Jumat, 27 Desember 2019

Lebih Dekat dengan Suku Baduy Dalam (2)

Pada saat itu aku bersama sekelompok teman-temanku berinisiatif untuk mengadakan perjalanan yang tidak biasa. Kita berangkat dengan titik point di Serang, Banten untuk sampai ke terminal Ciboleger yang merupakan batas terakhir kendaraan bisa masuk. Terminal Ciboleger boleh dikatakan masih terjamah oleh listrik dan supermarket sehingga bisa membeli keperluan untuk persiapan perjalanan ke Suku Baduy.

Sebelum kita memulai perjalanan kita berdoa bersama untuk keselamatan, setelah itu kita berjalan dengan cara berkelompok. Kebetulan aku kelompok 3 yang terdiri dari 5 perempuan dan 4 laki-laki. Kami disambut oleh gerbang selamat datang di Baduy diiringi suara hewan dan rindangnya pohon-pohon besar. Tujuan kita adalah untuk ke Baduy Dalam dan perjalanan ini kita tempuh dengan jalan kaki kurang lebih 6 jam perjalanan. Bayangkan jika kalian harus jalan kaki selama 6 jam.

Tapi perjalanan ini kita disuguhkan dengan udara yang masih sangat bersih secara kita masuk ke dalam hutan, bebas kebisingan, sinyal telekomunikasi juga sudah tidak ada. Kita merasakan sensasi kehidupan adventure yang sesungguhnya. Untuk sampai ke Baduy Dalam kita harus melewati Baduy luar terlebih dahulu.

Setiap suku terdiri beberapa kampung. Kampung Cibeo yang ada di Baduy Dalam yang merupakan tujuan kami untuk menginap disana. Tak terasa kita berjalan dari terik matahari di atas sampai sore matahari tenggelam kita sampai di Kampung Cibeo. Benar-benar asli kampung ini, punya banyak sekali kearifan lokal yang bisa dipelajari.

Adat istiadat yang selalu mereka jaga hingga sekarang. Pepatah Suku Baduy mengatakan “Panjang jangan dipotong, Pendek jangan di sambung yang berarti bahwa kita selama hidup di bumi ini jangan selalu melebih-lebihkan dan selalu mensyukuri hasil alam yang telah diberikan.

Malam pun kita jadi acara untuk pembahasan mendalam mengenai Suku Baduy oleh tokoh adat, berbekal obor menjadi penerangan kita dan dinginnya udara malam. Banyak pelajaran yang dapat di share dalam acara malam diskusi tersebut. Pagi harinya, aku harus membersihkan diriku supaya siap untuk kembali pulang.

Untuk membersihkan diri pun, harus ke sungai yang airnya begitu jernih dan deras. Mereka tidak memiliki kamar mandi, sungai lah menjadi salah satu cara untuk kita melakukan kegiatan mandi, mengambil air, dan bersih-bersih lainnya. Aku merasa selama di Baduy menjadi orang yang mampu menikmati hidup di luar kebiasaan setiap orang. Menjadi pengalaman yang sungguh amat terkesan dan menjadi cerita yang akan panjang jika diceritakan.

Jika ditanya untuk siap ke tempat yang lebih menantang dan baru lagi? Jawabanku adalah Ya, aku siap!.

Aku siap untuk hal baru yaitu Dubai. Mendengar namanya saja aku sudah tau itu menjadi destinasi impian semua orang. Dubai bagi aku punya feel tersendiri dari mereka punya Burj Khalifa yang menjadi menara tertinggi di dunia.

Banyak rekomendasi baik dari media sosial, berita, omongan kolega tentang hebatnya Dubai saat ini. Makin penasaran dengan aslinya dan hanya bisa lihat orang-orang yang sudah pernah ke sana.

Ini adalah Dream Destination buat aku. Diriku ingin untuk memenangkan kompetisi yang diselenggarakan oleh detikTravel dan Dubai Tourism Board. Foto di depan Burj Khalifah, skydiving, mengelilingi Dubai Miracle Garden itu semua dari sebagian kecil yang aku inginkan selama aku bisa menginjakan kaki di Dubai dan menjadi hal baru lainnya untuk memperkaya pengalamanku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar