Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membahas permasalahan alat kesehatan penanganan virus Corona (COVID-19) yang dialami negara-negara terdampak. Selain masalah ventilator, Jokowi dan Trump juga membahas alat pelindung diri (APD) dan masker medis.
Dikutip dari keterangan pers Sekretariat Presiden (Setpres), Sabtu (25/4/2020), pembahasan penanganan COVID-19 digelar lewat sambungan telepon pada Jumat (24/4) malam. Jokowi menyampaikan apresiasinya atas kerja sama Pemerintah Indonesia dan Pemerintah AS dalam upaya penanganan COVID-19.
Keduanya juga bertukar pikiran mengenai upaya mengatasi kekurangan APD, ventilator, dan masker. Mengenai ventilator, Trump menjelaskan mengenai upaya pembuatan ventilator di negaranya dan menyampaikan akan mengirim ke Indonesia apabila sudah siap. Kerja sama ini akan ditindaklanjuti oleh tim masing-masing negara.
"Indonesia adalah negara penting bagi Amerika Serikat. Kita harus tingkatkan terus kerja sama kedua negara," ujar Trump.
Selain itu, Jokowi dan Trump juga sepakat untuk memperkuat kemitraan di bidang perdagangan dan ekonomi setelah masa pemulihan ekonomi pasca COVID-19.
Sebelum pembicaraan melalui telepon, Trump telah menulis surat ucapan duka cita atas meninggalnya Ibunda Jokowi.
Menristek: RI Segera Produksi Ventilator Portabel-Siapkan Alat Tes PCR
Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Bambang Brodjonegoro mengatakan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tengah mengembangkan ventilator portabel untuk keperluan penanganan COVID-19. Diharapkan, alat tersebut sudah diproduksi pada akhir April 2020.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tengah melakukan pengujian terhadap ventilator portabel. Jika pengujian prototipe selesai, selanjutnya akan masuk ke proses produksi di PT Len Industri (Persero) dan PT Poly Jaya Medikal.
"Jadi diharapkan 25 April kita bisa mudah-mudahan bisa mendapatkan 200 unit pertama ventilator buatan Indonesia yang dibuat oleh PT Len dan PT Poly Jaya dan didesain oleh tim yang dipimpin BPPT," ujar Bambang seusai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Rabu (15/4/2020).
Selain ventilator portabel, Indonesia akan memproduksi 100 ribu alat tes cepat (rapid test) COVID-19. Bambang menargetkan produksi yang lebih besar lagi.
"Mengenai tes kita ada dua, baik berbasis PCR maupun rapid test. Untuk rapid test, kami sudah laporkan pak presiden, 1,5 bulan atau 6 minggu dari sekarang rencananya sudah ada 100 ribu produksi, 100 ribu unit rapid test yang merupakan hasil kerja sama dari BPPT, UGM, yang kemudian diproduksi PT Hepatika di Yogya," ujar Bambang.
Untuk alat tes polymerase chain reaction (PCR), BPPT bekerja sama dengan startup Nusantic serta PT Bio Farma (Persero) dan akan dilakukan pengujian di Kemenkes serta Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Bambang berharap Indonesia segera memiliki alat tes PCR produksi dalam negeri.
"Sehingga tidak lama lagi kita akan punya PCR test kit yang basisnya adalah virus yang merupakan local transmission atau virus COVID-19 yang terjadi di Indonesia. Jadi bukan yang berasal dari luar. Tentunya ini diharapkan bisa meningkatkan akurasi dari pengujian PCR tersebut," kata Bambang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar