Jumat, 17 April 2020

Studi Sebut Anjing Liar yang Makan Kelelawar Jadi Awal Pandemi Corona

Hingga kini awal mula kemunculan virus Corona masih menjadi perdebatan panjang. Namun baru-baru ini seorang ahli mengungkap terjadinya pandemi virus Corona memiliki kaitan erat dengan anjing liar.
Mengutip Sky News, Profesor Xuhua, Xia, dari Departemen Biologi di Universitas Ottawa, Kanada, mengatakan anjing liar yang memakan daging kelelawar menjadi inang perantara virus Corona baru hingga menyebabkan penyakit COVID-19.

Hasil studinya menunjukkan virus Corona COVID-19 yang berasal dari kelelawar menginfeksi usus anjing kemudian bermutasi sebelum menular ke manusia.

Meski begitu ia mengatakan manusia dan mamalia seperti anjing dapat melawan infeksi dengan senyawa proteinantivirus. Senyawa inilah yang bisa menghentikan adanya replikasi atau penggandaan virus.

Pada saat yang bersamaan wilayah DNA bernama dinukleotida CpG memerintah sistem kekebalan tubuh untuk menyerang virus. Namun virus Corona yang memiliki strain tunggal dapat menghindar dari pertahanan tubuh dengan mengurangi konsentrasi CpG.

Dalam penelitiannya, Prof Xia menganalisis genom betacoronavirus, salah satu genus virus Corona. Diketahui, genus ini memiliki empat garis keturunan atau subgenus, anggotanya termasuk MERS-CoV, SARS-CoV, dan SARS-CoV-2.

Hasil analisis genom mengungkap bahwa SARS-CoV-2 dan kerabat terdekatnya, salah satu jenis virus Corona dari kelelawar, ternyata memiliki jumlah CpG terendah di antara anggota genus betacoronavirus lainnya. Hanya genom dari canine coronavirus (CCoV) yang menginfeksi anjing yang memiliki nilai CpG serupa.

Studi yang terbit di jurnal Molecular Biology and Evolution ini pun memaparkan bahwa reseptor seluler untuk virus Corona SARS-CoV-2 secara luas diekspresikan dalam sistem pencernaan manusia.

"Ini konsisten dengan interpretasi bahwa CpG rendah di SARS-CoV-2 diperoleh dari leluhurnya yang berkembang dalam sistem pencernaan mamalia. Interpretasi ini semakin dikuatkan oleh laporan baru-baru ini bahwa sebagian besar pasien COVID-19 juga menderita gangguan pencernaan," jelas peneliti dalam makalahnya.

"Faktanya, 48,5 persen (pasien) ditampilkan dengan gejala pencernaan sebagai keluhan utama mereka," lanjutnya.

Prof Xia mengatakan, penelitiannya menunjukkan urgensi untuk memantau virus Corona pada anjing liar dalam perang melawan wabah SARS-CoV-2. Namun, Profesor James Wood, Kepala Departemen Kedokteran Hewan dan peneliti dalam dinamika infeksi di Universitas Cambridge tidak yakin pada hasil penelitian tersebut.

"Ada terlalu banyak kesimpulan dan terlalu sedikit data langsung. Saya tidak melihat apa pun dalam makalah ini untuk mendukung anggapan ini dan saya khawatir bahwa makalah ini telah diterbitkan dalam jurnal ini," katanya.

"Saya tidak percaya bahwa setiap pemilik anjing harus khawatir karena hasil dari penelitian ini," tutupnya.

Imbas Corona, Pasangan Asal Inggris Terpaksa Tinggal di Hutan

Sepasang suami istri asal Bolton, Inggris, terpaksa harus tinggal di hutan karena kehilangan rumah dan pekerjaan akibat pandemi virus Corona COVID-19.
Dikutip dari Mirror, sepasang suami istri itu bernama Ashley Khan dan Katie Bland, mereka sebelumnya bekerja sebagai pelukis dan dekorator. Namun pandemi virus Corona yang tak kunjung membaik membuat mereka kehilangan pekerjaan dan diusir dari rumah sewanya.

"Saya sedang bekerja, tetapi situasi virus Corona terjadi dan itu membuat saya menjadi pengangguran," kata Ashley.

"Saya telah membayar uang sewa kepada pemilik rumah, tetapi ketika uang itu diterima mereka justru meminta kami untuk pergi," lanjutnya.

Sementara orang-orang berlindung diri di dalam rumah selama pandemi virus Corona, Ashley dan Katie justru harus tinggal di sebuah kamp di daerah Rivington yang jauh dari pusat kota Bolton. Namun sesekali mereka harus tetap pergi ke kota untuk membeli persediaan bahan makanan agar bisa bertahan hidup.

Sayangnya, suatu ketika saat mereka pulang dari kota untuk membeli bahan makanan, Ashley dan Katie harus melihat tendanya telah dirusak oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Bahkan semua pakaian milik Katie dicuri oleh orang tersebut.

"Kami telah mencoba menyembunyikannya dengan ranting-ranting. Mungkin seseorang melihatnya dan menemukannya, ketika kami kembali itu sudah dirobek dan seseorang telah mencuri semua pakaian katie," jelas Ashley.

Katie pun mengaku kini ia hanya memiliki satu-satunya pakaian yang saat ini sedang dikenakannya. Pasangan itu pun saat ini harus berkelana ke berbagai tempat, karena mereka sudah tidak punya tenda lagi untuk dijadikan tempat tinggal.

"Kami harus membawa semua yang masih kami miliki, sehingga itu benar-benar membuat kami tidak nyaman. Terlebih kami tidak memiliki ransel yang layak," tutur Katie.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar