Jumat, 15 Mei 2020

Salut! Pensiunan Dokter dan Perawat Ikut 'Bertempur' Lawan Virus Corona

 Saat dr Judy Salerno, pensiunan dokter yang berusia 60-an mendapat kabar bahwa Departemen Kesehatan New York sedang mencari pensiunan dokter untuk menjadi sukarelawan dalam menanggulangi krisis virus corona, ia tak ragu dan langsung mendaftarkan diri.
"Saat saya melihat apa yang terjadi di New York City, tempat saya tinggal, saya berpikir jika saya dapat menggunakan keterampilan saya dalam beberapa cara, saya akan ikut membantu," katanya dikutip dari NPR.

Setelah pensiun dari praktik klinis, dia adalah presiden dari The New York Academy of Medicine, yang melakukan advokasi kesehatan masyarakat.

Namun karena usianya, Salerno termasuk kelompok usia rentan yang terkena penyakit serius jika tertular. "Tapi saya merasa sehat. Saya bekerja penuh waktu, saya tidak punya faktor risiko lain, jadi saya perlu ada di sana jika diperlukan - ini penting bagi saya," ujarnya kemudian.

Pakar kesehatan masyarakat Amerika Serikat juga menyebut adanya kekurangan tenaga kesehatan di banyak tempat karena COVID-19 terus meningkat. Lalu jika petugas kesehatan berjuang merawat pasien yang sakit tanpa pelindung yang cukup, mereka akan terinfeksi dan jatuh sakit pula.

Sementara itu, di Inggris, otoritas kesehatan menyebut sekitar 65 ribu mantan dokter dan perawat dipanggil kembali untuk bekerja dan mengatasi pandemi virus corona.

Hal ini dilakukan setelah NHS Inggris membuat kesepakatan dengan rumah sakit swasta untuk menyediakan 20 ribu staf yang memenuhi syarat dan 8 ribu tempat tidur. Kebijakan ini diambil setelah jumlah kematian virus corona di Inggris naik menjadi 233 orang.

Di antaranya, 53 kematian terbaru di Inggris adalah orang berusia 41 hingga 94 yang memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya.

Seorang Remaja Dinyatakan Positif Usai Menghadiri 'Pesta Virus Corona'

Setidaknya satu orang di Kentucky, Amerika Serikat, terinfeksi COVID-19 setelah ikut dalam 'pesta virus corona' yang diadakan oleh sekelompok remaja dan dewasa muda. Para pengunjung pesta tersebut sengaja berkumpul dan berpikir mereka tidak terkalahkan dan sengaja menentang pedoman negara untuk mempraktikkan social distancing.
"Ini membuat saya sangat marah. Kita harusnya bisa bertindak lebih baik," kata Gubernur Kentucky, Andy Beshear, dikutip dari CNN.

Beshear menegaskan tidak boleh ada sekelompok orang yang mengadakan acara kumpul-kumpul bahkan berpesta ditengah pandemi virus corona. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) juga telah merekomendasikan tidak boleh ada pertemuan yang dihadiri lebih dari 10 orang.

"Kami berjuang untuk kesehatan bahkan nyawa orang tua dan nenek kami. Jangan terlalu percaya diri untuk sengaja pergi dan mengekspos dirimu pada sesuatu yang dapat membunuh orang lain," tegasnya.

"Kita harus jauh lebih baik dari itu. Kita semua bertugas dan bertanggungjawab saling melindungi satu sama lain dan tidak bisa ada orang yang melakukan hal-hal seperti ini (berpesta-red)," sambungnya.

Meski diselimuti emosi, Beshear juga berbicara tentang pengampunan dan memaafkan orang-orang yang mengadakan pesta tersebut.

Saat ini di Amerika Serikat, CDC menyebut dewasa muda antara usia 20-44 tahun merupakan 20 persen kasus virus corona. Mereka memperingatkan bahwa kondisi serius juga bisa terjadi di kelompok muda meski kematian sebagian besar terjadi pada lansia.

Di negara bagian New York, lebih dari setengah kasus COVID-19 atau sekitar 53 persen terjadi di antara kelompok usia 18-49 tahun. Sejauh ini di Amerika Serikat, lebih dari 62.000 orang telah dites positif terkena virus corona dan setidaknya 869 telah meninggal,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar