Sebagian besar daerah wisata di Indonesia berada pada zona berpotensi bencana. Sejarah kebencanaan dan upaya mitigasi risiko perlu diketahui wisatawam.
Satu lagi yang barangkali belum banyak digarap di Indonesia. Daerah yang pernah terdampak gempa bumi, tsunami, gunung meletus, maupun longsor berpotensi menjadi wisata minat khusus yang diramu dengan edukasi kebencanaan.
Selain wisatawan diajak untuk menjelajah keindahan alam, wisatawan juga dapat dipandu untuk memahami aspek kebencanaan yang ada di tempat yang mereka kunjungi. Mereka juga mesti tahu langkah-langkah mitigasi apa yang perlu dilakukan apabila terjadi bencana.
Tentunya dengan pengembangan wisata minat khusus jenis wisata ini akan banyak mengundang minat pengunjung, terutama pelajar lokal maupun yang dari luar. Wisata ini bisa diramu dalam format studi tour.
Bukan tidak mungkin paket wisata ini menjadi wahana baru yang bisa menghasilkan pendapatan yang besar bagi daerah dan para pelaku usaha wisatanya.
"Tentunya harus ada investasi yang harus disiapkan untuk menunjang wisata minat khusus ini," kata Ketua Ikatan Ahli Geologi Nusa Tenggara (IAGI Nusra) Kusnadi saat berbincang dengan detikcom, Rabu (21/8/2019).
Dijelaskan Kusnadi, kita perlu belajar dari kejadian gempa bumi Lombok. Gempa ini mengakibatkan fenomena alam seperti pengangkatan karang laut, retakan memanjang (rupture), lereng Gunung Rinjani yang longsor, maupun kerusakan yang masif pada bangunan.
"Setiap fenomena ini dapat dijadikan monumen atau taman mitigasi bencana yang jadi salah satu stop point untuk tour," ujarnya.
Bahkan, menurut dia, dengan perkembangan teknologi informasi saat ini, banyak contoh penerapan metode itu dari negara-negara maju seperti Jepang dan Belanda.
"Mereka mengabadikan bangunan maupun barang-barang yang terdampak oleh bencana sebagai sebuah museum atau monumen tanpa dilakukan rekonstruksi ulang sehingga di kemudian hari banyak masyarakat lokal secara kreatif memanfaatkannya sebagai wisata edukasi kebencanaan," jelasnya.
Untuk melakukan itu, ungkap Kusnadi, perlu langkah yang cepat dan tepat. Jangan sampai potensi edukasi hilang karena tempat terdampak gempa bumi diratakan dan menimbun semua fenomena yang diakibatkan seperti likuifaksi dan rupture.
Langkah itu bukan hanya bermanfaat secara ekonomi tapi mampu menyadarkan masyarakat lokal dan pengunjung akan pentingnya edukasi kebencanaan. Terlebih bagi warga yang tinggal di daerah dengan potensi bencana tinggi.
Asyik, Korea Travel Fair Ada Lagi dan Bidik Muslim Traveler
Kamu yang ingin datang ke Korea Selatan, ada Korea Travel Fair nih. Ragam info wisata untuk Muslim traveler dan promo tiket pesawat menunggu kamu. Yuk!
Dari rilis yang diterima detikcom, Rabu (21/8/2019) Korea Trourism Organization (KTO) kembali mengadakan Korea Travel Fair yang akan dilaksanakan pada 6 - 8 September 2019 di Kota Kasablanka. Tema kali ini adalah 'Muslim Friendly Korea Festival'.
Tujuan diadakan travel fair ini adalah untuk menarik jumlah wisatawan Muslim dari Indonesia, yang merupakan salah satu negara pengirim wisatawan terbesar ke Korea. Acara ini akan mempromosikan wisata Korea yang ramah Muslim dalam balutan suasana musim dingin.
Dalam pelaksanaannya kali ini, Korea Travel Fair akan terbagi menjadi 3 zona di 3 atrium mall Kota Kasablanka, yakni Grand Atrium yang diisi oleh 12 Travel Agent pilihan, yaitu Antavaya, ATS Vacation, Avia Tour, Bayu Buana Travel Services, Dwidaya Tour, Golden Rama, H.I.S Travel, KIA Tour & Travel, Obaja Tour & Travel, Rotama Tour, TX Travel, hingga WITA Tour akan memberikan penawaran menarik paket wisata Korea , terutama untuk wisata halal.
Di area Mosaic Walk pengunjung akan dapat menjumpai booth maskapai penerbangan, Bank Mandiri, serta beberapa kantor wisata regional Korea dari Seoul, Busan, Incheon dan Jeju. Organisasi Korea lain seperti Hanwa, KTO Korean Wave Division dan lainnya turut meramaikan area ini. Salah satu yang menarik adalah K-Drama Zone, yang akan menghadirkan mini expo dari drama-drama korea yang dikenal hingga pelosok negeri.
Muslim Friendly Zone akan menempati area Food Society dengan mempromosikan tempat-tempat wisata Korea yang lengkap dengan fasilitas bagi pengunjung Muslim. Pengunjung dapat melihat replika Seoul Central Mosque, masjid yang dibangun pertama kali tahun 1976 di Itaewon, Seoul, dan menjadi pusat agama Islam Korea. Di Food Society ini juga akan hadir Muslim Friendly Korean Food dimana pengunjung dapat mencicipi jajanan khas Korea yang tentunya ramah bagi Muslim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar