Kawasan Pantai Muarareja, Kota Tegal, Jawa Tengah, dulu merupakan kawasan kumuh. Kini pantai ini berubah total dan menjadi destinasi wisata penuh warna.
Pantai Muarareja memiliki bentang panjang pantai 1.800 meter. Pantai wisata ini bersebelahan dengan perkampungan nelayan. Selain kotor, pantai ini merupakan pantai yang rusak parah terkena abrasi, dan berupa rawa. Ada 20 ha lahan tambak yang ikut rusak terkena abrasi.
Sekarang pantai ini jauh dari kesan kumuh. Sepanjang pantai dihiasi pohon cemara rindang yang menyejukan. Fasilitas umum mulai dari toilet, musala dan ruang ganti pakaian tertata apik. Cat warna-warni juga menghiasi kawasan wisata pantai, demikian pula perahu perahu wisata aneka warna, siap membawa wisatawan menyusuri pantai ini.
Pantai Muarareja kini sedang berbenah. Program revitalisasi ini dijalankan dengan memberikan cat warna warni pada seluruh fasilitas yang ada. Tujuannya, agar menjadi destinasi wisata yang ikonik, instagramable dengan fasilitas pendukung yang mumpuni.
"Demi ikut mendorong tumbuhnya destinasi wisata kreatif baru di Tegal ini, salah satunya adalah bekerja sama dengan produsen cat. Mereka memberikan bantuan berupa pengecatan terhadap semua fasilitas termasuk perahu," ujar Walikota Tegal, Dedy Yon Supriyono, Minggu (8/9/2019) di kawasan Pantai Muarareja.
Ricky Soesanto, Corporate Head of Marketing Pacific Paint menjelaskan, revitalisasi kawasan Pantai Muarareja difokuskan pada pembangunan fasilitas umum, musala, 3 toilet, 15 spot fotografi yang instagramable. Juga perbaikan gerbang masuk, penyediaan puluhan tempat sampah, dan penggantian hampir 100 tenda.
"Semua kegiatan ini dikemas dalam rangkaian kegiatan Festival Tegal Bahari. Kami fokuskan di Pantai Muarareja karena merupakan salah satu destinasi wisata di Kota Tegal yang memiliki keindahan tak kalah dari pantai lainnya," ujar Ricky Soesanto.
Ricky menjelaskan, untuk pengecatan semua fasilitas di Pantai Muarareja, pihaknya menghabiskan 1.600 liter cat. Mengingat ada banyak bangunan baru yang harus dicat seluruhnya.
Dahulu Rusak, Kini Bawah Laut Calabai di NTB Memesona
Keindahan alam bawah laut harusnya bisa dijaga dengan tidak merusaknya. Selain menjadi habitat makhluk laut, hal ini juga menjadi aset lingkungan dan alam.
Seperti di laut Calabai yang ada di Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat (NTB). Kondisi Dasar laut disana sangat memprihatinkan, hal itu dikarenakan ulah para nelayan yang menggunakan bom untuk menangkap ikan.
Namun potret itu hanya dapat ditemui pada 11 tahun yang lalu. Kini kondisinya telah berubah menjadi taman laut yang mempesona lewat gerakan transplantasi karang. Gerakan ini diinisiasi oleh sekelompok pemuda yang menamakan diri Komunitas Pecinta Penyu dan Karang atau di singkat KOMPPAK.
Sejak tahun 2008 KOMPPAK dijadikan sebagai wadah bagi pemuda yang peduli laut dengan fokus gerakannya adalah mengawasi para nelayan untuk tidak lagi menangkap ikan dengan bom ikan.
"Awalnya saya prihatin dengan keadaan terumbu karang di Calabai yang hancur akibat ulah manusia yang mengambil ikan dengan mengunakan bom dan potasium sehingga saya berinisiatif untuk melakukan kegiatan transplantasi karang," ungkap Ketua LSM KOMMPAK, Cristian pada detikcom baru-baru ini.
Cristian mengatakan, pembentukan komunitas ini menjadi sebuah tempat untuk para pecinta alam yang ingin mewujudkan bawah laut dengan gerakan nyata.
"Sambil berjalan kegiatan, saya membentuk komunitas pecinta penyu dan karang (KOMPPAK) pada tahun 2008 sebagai wadah bagi pemuda yang peduli laut dan sejak itu kegiatan transplantasi karang berjalan," imbuhnya.
Berkat gerakan mereka, terumbu karang di laut Calabai kini berubah menjadi indah dan layak untuk dipromosikan menjadi obyek wisata bahari.
"Harapan kami saat ini ada dukungan dari pemerintah dan kedepannya taman laut calabai dapat tetap terjaga dan menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat sekitar," harap Cristian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar