Selasa, 28 April 2020

Puasa Bikin Ngantuk Saat WFH? Ini 5 Tips untuk Mencegahnya

Saat puasa, waktu untuk tidur akan berkurang dari biasanya. Hal ini membuat mata kita di jam-jam pagi menjelang siang ingin tertutup dan kembali ke alam mimpi.
Namun, di jam-jam tersebut kita masih disibukkan dengan pekerjaan alias work from home (WFH), yang sekarang harus dilakukan di rumah karena pandemi Corona. Tentu bisa membuat kita kurang fokus saat bekerja.

Tak hanya di pagi hari, di jam 14.00-17.00, mata pun akan lebih terasa ngantuk, karena kadar gula darah saat itu sudah mulai menurun dalam tubuh. Agar tak mengantuk saat WFH, detikcom telah merangkum berbagai tips untuk mencegahnya seperti berikut.

1. Yuk bergerak!
Saat ngantuk dan berdiam diri membuat mata akan semakin berat yang akhirnya bisa menutup perlahan hingga tertidur. Supaya itu tidak terjadi, usahakan bangun sejenak dari duduk untuk sekedar melakukan peregangan atau berjalan.

Dikutip dari WebMD, sebuah penelitian yang dilakukan seorang profesor di California State University, Robert Thayer, PhD menemukan dengan 10 menit berjalan, bisa meningkatkan energi selama dua jam. Ini karena dengan berjalan bisa memompa oksigen melalui pembuluh darah, otak, dan otot.

2. Alihkan pandangan sejenak
Fokus terlalu lama pada gadget saat bekerja bisa membuat mata lelah dan semakin menambah rasa ngantuk. Cara mengatasinya, coba alihkan sejenak pandangan mata kamu dari situ selama beberapa menit secara berkala, untuk menenangkan mata.

3. Tidur siang sebentar
Ketika mata tidak bisa kompromi saat bekerja, nggak ada salahnya kok untuk tidur siang sebentar. Menurut pakar kesehatan Brad Stulberg dan Steve Magness, tidur siang bisa membuat otak beristirahat.

Itu bermanfaat agar konsentrasi dan energi pada otak kembali pulih, sehingga bisa lebih fokus, produktif, dan kreatif. Tapi ingat, waktu untuk tidur tidak lebih dari setengah jam, kira-kira 15-20 menit.

4. Bekerja di tempat yang terang

Saat bekerja, coba cari tempat yang terpapar cahaya. Menurut sebuah penelitian, paparan cahaya bisa mengurangi ngantuk dan meningkatkan kewaspadaan kita.

Sebaliknya, jika bekerja selama WFH di tempat yang minim cahaya, bukannya kerja malah keterusan tidur.

5. Berolahraga
Tidak hanya bagus untuk kesehatan tubuh, olahraga juga bisa mengatasi ngantuk lho. Tapi, saat berpuasa dianjurkan untuk berolahraga setelah berbuka atau sahur.

Para peneliti Universitas Georgia menganalisis 70 studi, hasilnya olahraga sangat efektif dalam meningkatkan energi dan mengurangi kelelahan di siang hari. Selain itu, olahraga ini juga bisa meningkatkan kualitas tidur lho.

Prediksi Bermunculan, Apa Saja Tandanya Wabah Corona Sudah Selesai?

Belakangan ini, beragam prediksi terkait akhir dari wabah Corona di Indonesia bermunculan. Disebutkan mulai dari akhir April menuju Mei, atau antara Mei hingga Juni, Juli, bahkan akhir tahun.
Kasus sembuh Corona di Indonesia setiap harinya pun mengalami peningkatan. Lalu sebenarnya bagaimana sih tanda wabah Corona bisa dikatakan sudah selesai?

Guru besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Prof dr Ascobat Gani, MPH, DrPH, menjelaskan wabah Corona baru bisa dikatakan menurun atau selesai jika laporan kasus positif Corona lebih sedikit dibandingkan kasus sembuh.

"Penambahan kasus sembuh lebih banyak dari kasus positif. Misalnya kan tiap hari dapat kasus baru nih, misalnya 100, tapi ada penambahan kasus sembuh 500, ya turun kita, menyembuhkan ini yang penting," ungkapnya saat dihubungi detikcom Selasa (27/4/2020).

"Jadi belum selesai, kita masih flat, mudah-mudahan besok atau lusa menurun, banyak orang sembuh, walaupun ada kasus baru kalau yang sembuh lebih banyak ya turun kita lama-lama kan (selesai)," lanjutnya.

Meski begitu, menurut Prof Ascobat, wabah Corona tidak bisa menurun secara drastis. Disebutnya, setiap wabah pun mengalami hal yang sama.

"Nah umumnya nurunnya itu nggak drastis, semua wabah itu wabah apapun, malaria, DBD, misalnya sehari 100, besok jadi 5, nggak ada itu," katanya kembali menegaskan.

"Dia turun pelan-pelan, jadi landai, kalau malaria kan biasanya 2 bulan. Nah kita nggak tahu ini COVID-19 apakah 3 bulan, 4 bulan, skenario kita buat proyeksinya itu, kita bisa turunkan ini kalau masyarakat patuh, itu saja," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar