Rustu Recber, mantan penjaga gawang Turki dan Barcelona, dinyatakan positif terinfeksi virus corona. Istrinya, Isil, mengungkapkan bahwa gejala yang dialami suaminya itu parah.
"Kulitnya berubah menjadi abu-abu, seperti bagian bibirnya dan tidak bisa bicara. Dia bernafas cepat dan agak sulit untuk melakukannya. Nadinya juga tidak teratur," ujar Isil yang dikutip dari Daily Mail.
Setelah gejala tersebut, Rustu dilarikan ke rumah sakit sejak akhir pekan lalu. Mengetahui suaminya positif COVID-19, Isil sangat terkejut karena saat itu semuanya terlihat baik-baik saja.
Hal ini diungkapkannya melalui postingan di media sosialnya. Isil mengucapkan terima kasih atas dukungan yang telah diberikan dan mengingatkan semua orang tentang bahayanya virus corona ini.
"72 jam terakhir yang saya lalui saat ini sangat sulit dan hanya bisa berharap kondisinya akan baik-baik saja. Saya juga ingin berterima kasih pada orang-orang yang sudah mendukung kami saat ini," tulisnya seperti yang dilansir dari Marca.
"Ini adalah pertempuran melawan virus yang sering tidak diketahui keberadaanya, jadi deteksi dini itu sangat penting. Virus ini tidak tinggal di tenggorokan ataupun hidung. Ia bergerak dengan cepat dan bersarang di paru-paru, mulai berkembang hingga menyebabkan pneumonia akut," lanjutnya.
Para Ahli Ungkap Virus Corona Bisa Bermutasi dan Bertahan 49 Hari di Tubuh
Pada pasien positif virus corona COVID-19, normalnya akan dinyatakan negatif setelah 20 hari. Sebelumnya pun kasus terpanjang diketahui hanya sampai 37 hari.
Namun, para peneliti di China mengatakan virus ini telah bermutasi dan bisa bertahan untuk menginfeksi manusia dalam waktu hampir dua bulan. Hal ini ditemukan pada seorang pria paruh baya yang sudah terinfeksi selama 49 hari.
Selama sakit, gejala yang ditunjukkan pria tersebut tergolong ringan. Tapi, mereka mengatakan mungkin pria tersebut telah menderita kasus yang kronis dan menunjukkan bahwa virus itu telah bermutasi.
Para ahli dari Universitas Kedokteran Angkatan Darat di Chongqing, Rumah Sakit Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) No 967, Dalian, dan Rumah Sakit Umum PLA di Wuhan mengatakan, virus corona tersebut telah membentuk hubungan simbiotik dengan pasien. Meski gejalanya ringan, ia bisa berpotensi menyebarkan infeksi tersebut dan bisa saja menyebabkan wabah yang baru.
Dikutip dari Daily Star, kerabat pria tersebut yang juga sudah lanjut usia dinyatakan positif, tapi dengan gejala yang sedang. Dengan kondisi seperti itu, ia bisa pulih lebih cepat dari pasien yang rata-rata seusianya.
Berdasarkan hal ini, para peneliti yakin ada jenis COVID-19 yang ringan. Meskipun tidak berpotensi menyebar luas, tapi akan sulit untuk dihilangkan.
Ternyata Bukan Hujan-hujanan yang Buat Orang Mudah Sakit
Semakin mewabahnya virus corona di Indonesia membuat semua orang semakin meningkatkan daya tahan tubuhnya. Banyak orang beranggapan hujan-hujanan dapat menyebabkan kekebalan tubuh menurun dan jatuh sakit.
Benarkah demikian? Dilansir dari The Generics Pharmacy, Prof Ron Eccles menyebutkan hujan tidak membuat orang sakit, tapi cuaca dingin yang menyebabkan kondisi kesehatan menurun. Hal ini dibuktikan dengan uji coba 90 orang kakinya direndam di air dingin dan 90 orang lagi tidak. Hasilnya, 30 responden yang kakinya dimasukkan ke air dingin jatuh sakit.
Sementara itu, Medical Manager Divisi Kalbe Consumer Health PT Kalbe Farma TBK, dr Helmin Agustina Silalahi juga menjelaskan air hujan bukan suatu zat yang menyebabkan seseorang menjadi sakit. Udara dingin dapat menyebabkan kontraksi pembuluh darah sehingga pelepasan panas dari tubuh dikurangi. Hal tersebut sedikit banyak dapat menyebabkan aliran darah melambat sehingga kandungan darah termasuk sel-sel pertahanan dalam darah juga mengalami keterlambatan distribusi.
"Jika ini berlangsung lama dan tubuh tidak mampu melakukan adaptasi dapat menurunkan daya tahan tubuh dan gangguan pada organ-organ vital lainnya," ujar dr Helmin kepada detikcom, Kamis (2/4/2020).
Namun menurut dr Helmin, menjaga tubuh tetap hangat saja tidak cukup untuk menjaga daya tahan tubuh karena daya tahan tubuh dipengaruhi oleh banyak faktor.
"Olahraga teratur terbukti dapat menunjang daya tahan tubuh, namun tetap saja hal ini bukan satu-satunya faktor yang mempengaruhi daya tahan tubuh," lanjutnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar