Minggu, 19 April 2020

Stres di Rumah? Coba Peluk Pohon Besar Selama 5 Menit

Banyak orang yang jadi stres karena kelamaan berdiam di rumah saat ini akibat Corona. Ada berbagai tips mengurangi stres. Namun tips yang satu ini agak nyeleneh.
Layanan kehutanan Islandia menyarankan warga untuk memeluk pohon selama 5 menit setiap harinya agar tidak terlalu bete sering di rumah. Mungkin tipsnya terlalu aneh tapi menurut penelitian memeluk pohon akan membuat orang merasa lebih tenang.

Seperti dikutip Lonely Planet, bagian yang paling sulit dalam masa #jagajarakdulu dan isolasi mandiri adalah pemisahan orang secara fisik. Selama masa lockdown, orang jadi jarang berpelukan. Kita pun merindukan sentuhan fisik, terutama mereka yang harus karantina sendiri.

Sebagai gantinya, Traveler bisa mengganti pelukan orang itu dengan berpelukan dengan pohon, terutama pohon besar. "Saat anda memeluk pohon, anda akan merasakan sesuatu mulai dari jari kaki, kemudian naik ke atas kaki, dada dan ke kepala," ujar Manajer Hutan untuk Islandia Utara Þór Þorfinnsson.

"Hal itu akan memberikan sensasi relaks, dan anda akan siap menghadapi hari yang baru dan tantangan baru," imbuhnya.

Memang hasil penelitian memperlihatkan pohon memiliki tenaga penyembuh. Orang Jepang suka melakukan ritual mandi pohon atau shinrin-yoku yang sudah menjadi tradisi serta menjadi program nasional kesehatan Jepang sejak 1982.

Dengan memeluk pohon, badan dan pikiran Anda akan menyatu dengan alam. Dokter di seluruh dunia pun sudah menyarankan hal ini untuk mengurangi stres dan memperbaiki kualitas kesehatan. Salah satu bagian atau senyawa dari pohon yang berperan adalah fitonsida yang memiliki efek psikologis menurunkan level stres. Jadi kalau ada pohon besar di rumah, ayo coba peluk selama 5 menit setiap hari traveler!

Bosan dengan Laut Biru, Pantai di Sini Berair Hitam

Mungkin tak banyak yang tau tentang Seruyan. Dulu wilayah ini bagian dari Kotawaringin Timur yang berpusat di Sampit tapi kemudian mekar menjadi Kabupaten Seruyan pada 2002.
Warga Sampit yang ingin berlibur ke pantai, pilihanya adalah Pantai Ujung Pandaran atau Pantai Sei Bakau di Kabupaten Seruyan. Untuk menuju Sei Bakau dapat melewati Jalan HM Arsyad yang merupakan jalan poros Sampit-Kuala Pembuang.

Di tengah perjalanan menuju Sei Bakau, traveler akan melewati Desa Kalap, pemandangan padang ilalang nan indah jadi suguhannya. Namun di balik keindahanya terdapat mitos bahwa daerah ini merupakan sebuah kerajaan gaib.

Sehingga siapapun yang melintas diharapkan tidak melakukan perbuatan atau mengucap perkataan yang bertentangan dengan norma jika tidak ingin terjadi malapetaka. Di tengah perjalanan menuju Sei Bakau, akan ada gerombolan kera yang berharap diberi makan pengunjung yang melintas.

Kera-kera tersebut sudah familiar dengan mobil yang melintasi daerah ini. Karena, setiap ada mobil yang menghentikan lajunya, gerombolan kera tersebut langsung mendekat dan siap berebut makanan yang dilemparkan dari dalam mobil.

Walau kera ini nampak jinak, tapi jangan coba-coba untuk keluar dari dalam mobil. Konon kera di sini bukanlah kera sembarangan.

Setelah melewati kawasan gerombolan kera, traveler akan tiba di Sei Bakau. Disebut Pantai Sei Bakau karena pantai ini adalah muara sei atau sungai yang dikelilingi tumbuhan bakau.

Untuk masuk ke kawasan wisata Pantai Sei Bakau dikenakan biaya Rp 5.000. Dahan cemara seolah mengucapkan selamat datang kepada travelers yang berkunjung.

Deru ombak yang di Pantai Sei Bakau tak berbahaya karena sudah dipecah. Terdapat sejumlah gazebo yang disediakan bagi pengunjung untuk melepas lelah sambil menikmati deburan ombak Laut Jawa.

Karena terletak di muara sungai gambut maka jangan heran jika melihat air lautnya sangat keruh dan hitam. Tidak ada pemandangan laut biru di sini.

Di Pantai Sei Bakau terdapat jembatan kayu ulin yang menjorok ke laut. Jembatan yang dibuat pada tahun 2018 ini menjadi ikon pantai dan wajib dikunjungi saat berkunjung.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar