Sebanyak 28 orang di Tambora, Jakarta Barat, berstatus orang dalam pemantauan (ODP). Penyebabnya, mereka mengikuti salat Tarawih dipimpin imam musala yang sehari sebelumnya telah dinyatakan positif virus Corona COVID-19.
"Iya (28 jemaah berstatus ODP)," jelas Camat Tambora Bambang Sutama saat dihubungi detikcom, Rabu (13/5/2020).
Menanggapi hal ini, dr Heri Munajib dari Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) mengatakan di tengah pandemi Corona seperti ini sebaiknya beribadah di rumah saja untuk mencegah terjadinya penyebaran virus Corona. Namun jika tetap memaksa untuk melakukan salat berjemaah di masjid, ada beberapa hal yang harus dipatuhi.
"Kalau memang itu masjidnya besar, beberapa masyarakat tertentu yang boleh melaksanakan salat di tempat itu adalah orang yang tinggal di sekitar masjid itu, di mana tidak ada riwayat perjalanan ke luar kota atau dalam kondisi fit," kata dr Heri kepada detikcom, Rabu (13/5/2020).
"Kalau dia batuk, pilek sudah langsung tidak usah salat di di masjid," lanjutnya.
dr Heri juga menegaskan penggunaan masker, menjaga kebersihan tangan, dan tetap menjaga jarak tetap harus diperhatikan selama menjalani salat berjemaah di masjid. Menurutnya, masyarakat tidak perlu khawatir pahala akan berkurang apabila mengenakan masker saat melaksanakan salat.
"Dalam segi agama menggunakan masker pada saat salat itu masih diperbolehkan. Karena sekarang sedang (keadaan) darurat, maka diperbolehkan dan tidak mengurangi khusyuk atau pahala salat," ujarnya.
Namun, sekali lagi dr Heri mengimbau masyarakat sebaiknya untuk saat ini lebih memilih beribadah di rumah demi menjaga kesehatan bersama serta mencegah penyebaran virus Corona.
"Kalau kita sehat, ibadah nggak ada masalah. Tapi kalau kita sakit kan ibadah juga jadi masalah karena merepotkan yang lain," tuturnya.
Buka Puasa dengan Kulit Ayam Goreng? Ini Caranya Agar Tak Kebanyakan Lemak
Hidangan serba digoreng sangat menarik perhatian saat buka puasa, tak terkecuali kulit ayam. Dari semua bagian ayam yang bisa dimakan, kulit ayam adalah favorit banyak orang. Apalagi bila diolah dengan cara digoreng. Itulah mengapa beberapa gerai makanan cepat saji belakangan ini mengeluarkan menu baru, yaitu chicken skin atau kulit ayam goreng.
Meski rasanya sangat enak, sebetulnya sehat atau tidak makan kulit ayam goreng untuk buka puasa? Dikutip dari laman South China Morning Post, kulit ayam sebetulnya asupan yang bergizi.
Kulit ayam umumnya mengandung lemak tidak jenuh yang baik untuk kesehatan tubuh. Lemak ini bisa menekan risiko kenaikan tekanan darah dan kadar kolesterol jahat. Namun kulit ayam sebaiknya memang tidak dikonsumsi terlalu banyak.
"Boleh konsumsi namun sedikit saja. Kulit mengandung lebih banyak asam lemak omega 6 daripada bagian ayam lainnya. Konsumsi Omega 6 dalam bentuk tak jenuh terlalu banyak meningkatkan risiko radang, gangguan pembuluh darah, diabetes, asma, kanker, dan gangguan sendi," kata nutrisionis Sheena Smith dari Integrated Medicine Institute.
Kulit ayam yang sudah menempel pada daging bisa dikonsumsi tanpa perlu dibuang. Namun Kulit ayam jangan dikonsumsi sendiri karena berisiko makan lebih banyak daripada kebutuhan tubuh. Apalagi bila kulit ayam diolah dengan terlalu banyak garam, gula, dan lemak.
Konsumsi kulit ayam tunggal yang diolah dengan terlalu banyak garam, gula, dan lemak berisiko meningkatkan berat badan dan lingkar pinggang. Seiring kenaikan berat badan maka risiko mengalami penyakit darah tinggi, jantung dan diabetes ikut meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar