Senin, 27 April 2020

Waspada! Bayi Lebih Rentan Terpapar Virus Saat Pandemi

Masa pandemi COVID-19 saat ini harus diwaspadai berbagai kalangan, termasuk orang tua yang memiliki bayi berusia di bawah satu tahun karena bayi memiliki sistem kekebalan tubuh yang tidak sekuat orang dewasa. Dilansir dari Pregnancybirthbaby, sistem kekebalan bayi memang tidak sekuat orang dewasa. Meski bayi menghasilkan antibodi sendiri, namun setiap kali mereka terpapar virus atau kuman, tetap butuh waktu bagi kekebalan tubuh bayi untuk meresponnya.
Head of Medical Kalbe Nutritionals dr Muliaman Mansyur menyebut, sistem kekebalan bawaan pada bayi biasanya didapat dari ASI, imunisasi, dan makanan serta antibodi yang didapat saat sembuh dari suatu penyakit.

"Bedanya adalah pada anak adalah sistem kekebalan yang alami belum terbentuk secara sempurna karena organ-organ seperti saluran cerna yang merupakan sistem kekebalan tubuh terbesar masih terus bertumbuh. Jadi pada anak lebih rentan dibandingkan dengan orang dewasa," ujar dr Muliaman kepada detikHealth, Senin (27/4/2020).

Kekebalan pasif yang diturunkan oleh ibu saat lahir juga tidak bertahan lama dan akan mulai berkurang dalam beberapa minggu dan bulan pertama setelah kelahiran. Bayi memang menghasilkan antibodi sendiri untuk melawan virus dan kuman namun tetap butuh waktu agar kekebalan tersebut dapat berkembang sepenuhnya.

Selain itu, bayi yang lahir prematur juga memiliki risiko lebih besar terinfeksi kuman atau virus karena sistem kekebalan tubuh mereka bahkan lebih tidak matang dan mereka tidak memiliki banyak antibodi yang diberikan dari ibu ketika dilahirkan.

"Pada bayi prematur sistem kekebalan tubuhnya tidak sebaik bayi yang lahir cukup bulan karena memang pada kelahiran yg kurang 7 bulan kehamilan tentu organ tubuh belum sempurna dan juga sistem kekebalannya belum sempurna jadi mereka sangat rentan," lanjut dr Muliaman.

dr Muliaman menambahkan, untuk menjaga daya tahan tubuh bayi maka perlu memberikan ASI eksklusif karena ASI merupakan sumber antibodi untuk pertahanan tubuh. Selain itu juga dapat didukung dengan memberikan imunisasi dasar seperti hepatitis, BCG, DPT, dan campak serta dengan cara menjaga kebersihan bayi, pengasuh, dan memberikan nutrisi atau makanan seandainya bayi tidak mendapat ASI.

Nah untuk mencukupi asupan nutrisi yang tepat untuk jaga daya tahan tubuh bayi salah satunya dengan memberinya Morinaga Chil Kid dan Chil School secara rutin. Morinaga Chil Kid dan Chil School bantu pertahanan lebih optimal dengan kandungan triple bifidus yakni
BB536, M-16V, dan M-63 serta lebih tinggi vitamin A untuk bantu bangun daya tahan tubuh bayi sejak dini.

Ilmuwan Skotlandia Sebut Pasien Corona Usianya Terpangkas hingga 13 Tahun

Penelitian baru mengklaim virus Corona bisa mengurangi usia hidup seseorang hingga 13 tahun. Sebuah tim peneliti dari The University of Glasgow mengungkap kaitan antara dampak jangka panjang dengan berapa lama mereka yang terkena virus Corona COVID-19 dapat bertahan hidup.
Para peneliti tersebut menggunakan informasi dari Italia tentang usia di mana pasien virus Corona COVID-19 meninggal, serta jumlah, dan jenis kondisi kronis yang dimiliki.

Melansir Daily Star, tim peneliti kemudian menggunakan tabel kehidupan organisasi kesehatan dunia (WHO) serta data dari Secure Anonimised Information Linkage (SAIL). Sebuah database besar perawatan kesehatan di Inggris, untuk memperkirakan berapa lama orang dengan karakteristik ini mungkin diharapkan untuk hidup.

Tim peneliti University of Glasgow menemukan bahwa Years of Life Lost (YLL) pasien Corona adalah 13 dan 11 tahun untuk pria dan wanita.

"Informasi seperti ini penting untuk memastikan pemerintah dan masyarakat tidak salah menilai efek COVID-19 pada individu," kata pemimpin tim peneliti Dr David McAllister di Institut Kesehatan dan Kesejahteraan, Universitas Glasgow dan Konsultan Kehormatan dalam Kedokteran Kesehatan Masyarakat di Kesehatan Masyarakat Skotlandia.

Laporan mereka, yang diterbitkan di Wellcome Open Research menyatakan di antara pasien yang meninggal karena COVID-19, ada beban yang cukup besar dalam hilangnya nyawa atau years of life lost, sama seperti lain yaitu penyakit koroner, penyakit jantung, atau pneumonia.

"Badan kesehatan publik dan pemerintah harus melaporkan YLL, idealnya menyesuaikan dengan keberadaan kondisi jangka panjang yang mendasarinya, untuk memungkinkan publik dan pembuat kebijakan untuk lebih memahami beban penyakit ini," tambah Dr David.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar