Rabu, 22 April 2020

WHO Jawab Tudingan Corona Hasil Rekayasa di Laboratorium

 Baru-baru ini beredar ragam teori soal virus Corona yang sebenarnya tak berasal dari kelelawar melainkan rekayasa dari laboratorium. Namun hal ini dibantah tegas oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Pada tahap ini, sangat tidak mungkin untuk menentukan secara tepat asal muasal virus yang menyebabkan pandemi COVID-19. Kendati demikian, semua bukti-bukti menunjukkan virus tersebut berasal dari hewan dan tidak dimanipulasi atau dibuat. Virus itu kemungkinan besar dibawa oleh kelelawar," jelas juru bicara WHO, Fadela Chaib, dalam jumpa pers di Jenewa, Swiss, dikutip dari CNN pada Rabu (22/4/2020).

"Banyak ahli sudah melihat sifat genom virus tersebut, dan mereka menemukan bukti hal itu bertentangan dengan klaim yang menyatakan virus tersebut direkayasa di laboratorium," lanjut Chaib.

Muncul pula anggapan lain terkait WHO yang menyembunyikan informasi pandemi virus Corona ini. Namun Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan tidak ada yang dirahasiakan sejak hari pertama virus Corona mulai merebak.

Sebelumnya, Donald Trump, Presiden Amerika Serikat, pun menilai WHO bias terhadap informasi rekomendasi yang keliru terkait penyebaran virus Corona COVID-19. Menurutnya WHO terkesan membela China dan lambat dalam menangani wabah Corona yang sudah menginfeksi lebih dari 2,4 juta orang di seluruh dunia. Ia pun diketahui menghentikan sementara bantuan dana untuk WHO.

Cerita Wali Kota Bogor Bima Arya Soal Kondisinya Pasca Sembuh dari Corona

 Wali Kota Bogor Bima Arya buka suara mengenai kondisinya pasca sembuh dari infeksi virus Corona. Setelah dinyatakan positif pada Maret lalu, ia menjalani perawatan dan kurang lebih dua minggu setelahnya dinyatakan sembuh dari COVID-19. Meski demikian, ia merasa kondisinya belum sembuh benar.
"Setelah 22 hari di RS dan ini hari ke-10 di rumah. Alhamdulilah dengan segala perjuangan, dengan penuh cobaan, sudah secara resmi dinyatakan sehat karena hasilnya negatif. Tapi terus terang saya merasa kondisinya masih 90 persen, belum 100 persen, masih agak-agak lemas sedikit," tutur Bima Arya dalam sesi olahraga daring yang diselenggarakan Idea Run, Rabu (22/4/2020).

Bima Arya juga menceritakan kisahnya saat harus dirawat di rumah sakit karena COVID-19. Tak hanya batuk, ia juga mengalami beberapa gejala lain meski diagnosanya adalah mild atau gejala ringan-sedang COVID-19.

"Hari-hari pertama di rumah sakit memang penuh perjuangan, mual, nggak nafsu makan, lemas, batuk-batuk, badan sedikit demam. Tapi setelah seminggu, setelah berjuang untuk paksa makan, berjuang untuk bisa istirahat, badan agak enakan," paparnya kemudian.

Saat diisolasi dan menjalani pemulihan di RSUD Kota Bogor, Bima Arya menyebut hal yang paling membantunya pulih dengan cepat adalah berolahraga. Minggu kedua di rumah sakit, Bima Arya mulai berjemur melakukan latihan seperti push-up, squat jump, dan plank.

"Itu yang menurut saya membuat agak nyaman ya. Jadi setiap habis exercise di kamar rumah sakit, badan keringatan, jadi kerasa hormon endorfin yang memproduksi rasa happy, rasa nyaman, menurut saya ngaruh banget," terangnya.

Meski sudah dinyatakan pulih, ia masih harus recovery selama seminggu ke depan. Untuk mempercepat penyembuhannya, sebisa mungkin Bima Arya berolahraga di rumah setiap hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar