Selasa, 28 April 2020

Tol Langit Jadi Harapan dr Lie untuk RS Apung

Sosok dr Lie Dharmawan yang terkenal lewat Rumah Sakit Apung (RSA) atau rumah sakit kapal mengatakan Palapa Ring menjadi suatu hal yang telah lama ia dan tim dambakan. Beberapa waktu lalu, pria kelahiran Kota Padang, 16 April 1946 ini mengatakannya kepada detikINET.
"Tol langit tentunya ini yang kami harapkan juga karena dengan tol langit di era digitalisasi sekarang kita bisa berhubungan satu dengan yang lainnya real time. Dan juga, kalau ada persoalan yang dihadapi salah seorang anggota kami yang berada di atas kapal nun jauh di sana itu bisa terhubung dengan kantor pusat baik itu persoalan medis atau persoalan teknis pun persoalan cuaca," ucapnya.

Apalagi, ketika mengarungi lautan dengan kapal miliknya, dr Lie dan tim mengandalkan sinyal untuk dapat melakukan telemedicine baik dengan dokter spesialis atau dengan para pasien. Nah untuk penyediaan sinyal itulah dr Lie mendambakan adanya tol langit, di samping teknologinya yang kurang mereka pahami, harga untuk mengadakannya juga tidaklah murah.

"Telemedicine itu adalah salah satu teknik di mana yang paling gampang, paling simpel, angkat HP kita lalu kita telepon dokter yang bertugas menceritakan keluhan kita dan menunggu saran dan nasehat dokter itu. Atau pun ada dokter kita yang ada di atas kapal menemukan satu kasus yang sulit yang mungkin tidak dapat ditanganinya, dia akan bisa bertanya kepada dokter yang lebih senior di pusat," tuturnya.

"Ini sesuatu yang kami dambakan dan komunikasi ini tidak hanya verbal tapi dengan teknologi sekarang kita bisa bikin video juga sehingga kita bisa langsung berhadapan dengan persoalan yang dihadapi anggota kita yang sedang bertugas," sambung dr Lie.

Virus Corona Bisa Menular Lewat Ponsel, Fakta atau Mitos?

Banyak informasi simpang siur yang beredar, terlebih ketika dua orang WNI dikonfirmasi positif virus corona (COVID-19). Salah satunya adalah ponsel yang kerap disebut sebagai salah satu penyebab penularan corona virus.
Bisakah itu terjadi? Tentu saja jawabannya harus bersumber dari seorang ahli kesehatan. detikINET membahas ini bersama dr Lie Agustinus Dharmawan, PhD, SpB, SpBTKV, dalam diskusi hangat di salah satu rumah sakit apung milik DoctorShare, di Pluit, Jakarta Utara.

Menurutnya memungkinkan saja corona tertular lewat ponsel dalam kondisi atau situasi tertentu. Jadi, tidak begitu saja ponsel dapat menyebarkan corona.

"Iya (bisa menular --red) dia bisa hidup di mana-mana. Itu ditularkan melalui percikan air liur, bersin gitu 'hatchi!' lalu lagi megang handphone lalu handphone-nya dikasihkan ke orang. Lalu pegang mata, masuklah dia ke matanya. Atau pegang hidungnya lalu masuklah virus ini dari lubang hidungnya masuklah ke paru-paru. Atau lewat makanan," jelasnya.

Kenali Virus Corona

Kepada kami, dr Lie yang kerap disapa dengan sebutan 'Papi' menjelaskan bahwa virus adalah makhluk yang sangat kecil, bahkan lebih kecil dari bakteri dan tidak punya sel. Karena itu mereka butuh inang untuk hidup di dalam selnya.

"Kalau mereka di manusia, tubuh manusia kuat sehat, mereka tidak bisa masuk. Mereka akan mati. Dinamakan corona karena mereka seperti mahkota, crown. Mereka biasanya hidup di saluran pernapasan. Kalau tubuh kita kuat virus akan dimakan oleh sel darah putih kita," tutur dr Lie.

Ia menambahkan yang terpenting adalah menjaga daya tahan tubuh. Ia mencoba membandingkan dengan berbagai macam virus yang menghantui setiap harinya seperti demam berdarah dengue atau virus hepatitis.

"Setiap tahun ada orang yang meninggal karena HIV/AIDS, ada berapa ratusan ribu. Kita harus waspada iya, tapi menjadi parno nggak usahlah berlebihan. Beli-beli beras, memang mau dipakai untuk hidup seratus tahun?," kata dr Lie.

"Jadi itulah mengapa kami para dokter menyarankan untuk menjaga higienitas, kebersihannya dijaga. Jangan takut, ketakutan berlebih itu yang membunuh kita," tandasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar