Prediksi virus Corona dalam laman Singapore of University Technology and Design (SUTD) Data-Driven Innovation Lab, menunjukkan virus Corona COVID-19 baru akan berakhir di Indonesia pada 28 Oktober mendatang. Prediksi yang diperbaharui pada 7 Mei ini kembali mundur dari perkiraan sebelumnya yaitu 23 September 2020.
Selain Indonesia, SUTD juga memprediksi negara lainnya dengan menggunakan artificial intelligence (AI) yang berbasis pada model matematika tipe susceptible-infected-recovered (SIR). Model SIR ini diregresikan dengan data dari berbagai negara untuk memperkirakan kurva siklus hidup pandemi.
Meski begitu, dalam laman resminya, SUTD menekankan bahwa situsnya menyajikan hasil riset independen dan data prediksi ditujukan hanya untuk penelitian dan pendidikan. Untuk itu, pembaca harus berhati-hati dalam membaca hasil prediksi tersebut.
Selain itu, beberapa penelitian lain juga tak ada yang pasti menyebut akhir COVID-19. Ada yang menyebut akhir April kemarin, Mei, Juni, hingga Jokowi yang menyebut COVID-19 selesai akhir tahun.
Namun di tengah ketidakpastian kapan pandemi berakhir, yang terpenting dilakukan untuk menekan penyebaran COVID-19 adalah dengan menjalankan imbauan WHO maupun pemerintah. Mulai dari tinggal di rumah aja, memakai alat pelindung diri (APD) seperti masker saat keluar rumah, tidak mudik, dan lain sebagainya.
Untuk kebutuhan APD, kamu bisa mendapatkan melalui e-Catalogue Transmart. Sebab Transmart telah menyetok ulang berbagai APD, seperti masker N95, thermo gun, hand sanitizer, hingga topi dengan face shield atau dikenal topi anti Corona.
Semua produk tersebut bisa kamu dapatkan lewat e-Catalogue Transmart yang langsung bisa diakses melalui aplikasi detikcom. Caranya mudah, yaitu dengan mengklik menu 'Layanan' kemudian pilih Transmart. Promo ini berlangsung mulai dari 15 Mei hingga 28 Mei 2020.
Bila Nanti Sudah Ada Vaksin Corona, Siapa yang Akan Dapat Duluan?
Saat ini ilmuwan di seluruh dunia dari berbagai instansi tengah berlomba-lomba menciptakan vaksin untuk virus Corona COVID-19. Terkait hal tersebut, muncul pertanyaan bagaimana nanti pola distribusinya bila vaksin sudah berhasil diciptakan? Siapa yang akan dapat duluan?
Beberapa waktu lalu salah satu raksasa perusahaan farmasi Prancis, Sanofi, berkomentar akan mendahulukan Amerika Serikat (AS) karena dianggap sebagai pendana utama.
Hal ini langsung dikritik oleh Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe yang menyebut akses terhadap vaksin Corona adalah hak semua orang.
Akhirnya pihak Sanofi menarik kembali pernyataannya dan secara hati-hati menyebut bahwa vaksin akan diusahakan tersedia untuk AS, Prancis, dan Eropa.
"Vaksin COVID-19 sudah jadi barang kebutuhan dunia yang sudah seharusnya bisa diakses secara setara dan universal," kata juru bicara Uni Eropa, Stefan de Keersmaecker, seperti dikutip dari BBC, Sabtu (16/5/2020).
Masalah vaksin dianggap memang jadi salah satu topik sensitif di dunia. Banyak lembaga berusaha mengembangkannya namun tidak semua berpartisipasi secara global.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar