Video seorang siswi sekolah menengah kejuruan (SMK) dilecehkan beramai-ramai viral di media sosial. Peristiwa itu terjadi di wilayah Sulawesi Utara (Sulut).
Video yang viral itu berdurasi 26 detik. Dalam video yang tampak di dalam kelas itu, terlihat seseorang yang mengenakan seragam putih-abu-abu dipegangi kaki dan tangannya oleh sejumlah orang. Organ intim si siswi dipegang-pegang, baik oleh pria maupun wanita yang memegangi kaki dan tangan si siswi.
Psikolog Nuzulia Rahma Tristinarum, dari Motherhope Indonesia menjelaskan ada beberapa faktor yang menjadi kemungkinan seseorang melakukan hal tersebut.
1. Pengasuhan
Menurut Rahma, pola asuh bisa menjadi salah satu faktor. Jika anak sudah memiliki pola asuh yang baik dan benar, dia tak akan terpengaruh dampak dari 'pergaulan bebas'.
"Bisa diprediksikan bagaimana cara para pelaku diasuh oleh orang tuanya sehingga menghasilkan perilaku seperti itu. Sekali pun pengaruh pergaulan bebas ada dampaknya, tetapi jika pengasuhan yang dilakukan ke anak sudah baik dan tepat anak tak akan terpengaruh untuk menjadi pelaku kejahatan," ujarnya saat dihubungi detikcom Selasa (10/3/2020).
Rahma juga mengimbau untuk membekali anak anak dengan skill menghadapi bully dan kejahatan.
2. Sistem dan manajemen sekolah
Hal ini juga disinggung Rahma menjadi salah satu kemungkinan penyebab pelaku melakukan aksi tersebut. "Di antaranya terkait jaminan keamanan di sekolah, hubungan antara sekolah dengan orang tua siswa, dan lainnya," jelasnya.
Menurutnya, pihak sekolah juga harus mengajarkan pentingnya pendidikan adab dan akhlak, atau pendidikan moral dan karakter.
3. Sistem sosial masyarakat
Rahma juga menjelaskan seluruh pihak harus bersama-sama mengawasi perilaku yang menyimpang tersebut. "Ini juga penting untuk bertindak mengawasi anggota masyarakat yang menyimpang. Memberikan konsekuensi atau punishment moral," lanjutnya.
5 Pelajar Gerayangi Siswi SMK di Sulut, Polisi: Iseng Nunggu Guru di Kelas
Polisi telah mengamankan enam pelajar yang diduga menjadi pelaku pelecehan seksual, termasuk korbannya, di Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara (Sulut). Kepada polisi, kelima pelajar mengaku hanya iseng ramai-ramai menggerayangi temannya itu.
"Sedang diperiksa dugaan perlakuan bully kepada salah seorang temannya. Dari hasil pemeriksaan awal yang kami lakukan, kejadian di video tersebut dibuat sebagai bahan candaan atau iseng, tanpa maksud apa pun sambil menunggu guru di kelas," kata Kabid Humas Polda Sulut Kombes Jules Abaraham Abast kepada detikcom, Selasa (10/3/2020).
Jules menuturkan para pelaku berusia 16-17 tahun. Pagi tadi anggota Polsek Bolaang Mongondow menjemput para pelajar tersebut dari sekolahnya.
"Mereka diamankan di sekolahnya, sekolah menengah di Kabupaten Bolaang Mongondow," ujar Jules.
Sebelumnya, Jules menuturkan kelima terduga pelaku terdiri atas tiga siswa dan dua siswi dengan inisial RM, FL, NP, PN, dan NR. Sementara korban berinisial RG.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar