Seorang perawat mengingatkan pentingnya gunting kuku agar tak menjadi tempat bersarangnya bakteri maupun virus. Melalui postingan di Facebook, seorang wanita mengatakan hal ini disarankan oleh seorang perawat di Australia. Selain mencuci tangan, memastikan kuku pendek pun ternyata sama pentingnya.
Mengutip Daily Mail, wanita itu menjelaskan mudah bagi bakteri, virus, kotoran, untuk hidup di kuku. Artinya, jika kamu tak sengaja menggigitnya kemungkinan besar bakteri maupun virus akan berpindah ke mulut.
"Kamu tidak bisa mencuci kuku yang benar jika kukumu panjang, kecuali dengan menggunakan sikat kuku setiap kali mencuci tangan," tulisnya.
Sementara itu, banyak pula yang menyarankan untuk menggunakan hand sanitizer tangan secara rutin. Namun hal ini dinilai tidak efektif jika memiliki kuku panjang.
Dia menyimpulkan, "Tolong, selama keadaan darurat global ini, jaga agar kuku Anda pendek."
Sebelumnya, seorang spesialis alergi dan penyakit menular mengeluarkan peringatan tentang kebiasaan menggigit kuku dapat secara serius meningkatkan risiko tertular virus corona. Purvi Parikh, seorang spesialis alergi dan penyakit menular di Langone Medical Center dari Universitas New York, menyarankan bahwa semua jenis bakteri, virus, kotoran, dapat terkumpul di bawah kuku dan memungkinkan untuk berpindah ke mulut ketika tak sadar menggigit kuku terutama jika tidak mencuci tangan dengan benar.
"Setiap kali Anda menyentuh wajah Anda, terutama mulut, hidung, dan mata Anda. Anda memindahkan semua kuman itu, dan Anda bisa jatuh sakit," katanya kepada The Cut.
"Ada begitu banyak infeksi yang terjadi di sekitar tahun ini, dari bakteri ke virus ke flu. Tapi selain itu, mengingat sekarang kita memiliki coronavirus ini, ada lebih banyak alasan untuk tidak menggigit kuku Anda," ungkapnya.
Nutrisi Baik bagi Para Senior yang Bisa Tingkatkan Imun Tubuh
Berita dan kabar terkait Covid-19 kini menjadi perbincangan hangat secara global. Orang berusia lanjut menjadi salah satu kelompok yang rentan terkena paparan virus Corona, terlebih secara fisik dan daya tahan tubuh mereka sudah tak prima.
Dilansir dari WebMD, seorang yang telah lanjut usia akan lebih mungkin jatuh sakit karena tidak hanya memiliki sistem kekebalan yang semakin sedikit seiring bertambahnya usia, melainkan sel-sel juga mulai saling tidak berkomunikasi. Sehingga lansia akan membutuhkan waktu lebih lama untuk bereaksi terhadap kuman atau virus berbahaya.
Senada dengan hal tersebut, Medical Marketing Manager Kalbe Nutritionals dr Adeline Devita mengatakan proses menua yang dialami setiap orang dapat mempengaruhi status gizi pada masa tua.
"Orang tua memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit karena mereka cenderung telah memiliki penyakit degeneratif, dan daya tahan tubuh mereka semakin lemah untuk memerangi virus," ujar dr Adeline kepada detikHealth baru-baru ini.
Meskipun demikian, orang berusia lanjut tetap bisa meningkatkan imunitas tubuhnya dengan asupan nutrisi lebih termasuk asupan protein yang baik untuk meningkatkan imunitas tubuh.
Menurut dr Adeline, asupan zat gizi pada para senior seperti protein, asam lemak omega 3 & 6, vitamin D, magnesium, kalsium, dan air putih perlu ditingkatkan agar tetap sehat dan dapat beraktivitas dengan baik.
"Pada kebutuhan protein khususnya beberapa penelitian merekomendasikan kebutuhan protein lansia ditingkatkan 12-14% dari kebutuhan untuk orang dewasa dikarenakan penggunaan protein oleh tubuh telah berkurang, disebabkan pencernaan dan penyerapannya kurang efisien," lanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar