Tim penyelidik yang berasal dari delapan institusi di China dan Amerika Serikat, termasuk Rumah Sakit Umum Tentara Pembebasan Rakyat China di Beijing, dan Universitas California, baru-baru ini melihat data dari 85 pasien yang meninggal setelah menerima perawatan virus Corona.
Seluruh pasien yang diteliti menerima perawatan di Rumah Sakit Hanan atau Rumah Sakit Union, Wuhan, antara 9 Januari hingga 15 Februari 2020. Peneliti kemudian mengungkap serangkaian faktor yang dimiliki sebagian besar pasien yang meninggal.
Hasilnya kemudian dipublikasikan dalam American Journal of Respiratory and Critical Care Medicine pada 3 April 2020. Analisis data berdasarkan usia mengungkapkan bahwa sebagian besar dari 85 kasus adalah orang berusia di atas 50 tahun dengan penyakit kronis yang sudah ada sebelumnya. Rata-rata, 72,9 persen adalah laki-laki dan berusia 65,8 tahun.
"Jumlah terbesar kematian dalam kohort kami adalah pada pria di atas 50 dengan penyakit kronis yang tidak menular," catat para peneliti dikutip dari Medical News Today.
Karena upaya menyelamatkan pasien gagal, data menghimpun bahwa sebagian besar pasien mengalami kegagalan organ. Di antara gejala-gejala yang paling umum diamati, para peneliti percaya timbulnya sesak napas merupakan indikasi bahwa infeksi COVID-19 telah menjadi buruk.
Dalam hal informasi yang berpotensi relevan lainnya, tim peneliti menemukan bahwa 81,2 persen dari individu penelitian memiliki eosinofil yang sangat rendah, atau sejenis sel darah putih, yang merupakan sel imun khusus yang membantu melawan infeksi.
Di antara komplikasi yang dialami pasien saat dirawat di rumah sakit dengan COVID-19, beberapa yang paling umum adalah gagal napas, syok, sindrom gangguan pernapasan akut, dan aritmia jantung, atau detak jantung tidak teratur.
Selain itu, berikut karakteristik penyakit yang dialami oleh pasien yang meninggal:
Gejala: Gejala yang paling umum dialami oleh pasien adalah demam, sesak napas, dan kelelahan.
Komplikasi: Komorbiditas yang paling umum di antara pasien yang meninggal adalah hipertensi, diabetes, dan penyakit jantung koroner. Komplikasi yang dihadapi oleh pasien adalah gagal napas, syok, sindrom gangguan pernapasan akut dan aritmia jantung.
Pengobatan: Pasien gagal merespon kombinasi obat antimikroba, seperti antibiotik, obat antivirus, imunoglobulin intravena dan interferon α2b intravena.
Mulai Banyak yang Meremehkan Corona, Tegur atau Diamkan Saja?
Terlalu lama stay at home karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat banyak orang mulai jenuh, lalu mulai tidak mematuhi protokol pencegahan. Ancaman pandemi virus Corona COVID-19 makin terasa biasa saja.
Celakanya, ketidakpatuhan seseorang tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri. Seseorang yang tidak patuh tersebut bisa saja menjadi media penularan bagi orang lain yang sudah berusaha untuk tidak keluar rumah atau membatasi diri dalam berinteraksi.
Perlukah menegur, dengan risiko dikatakan belagu?
Psikolog klinis dewasa, Arrundina Puspita Dewi, MPsi, mengatakan ada perlunya untuk menegur orang-orang yang menyepelekan aturan seperti PSBB tersebut.
"Ini juga perlu tanamkan pola pikir paling tidak kita sudah berupaya semaksimal mungkin untuk menghindari penyebaran virus dengan mengendalikan perilaku kita. Sadly but true, ada aja orang-orang yg menyepelekan, tapi paling tidak kita sudah berusaha menegur," ujar Arrundina.
Menurutnya, jika memang sudah menegur dan malah mengganggu kita, sebaiknya sementara waktu ia menyarankan untuk tidak berinteraksi terlebih dahulu dengan orang tersebut.
"Memang kesal ketika berinteraksi dengan orang-orang seperti ini, tapi tidak ada yang bisa kita lakukan selain menegur. Kalau memang benar-benar mengganggu kamu, usahakan untuk mengurangi interaksi dahulu dengan mereka," lanjut Arrundina.
Ia juga menjelaskan hal ini dilakukan agar mempunyai mental lebih sehat dalam menghadapi pandemi Corona. Karena kalau kita merasa stres, hal yang bisa terjadi malah berisiko menurunkan imunitas tubuh. Setidaknya diri sendiri sudah menjaga diri dengan baik.
Jadi, lebih baik ditegur atau didiamkan saja?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar