Hasil uji coba vaksin virus Corona COVID-19 pada manusia disebut memberi 'secercah harapan'. Studi di Amerika Serikat (AS), Moderna, menunjukkan hasil positif dari delapan sukarelawan ketika menjalani uji coba vaksin mereka yaitu mRNA-1273.
Meski begitu, hasil lengkap dari tes tahap pertama dalam pengembangan vaksin yang melibatkan 45 peserta ini belum diketahui. "Vaksin pada umumnya aman dan ditoleransi dengan baik," kata Moderna dalam sebuah pernyataan pada Senin (18/5/2020).
"Data sementara tahap awal ini, menunjukkan vaksinasi dengan mRNA-1273 menghasilkan respons kekebalan virus yang sama besar yang disebabkan oleh infeksi alami," ujar Tal Zaks, Chief Medical Officer Moderna, dikutip dari Channel News Asia.
Studi yang dijalankan oleh Institut Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) ini melaporkan delapan sukarelawan menghasilkan antibodi penetral. Hal ini diuji dalam sel manusia di laboratorium dan terbukti menghentikan replikasi virus. Semakin tinggi dosis vaksin yang diberikan, semakin banyak antibodi yang dihasilkan oleh para sukarelawan.
Namun, belum diketahui apakah respons antibodi ini akan bertahan lama. Robin Shattock, profesor infeksi mukosa dan imunitas, mengatakan temuan Moderna adalah kabar menggembirakan.
"Meskipun penting untuk meneliti data aktual, temuan yang dilaporkan sesuai dengan harapan bahwa kandidat vaksin harus menyediakan tingkat antibodi penetral yang setidaknya setara dengan orang yang sembuh," katanya, dikutip dari The Guardian.
"Ini adalah awal yang menjanjikan, tetapi data kemanjuran akan menjadi kunci diikuti oleh kemampuan untuk mengukur dengan cara yang menyediakan akses global jika vaksin ini berhasil," lanjutnya.
Stephen Evans, profesor pharmacoepidemiology di London School of Hygiene dan Tropical Medicine, juga menyambut kabar tersebut dengan hati-hati. "Yah, ini bukan berita buruk dan ada sejumlah poin bagus yang menunjukkan optimisme bahwa vaksin ini dapat bekerja," katanya.
Moderna sejauh ini hanya merilis hasil dari kelompok sukarelawan termuda. Hal ini bermaksud untuk melanjutkan uji coba tahap berikutnya pada manusia dalam waktu dekat dengan melibatkan 600 orang. Sementara bulan Juli, Moderna pun menargetkan ribuan orang untuk menjalani uji coba vaksin Corona.
Menanti Bukti 'Antivirus' Eucalyptus Lenyapkan Corona dari Muka Bumi
Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim telah menemukan formula untuk menangkal virus Corona. Formula ini telah dipatenkan ke dalam tiga produk penangkal COVID-19 yakni inhaler, diffuser oil, hingga kalung antiCorona.
Kepala Balitbangtan Fadjry Djufry mengatakan pihaknya telah menguji berbagai tumbuhan yang berpotensi sebagai antivirus Corona. Hasilnya, bahan yang paling efektif dalam menangkal COVID-19 adalah tanaman eucalyptus dengan memanfaatkan kandungan senyawa aktif 1,8-cineole (eucalyptol).
"Kesimpulan kami bisa (membunuh COVID-19), karena bahan aktif yang dimiliki eucalyptus dan target bisa membunuh Mpro (enzim dalam virus Corona) itu. Nah kandungan Mpro berlaku pada COVID-19 yang juga ada, dia bisa mereplikasi," ucap Fadjry, Senin (18/5/2020).
Andai benar bisa membunuh virus Corona sebagaimana diklaim oleh Kementan, maka bisa saja pandemi virus Corona COVID-19 di Indonesia bakal lebih cepat teratasi. Namun menurut ilmuwan, kemungkinannya tidak akan semudah itu.
"Karena kita belum tahu efek sebenarnya, kita tidak bisa menyatakan ini bisa mengatasi pandemi dan sebagainya. Mungkin untuk meningkatkan kekebalan bisa," kata Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Profesor Amin Soebandrio.
Untuk membuktikan efeknya benar-benar spesifik membunuh virus Corona, produk semacam itu harus menjalani uji coba di laboratorium. Menurut Prof Amin, produk-produk dari bahan alam umumnya lebih difungsikan untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
"Meningkatkan daya tahan itu sih sah-sah saja. Tapi tidak spesifik membunuh virus," jelasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar