Pemerintah pada hari Rabu (22/4/2020) mengumumkan total kasus positif virus Corona COVID-19 di Indonesia menjadi 7.418 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 635 di antaranya meninggal dunia sementara 913 orang lain dinyatakan sembuh.
"Konfirmasi positif sebanyak 283, sehingga jumlahnya menjadi 7.418. Kasus sembuh bertambah 71 orang, sehingga akumulasinya menjadi 913 orang. Kasus meninggal bertambah 19 orang, sehingga akumulasinya menjadi 635," kata juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona, Achmad Yurianto, dalam konferensi pers yang disiarkan BNPB, Rabu (22/4/2020).
Dengan data tersebut artinya tingkat kematian atau case fatality rate (CFR) virus Corona di Indonesia saat ini ada di angka 8,56 persen. Terjadi sedikit penurunan dari hari Senin kemarin yang angkanya 8,72 persen.
Data yang dihimpun oleh Research Center Johns Hopkins University menunjukkan rata-rata CFR wabah Corona di dunia saat ini ada di angka 6,91 persen.
Amerika Serikat (AS) masih ada di urutan pertama sebagai negara dengan jumlah kasus Corona terbanyak yaitu 823.786 kasus. Berikutnya adalah Spanyol sebanyak 204.178 kasus dan Italia 183.957 kasus.
Sebagai perbandingan AS memiliki CFR Corona 5,44 persen, Spanyol 10,42 persen, dan Italia 13,39 persen.
7 Alasan Bersyukur Tinggal di Planet Bumi
Hari ini 22 April adalah hari Bumi, planet yang sungguh sempurna untuk makhluk hidup termasuk manusia. NASA pun menyebutkan beberapa alasan kenapa manusia harus tak henti bersyukur tinggal di planet ini.
Dihimpun detikInet, Rabu (22/4/2020) berikut daftarnya.
1. Bisa Bernapas Leluasa
Bernapas dengan oksigen di Bumi tampak seperti peristiwa biasa saja. Akan tetapi planet ini satu-satunya yang memungkinkan makhluk hidup menghirup udara bersih dengan bebas. Coba lihat seperti apa kondisinya di Planet Mars.
"Tanpa kostum antariksa yang menyediakan dukungan untuk hidup, manusia harus menghirup karbondioksida di sana, gas beracun yang biasanya kita keluarkan sebagai buangan. Selain itu, atmosfer tipis di Mars (100 kali lebih tipis dari Bumi), dan tiadanya medan magnet global akan membuat kita rentan terhadap radiasi berbahaya yang merusak sel dan DNA, gravitasi rendahnya pun akan memperlemah tulang kita," tulis Stacy Tiedeken dari Goddard Space Flight Center.
2. Tanah Solid untuk Berpijak
Bumi diberkati dengan permukaan solid. Ilmuwan NASA pun membandingkan dengan Matahari. Jika mencoba berdiri di permukaan Matahari yang terlihat, disebut sebagai photosphere, Anda akan langsung jatuh 330 ribu kilometer menuju lapisan plasma sangat terkompresi. Belum lagi tekanan di sana 4,5 juta kali lebih kuat dari titik terdalam samudera di Bumi.
"Bersiaplah untuk jatuh dengan cepat, karena gravitasi Matahari 28 kali lebih kuat dari Bumi," sebut Miles Hatfield, penulis sains di NASA. Jangan lupakan pula betapa panasnya Matahari. Temperatur di photosphere mencapai 5.500 derajat Celcius, 10 kali lebih panas dari lava dan itu pun bukan area terpanas di bintang tersebut.
3. Musim-musim yang Rutin Berganti
Sejak permulaan sejarah, manusia merayakan pergantian musim di Bumi yang tidak pernah berhenti. Bandingkan dengan kondisi di planet Venus yang tidak punya musim dan begitu panasnya walaupun mungkin di masa silam, Venus pernah punya kondisi seperti di Bumi.
"Planet tetangga kita itu atmosfernya begitu tebal, 55 kali lebih padat dari Bumi, membuat Venus suhunya 465 derajat Celcius sepanjang tahun, lebih panas dari oven paling panas sekalipun. Atmosfer itu juga menghalangi langit, tidak mungkin melihat bintang dari permukaannya," tulis Lonnie Shekhtman, penulis sains NASA.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar