kasus meninggal berada dalam rentang usia 45-65 tahun. Selain itu juga ada satu kasus meninggal dengan usia 37 tahun.

Bagaimana Lockdown Bisa Bantu Perlambat Corona? Ini Penjelasannya

Seiring terus bertambahnya kasus virus corona COVID-19 di Indonesia, dorongan untuk melakukan lockdown semakin kuat. Hingga Kamis (19/3/2020) sore, dilaporkan sudah ada 227 kasus dengan 25 di antaranya meninggal dunia dan 11 sembuh.
Lockdown merupakan sebutan umum bagi upaya masif pembatasan ruang gerak dan sosialiasi manusia (social distancing). Beberapa negara menerapkan lockdown hanya untuk sebagian daerah, tapi ada juga yang memberlakukannya di seluruh negeri.

Dilihat dari sisi kesehatan, para ahli menyarankan lockdown sebagi cara menghambat penyebaran virus corona. Penyakit ini menyebar lewat droplet (percikan air liur) sehingga dengan menjaga jarak sekitar 1-2 meter dengan orang lain dapat menurunkan risiko tertular.

Lockdown dinilai lebih kuat daripada sekedar imbauan melakukan karantina sendiri karena ada tindakan tegas dari pemerintah.

"Jadi kita mengendalikan keinginan untuk berada di ruang publik dengan menutup tempat umum. Italia menutup restoran, China menutup semua, dan kita di sini juga sudah mulai menutup tempat-tempat," kata peneliti kesehatan masyarakat, Drew Harris, dari Thomas Jefferson University.

Semakin padat populasi suatu daerah, maka social distancing akan semakin efektif. Dengan angka pasien virus corona baru diperlambat, fasilitas kesehatan juga bisa menghindari risiko kolaps karena melebihi kapasitas.
http://nonton08.com/ultraman-taiga-episode-1/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar