Pengusaha mulai khawatir krisis ekonomi akibat COVID-19 ini menimbulkan kerusuhan seperti 1998. Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menjelaskan kekhawatiran dan keresahan yang dialami oleh pengusaha adalah sesuatu yang beralasan.
Menurut Piter jika upaya pemerintah membantu mereka yang terdampak tidak dilakukan dengan cepat, keresahan bisa berubah menjadi kerusuhan.
"Pemerintah juga perlu mewaspadai adanya upaya orang-orang yang tidak bertanggung jawab memanfaatkan situasi ini untuk kepentingan politik. Atau orang yang memicu kerusuhan dengan memanfaatkan keresahan sosial," kata Piter saat dihubungi detikcom, Sabtu (18/4/2020).
Dia mengungkapkan, solusinya adalah pemerintah harus mempercepat dan memperluas bantuan sosial.
"Jangan sampai keresahan sosial terjadi karena lambatnya bantuan. Jangan biarkan Masyarakat menunggu terlalu lama dan dimanfaatkan kelompok yang tidak bertanggung jawab," imbuh dia.
Baca juga: Pengusaha Khawatir Kerusuhan Seperti 1998 Terulang
Sementara itu peneliti CSIS Fajar B Hirawan menambahkan dalam kondisi seperti sekarang pengusaha di Indonesia memang berhak khawatir dan hal itu terbukti dari mulai terkontraksinya sektor-sektor ekonomi, mulai dari industri manufaktur hingga jasa.
"Gangguan di pasar tenaga kerja juga sudah tampak dan gelombang PHK pun sudah mulai terjadi pada beberapa perusahaan di Indonesia," imbuh dia.
Solusinya adalah pemerintah menjalankan dengan cepat bauran kebijakan fiskal dan moneter secara efektif. STimulus fiskal Rp 405, 1 triliun dan penerbitan pandemic bond untuk pembiayaan adalah langkah awal yang baik untuk meredam krisis akibat COVID-19.
Sebelumnya, CEO Royal Agro Indonesia, Final Prajnanta mengatakan dengan kondisi krisis seperti ini ada satu potensi yang belum banyak disorot yaitu negara ini harus aman. Dia khawatir kondisi Indonesia yang sedang goyah gara serangan virus Corona dimanfaatkan sekelompok orang untuk menciptakan kerusuhan.
"Karena potensi adanya pihak yang menjadi tunggangan dengan adanya krisis ini. Kita belajar dari 1998 yang lalu, itu bisa saja terjadi. Sekarang sudah ada beberapa di Tangerang, Malang," tutur Final dalam Diskusi Online DPP PAN secara virtual, Jumat (17/4/2020).
Baca juga: Pemerintah Diminta Bantu Pengusaha Subsidi Gaji Karyawan
Dia berharap aparat negara, baik TNI maupun Polri tetap mengawasi perkembangan kondisi di lapangan seiring imbas Corona yang dirasakan masyarakat, terutama di sektor ekonomi. Seperti diketahui imbas Corona ke sektor ekonomi telah membuat jutaan orang kena PHK maupun dirumahkan, termasuk tanpa digaji ataupun dipotong separuh.
"Dengan kondisi krisis seperti ini ada satu potensi yang belum banyak disorot adalah kita ingin negara ini harus aman. Garda terdepan, Polisi, TNI, betul-betul harus diperhatikan keamanan negara," tuturnya.
Viral! Pria India Mengais Tumpahan Susu di Jalan Bersama Anjing
Kisah haru datang dari Agra, India. Seorang pria miskin mengais susu yang tumpah di jalanan. Nampak ia 'bersaing' dengan anjing yang juga sedang menjilati tumpahan susu.
Kebijakan lockdown akibat COVID-19 di India membuat banyak warga miskin semakin sulit menjalani hidup. Hal ini tergambar dari sebuah unggahan video yang viral di media sosial setempat.
Dikutip dari India Today (16/4), video singkat itu memperlihatkan bagaimana kejadian nahas yang melibatkan seorang pria. Di jalanan besar yang tengah sepi, ia berusaha mengumpulkan sedikit demi sedikit tumpahan susu memakai tangannya.
Sebelumya seorang kurir pengantar susu mengalami kecelakaan motor hingga susu yang dibawanya tumpah di jalanan. Beberapa detik berselang, anjing-anjing jalanan langsung minum susu tersebut.
Yang mengejutkan, beberapa saat kemudian, seorang pria miskin ikut mengambil susu. Ia seolah tak peduli dengan kondisi sekitar maupun susu yang sebenarnya sudah kotor. Ia membawa wadah kecil untuk mengumpulkan susu yang diambilnya menggunakan dua tangannya.
Aksi pria mengais tumpahan susu itu direkam dua orang yang kebetulan ada di lokasi yang sama. Tak butuh waktu lama, pada malam harinya video mereka viral di media sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar