Lalu, gajah diminta untuk menyodot air sungai lagi. Kali ini mahout memerintahkan 'siram'. Seluruh gajah pun serentak menyiramkan air sekencang-kencangnya ke arah wisatawan yang menonton di pinggir sungai.
Wisatawan wajib basah kuyup, namun tertawa gembira sekaligus kagum dengan ulah gajah-gajah Tangkahan ini.
Selanjunnya mahout meminta gajah-gajah untuk duduk. Dikeluarkanlah berus dari kantong mahout dan diberikan kepada wisatawan yang sudah membeli tiket untuk memandikan gajah.
Para mahout juga mengajari bagian-bagian mana saja yang harus disikat terlebih dahulu, dari badan, punggung, ekor, telinga, dan belalai adalah bagian terakhir. Gajah-gajah yang dinaiki tubuhnya oleh wisatawan seakan pasrah dan menikmati tubuhnya disikat.
Usai memandikan sesi penutup menjadi yang paling ditunggu: foto bersama gajah.
Edy selaku pimpinan Conservation Respons unit (CRU) Tangkahan, Langkat, Sumatera Utara mengatakan wisata memandikan gajah ini adalah cara mengedukasi masyarakat untuk mengenal lebih dekat tentang gajah. Dengan mandi bersama gajah, orang tahu detail bagian tubuh gajah.
Tak hanya mandi bareng, Edy mengatakan ada juga paket wisata patroli bersama gajah mengelilingi hutan di Tangkahan yang berada di kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL), serta paket memberi makan gajah.
"Untuk tiket memandikan gajah Rp 100 ribu, tiket patroli keliling hutan menunggangi gajah dewasa seharga Rp 650 ribu. Kalau paket keseluruhandimulai dengan tracking, memberi makan gajah hingga memandikannya dan menikmati wisata di Tangkahan bersama gajah dibanderol Rp 850 ribu," kata Edy.
Untuk paket patroli gajah menjelajahi hutan ada dua alternatif yang diberikan pihak CRU. Yakni bisa berjalan kaki didampingi guide ataupun dengan menaiki Gajah Sumatera yang siap menunggu pengunjung untuk diantarkan mengelilingi rimba hutan.
Bisa juga melakukan petualangan menyingkap rahasia hutan hujan tropis Sumatra dengan menunggangi gajah seharian.
Sejak awal kedatangan, saya memang hanya berniat memandikan gajah. Karena saya punya tujuan lain untuk mendatangi beberapa air terjung dan goa yang ada di Tangkahan.Â
Setelah mandi, semua gajah dewasa di Tangkahan dibawa berpatroli ke hutan. Tujuannya untuk mencegah gajah-gajah liar masuh ke kawasan Tangkahan serta mencegah Harimau berburu di kawasan tersebut. Jejak kaki gajah yang berpatroli akan menjadi penanda bahwa wilayah tersebut sudah dikuasai oleh kelompok gajah di Konservasi Tangkahan yang dipimpin oleh Theo.
Sedangkan saya kembali ke Visitor Centre Tangkahan untuk melakukan perjalanan lain.
Malam setelah mandi bersama Theo, saya buka galeri foto kamera. Masih berdecak kagum saya dengan kepintaran para gajah tersebut. Bahkan semprotan air dari belalai Theo yang membuat saya basah kuyup seakan masih terasa di tubuh. Suara berus saat menyikat tubuhnya pun masih terngiang di telinga.
"Theo, saya akan kembali lagi ke sini untuk berkeliling hutan bersamamu suatu saat nanti," gumam saya dalam hati sambil mematikan kamera yang ada digenggaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar