Melinda Gates kembali menyuarakan kritiknya pada presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait keputusannya menghentikan pendanaan untuk WHO. Sebaliknya, dia dan Bill Gates menambah dana segar untuk penanganan Corona.
Ia menyebut langkah Trump berbahaya dan tak masuk akal di saat dunia saat ini mengalami krisis kesehatan terkait pandemi corona. Istri Bill Gates yang aktif di yayasan The Bill & Melinda Gates Foundation ini juga mengumumkan tambahan donasi dana USD 150 juta untuk mempercepat pengembangan vaksin dan perawatan pada penderita COVID-19, sehingga total sumbangan jadi USD 250 juta.
"Menghentikan dana ke WHO benar-benar tidak masuk akal dalam sebuah pandemi. Kita membutuhkan respons global yang terkoordinasi," sebutnya, dikutip detikINET dari Reuters, Jumat (17/4/2020).
Ia menyebut WHO merupakan organisasi yang sungguh dapat menangani pandemi semacam ini. Melinda pun berharap dalam krisis seperti sekarang, semua pihak dapat mengulurkan bantuan.
Yayasan Bill Gates sendiri menyumbangkan dana sangat besar bagi WHO, hanya kalah dari negaranya sendiri. Melinda mengatakan pengurangan dana ke WHO akan sangat sulit ditalangi pihak lain.
Adapun dana tambahan dari Bill Gates dan istri, selain dikucurkan buat mendukung pembuatan obat virus Corona, juga untuk menolong negara-negara miskin yang terdampak besar, misalnya bertambahnya kemiskinan.
"Sungguh kita sebagai komunitas global perlu melihat apa yang sekarang baru permulaan di negara-negara Afrika dan Asia Selatan. Kami melihat kebutuhan sangat besar dan itulah mengapa kami melipatgandakan komitmen kami," ujar ibu 3 anak itu.
Pandemi semacam ini membuat orang miskin paling menderita. "Kita perlu memastikan hal-hal seperti transfer uang tunai dilakukan dan mereka punya akses ke perawatan kesehatan," tandasnya.
Pekerja Kantoran WFH, Jasa Logistik Sektor Ini Lesu
Pandemi virus Corona (COVID-19) membuat penyedia jasa logistik kebanjiran order, khususnya untuk mengantarkan produk pangan ke pelanggan karena dibatasinya kegiatan di luar rumah. Namun tidak semua pengusaha logistik diuntungkan imbas virus Corona.
Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo) Mohamad Feriadi mengatakan, jasa logistik yang biasa mengantar kebutuhan perkantoran atau pertokoan harus gigit jari karena banyak yang tutup.
"Pemain yang banyak andalkan, menangani pelanggan korporat atau pelanggan ke konter-konter, mereka cenderung akan terjadi penurunan. Kenapa bisa terjadi? kita tahu banyak industri sudah mulai tutup, banyak toko, bisnis yang sekarang mulai shutdown, pekerjanya mulai work from home sehingga kalau produksi turun otomatis distribusinya turun," kata dia dalam diskusi online melalui saluran YouTube, Jumat (17/4/2020).
Hal itu diamini oleh Ketua Asosiasi Logistik Indonesia (ALI) Zaldy Ilham Masita. Menurutnya pengusaha logistik yang model bisnisnya melayani korporasi atau biasa disebut business to business (B2B), tertekan oleh pandemi COVID-19.
"Kalau dampaknya ke B2B, memang dampaknya ke B2B drop-nya memang sangat tinggi, karena hampir semua orang fokusnya penuhi kebutuhan pangan. Sandang papan dan lain-lain jadi opsional," jelasnya.
Jadi meskipun jasa logistik untuk mengantarkan kebutuhan pangan masyarakat meningkat, secara umum pertumbuhan industri logistik minus akibat virus Corona.
"Lima tahun terakhir growth-nya logistik itu kira-kira 10-15%. Sejak COVID-19 sudah minus, growth-nya minus," tambahnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar