Di tengah pandemi virus Corona COVID-19 Kementerian Kesehatan tetap merekomendasikan pelaksanaan imunisasi pada anak. Namun pelaksanaanya harus disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.
Direktur Surveilans dan Karantina Kesehatan Kementerian Kesehatan, drg Vensya Sitohang, MEpid, mengatakan pelayanan imunisasi harus tetap berjalan di tengah pandemi dengan mengutamakan kebijakan pemerintah untuk tetap jaga jarak.
"pelayanan imunisasi harus tetap berjalan, tetapi dengan protokol-protokol pencegahan COVID-19 dengan social dan physical distancing pada waktu pelayanan imunisasinya dijalankan," ujar Vensya di webinar online, Selasa (28/4/2020).
Pelaksanaan imunisasi di tengah pandemi masih dapat dilakukan di fasilitas kesehatan, seperti posyandu dan puskesmas. Imunisasi penting karena dapat mencegah anak terkena penyakit mulai dari campak, polio, hingga hepatitis B.
"Karena ketika seorang anak tidak mendapatkan imunisasi lengkap kita bisa bayangkan anak tersebut akan mudah tertular penyakit, akan menderita sakit, bisa cacat, bahkan bisa meninggal dunia," lanjut Vensya.
Namun, apabila kondisi yang tidak memungkinkan membawa anak untuk imunisasi di tengah pandemi virus Corona. Orang tua diminta menyimpan catatan imunisasi atau buku kesehatan ibu dan anak (KIA). Setelah kondisi memungkinkan segera bawa anak untuk melakukan imunisasi dan jangan menundanya.
Minum Air Hangat Vs Dingin, Mana yang Lebih Baik untuk Buka Puasa?
Di bulan Ramadhan, sebagian muslim yang menjalankan ibadah puasa mungkin ada yang lebih senang berbuka dengan air hangat atau air dingin. Kira-kira apakah perbedaan suhu ini ada pengaruhnya untuk kesehatan?
Ahli penyakit dalam dr Tengku Bahdar Johan, SpPD, dari RS Premier Bintaro pernah menjelaskan bahwa sebaiknya buka puasa dengan minum air hangat. Ini karena air hangat dapat membantu saluran cerna bekerja lebih baik dengan menjaga aliran di pembuluh darah tetap lancar.
Sementara itu air es yang dingin meski terasa menyegarkan dapat membuat pembuluh darah jadi menciut. Dampaknya gerakan peristaltik bisa jadi terpengaruh.
Gerakan peristaltik adalah gerakan yang terjadi pada otot-otot di saluran pencernaan. Gerakan inilah yang mendorong makanan di dalam tubuh.
"Minum es dapat menciutkan pembuluh darah, akibatnya gerakan peristaltik menjadi terganggu. Itu sebabnya ada orang yang habis minum es perutnya langsung terasa tidak enak karena pembuluh darahnya menciut," kata dr Bahdar.
dr Bahdar juga menyarankan sebaiknya saat berbuka jangan terlalu banyak makan makanan manis, terutama untuk orang yang diabetes. Bila ingin yang manis, pilihlah rasa manis dari buah seperti kurma.
Kata Psikolog Soal Hubungan 'Spesial' 4 Gadis Pembunuh Driver Taksi Online
Empat gadis remaja membunuh driver taksi online di Bandung. Mayat korban dibuang di pinggir Jurang di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Kapolresta Bandung Kombes Hendra Kurniawan, menyebut belum lama saling kenal. Keempatnya bertemu di aplikasi kencan, lalu berkomunikasi dan menjalin hubungan.
"Mereka punya hubungan 'khusus'," kata Hendra.
Apakah ada kaitannya dengan perilaku sadis yang mereka lakukan?
Soal perilaku sadis yang dilakukan, Veronica Adesla, psikolog dari Personal Growth, lebih menyoroti hubungan antara pelaku dengan korban. Kemungkinan pemicu perbuatan sadis bisa dipengaruhi oleh hal tersebut.
"Kalau (saling) kenal ada kemungkinan dendam, atau bisa juga ada riwayat hubungan kemudian terpicu menjadi sumbu pendek lalu 'habisin' gitu saja. Tapi nggak semua orang yang punya sejarah kaya gitu terus terpicu marah dan ngabisin orang, tentu tidak," kata Veronica kepada detikcom, Selasa (28/4/2020).
"Tentu ada karakter pada orang ini, kenapa sampai bisa melakukan tindakan antisosial seperti itu, mungkin ada perilaku riwayat-riwayat dia juga yang melanggar hukum," lanjutnya.
Sementara itu, Veronica mengatakan jika yang terjadi adalah tidak adanya hubungan antara pelaku dan korban, kemungkinan yang terjadi yaitu orang tersebut hanya mementingkan dirinya sendiri.
"Kalau misalnya dia nggak kenal, ada kemungkinan dia mencari keuntungan atau menghindari kerugian pada diri dia, yang kemungkinan karena emang dasarnya orangnya tempramen kemudian terpicu dengan sesuatu hal yang merasa mengancam eksistensi atau egonya yang kemudian jadi reaktif gitu," pungkasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar