Selasa, 28 April 2020

LAPAN Punya Loh Peta Sebaran COVID-19 di Indonesia

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) merilis portal sistem informasi geografis penginderaan jauh sebaran COVID-19.
Beralamatkan covid19.lapan.go.id, portal rancangan LAPAN ini dirancang sebagai media berbagi pakai konten sistem informasi geografis terkait virus Corona di Indonesia.

Adapun informasi yang terkandung dalam portal tersebut terdiri dari update data kasus COVID-19 di Tanah Air, lokasi laboratorium dan rumah sakit rujukan Kementerian Kesehatan, distribusi positif COVID-19 dan mobilitas infrastruktur akses DKI Jakarta, serta perbandingan kualitas udara.

LAPAN
@LAPAN_RI
Halo #SobatLAPAN, sudah ada yang tahu belum, LAPAN melalui @pusfatja_lapan meluncurkan portal GIS Penginderaan Jauh Untuk Analisa Sebaran COVID-19. http://covid19.lapan.go.id  merupakan portal yang didesain sebagai media berbagi pakai konten GIS terkait Coronavirus di Indonesia.

Lihat gambar di Twitter
12
10.39 - 20 Apr 2020
Info dan privasi Iklan Twitter
20 orang memperbincangkan tentang ini

"LAPAN berupaya memberikan info potensi sebaran COVID-19 berdasarkan data penginderaan jauh terkait kepadatan pemukiman, kepadatan akses transportasi, posisi fasilitas umum (terminal, pasar, dan lain-lain), serta data dari pihak-pihak terkait," tutur Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin saat dihubungi detikINET.

Thomas menjelaskan situs covid19.lapan.go.id masih terus dikembangkan.

"LAPAN juga berkoordinasi dengan PNPB/Gugus Tugas untuk mengkaji kebutuhan info geospasial berbasis penginderaan jauh yang bisa diintegrasikan dengan data mereka," tutur Thomas.

Tol Langit Jadi Harapan dr Lie untuk RS Apung

Sosok dr Lie Dharmawan yang terkenal lewat Rumah Sakit Apung (RSA) atau rumah sakit kapal mengatakan Palapa Ring menjadi suatu hal yang telah lama ia dan tim dambakan. Beberapa waktu lalu, pria kelahiran Kota Padang, 16 April 1946 ini mengatakannya kepada detikINET.
"Tol langit tentunya ini yang kami harapkan juga karena dengan tol langit di era digitalisasi sekarang kita bisa berhubungan satu dengan yang lainnya real time. Dan juga, kalau ada persoalan yang dihadapi salah seorang anggota kami yang berada di atas kapal nun jauh di sana itu bisa terhubung dengan kantor pusat baik itu persoalan medis atau persoalan teknis pun persoalan cuaca," ucapnya.

Apalagi, ketika mengarungi lautan dengan kapal miliknya, dr Lie dan tim mengandalkan sinyal untuk dapat melakukan telemedicine baik dengan dokter spesialis atau dengan para pasien. Nah untuk penyediaan sinyal itulah dr Lie mendambakan adanya tol langit, di samping teknologinya yang kurang mereka pahami, harga untuk mengadakannya juga tidaklah murah.

"Telemedicine itu adalah salah satu teknik di mana yang paling gampang, paling simpel, angkat HP kita lalu kita telepon dokter yang bertugas menceritakan keluhan kita dan menunggu saran dan nasehat dokter itu. Atau pun ada dokter kita yang ada di atas kapal menemukan satu kasus yang sulit yang mungkin tidak dapat ditanganinya, dia akan bisa bertanya kepada dokter yang lebih senior di pusat," tuturnya.

"Ini sesuatu yang kami dambakan dan komunikasi ini tidak hanya verbal tapi dengan teknologi sekarang kita bisa bikin video juga sehingga kita bisa langsung berhadapan dengan persoalan yang dihadapi anggota kita yang sedang bertugas," sambung dr Lie.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar