Guna mempercepat uji laboratorium sampel pasien dalam pengawasan (PDP) virus corona COVID-19, Pemda DIY melakukan koordinasi terkait jumlah primer yang tersedia di Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) DIY. Hasilnya, stok menipis dan Pemda tengah mengupayakan pengadaan.
Sekda DIY, Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, DIY saat ini memang mampu melakukan tes COVID-19 secara mandiri. Namun untuk hasil tes terkadang mengalami keterlambatan, hal itu karena ketersediaan primer tergantung pasokan dari pusat.
"Saat ini masih ada (primer), tapi sudah menipis, tinggal untuk beberapa hari ke depan saja," ujar saat ditemui wartawan di Kompleks Kepatihan, Kantor Gubernur DIY, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta, Rabu (1/4/2020).
Padahal, primer tersebut adalah hal yang sangat pokok untuk menentukan tahapan tes COVID-19. Karena itu, pihaknya tengah mengupayakan pengadaan primer tersebut ke pusat.
"Karena untuk mengantisipasi jumlah orang yang harus menerima tes, Pemerintah pusat sebaiknya sesegera mungkin menyediakan primer. Dengan begitu, proses pemeriksaan bisa berjalan lancar dan tidak mengalami kendala berupa penumpukan sampel yang harus di tes," ucapnya.
Menyoal Rapid Test, Aji akan memprioritaskan kepada tenaga medis sebagai garda terdepan. Rapid test merupakan metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus Corona.
Bisa Terinfeksi, Perlukah Hewan Peliharaan Jalani Tes Corona?
Beberapa waktu lalu seekor kucing di Belgia dan anjing di Hong Kong dinyatakan positif terkena virus corona COVID-19. Hal ini membuat sebagian orang khawatir, apakah hewan peliharaan juga perlu dilakukan tes corona?
Mengutip dari Science Mag, jumlah hewan yang dinyatakan positif COVID-19 masih terbilang sangat sedikit yaitu hanya tiga ekor. Ini berbanding jauh dengan penularan yang terjadi pada manusia.
Direktur One Health Office untuk penyakit menular dan zoonosis, Casey Barton Behravesh mengatakan saat ini tidak ada bukti yang cukup untuk menyatakan hewan peliharaan bisa menularkan virus corona.
"CDC tidak memiliki bukti bahwa hewan peliharaan dapat menyebarkan COVID-19, dan tidak ada alasan untuk berpikir kalau hewan peliharaan bisa menjadi sumber infeksi berdasarkan informasi yang kita miliki saat ini," kata Behravesh.
Sementara itu, walaupun masih belum ada cukup bukti tentang penularan virus corona dari hewan peliharaan, Direktur Eksekutif Laboratorium Diagnosis Penyakit Hewan Washington (WADDL), Timothy Baszler mengatakan penelitian tentang hewan peliharaan ini perlu terus dilakukan.
"Meskipun kami tidak memiliki bukti bahwa hewan peliharaan dapat menularkan virus, tapi kami butuh lebih banyak bukti tentang ini," jelas Baszler.
Namun beberapa ahli menyarankan untuk tidak melanjutkan penelitian tersebut, karena khawatir akan menimbulkan kepanikan yang tidak perlu. Terlebih saat ini sudah banyak laporan yang mengatakan bahwa beberapa hewan ditelantarkan oleh pemiliknya akibat kejadian ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar