Senin, 30 Desember 2019

Mulai Sekarang, Bandara Ini Tak Jual Botol Plastik

Makin banyak pengelola bandara yang sadar lingkungan. Bandara di San Francisco, Amerika Serikat melarang penjualan air dalam botol plastik. Traveler harus menyiapkan botol isi ulang sendiri.

Melansir CNN, Rabu (21/8/2019) Bandara Internasional San Francisco (SFO) menerapkan mulai Selasa lalu. Bagi yang merasa haus dan ingin minum di Bandara Internasional San Francisco harus mengambil airnya dari keran air minum. Atau, para penumpang harus membeli botol gelas atau aluminium.

Bandara Internasional San Francisco menambahkan botol plastik ke daftar terbatas sebagai upaya menjadi bandara nol limbah pertama di dunia pada tahun 2021. Menurut Zero Waste Alliance, pihak bandara bisa mengurangi 90% limbah.

Minuman soda, elektrolit dan air mineral dilarang dijual lagi karena kemasan botol plastiknya. Oleh karenanya, mesin penjual otomatis tidak dapat lagi menjual air kemasan botol plastik, kotak tertutup, kaleng atau wadah lainnya.

Vending machine hanya dapat menjual atau menyediakan produk daur ulang aluminium, gelas, dan air bersertifikat. Wisatawan diberi pilihan untuk membawa botol air plastik sekali pakai kosong yang bisa diisi ulang di sekitar 100 keran.

Kritik pun datang, karena peraturan ini tidak berlaku untuk botol minuman beraroma, seperti soda, teh, kopi, dan jus. Lainnya, ini adalah titik awal kemajuan yang baik bagi SFO.

Di awal tahun ini, SFO bertransisi dari peralatan makanan sekali pakai. Setiap tahun, SFO menghasilkan lebih dari 28 ribu ton limbah, di dalamnya termasuk sekitar 10.000 botol air terjual setiap hari atau hampir 4 juta setiap tahun.

Wisata Sejarah Vintage ke Gedung Lama Arsip Nasional RI

Gedung lama Arsip Nasional RI (ANRI) bisa jadi destinasi Anda selanjutnya. Tempatnya sangat fotogenik dan bersejarah.

Gedung yang terletak di Jl Gajah Mada, Jakarta ini sebelumnya merupakan tempat penyimpanan Arsip Nasional RI. Tapi, sekarang gedung ini menjadi tempat penyimpanan barang-barang peninggalan zaman Belanda dan tempat wisata di Jakarta yang bisa Anda kunjungi.

Pada Selasa, (20/8/2019), detikcom berkesempatan untuk datang ke gedung lama ANRI. Berdasarkan informasi dari staf yang berjaga, gedung ini dibangun oleh gubernur Belanda.

Dibangun pada tahun 1760, gedung bergaya Eropa ini merupakan rumah peninggalan Gubernur Jenderal VOC Reinier de Klerk. Kemudian pada tahun 1876 dia meninggal dunia dan diserahkan pada cucunya. Setelah berkali ganti-ganti kepemilikan, pada tahun 1925 gedung ini dibeli oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kantor pertambangan.

"Pada 1925 gedung ini dibeli oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kantor pertambangan, sekaligus renovasi yang pertama. Tahun 1943 dijadikan museum yang isinya 75% asli dari gedung ini 25% dari donatur, pecinta barang barang tua," ujar staf pemeliharaan gedung, Subagyo.

Setelah Indonesia merdeka, tahun 1951 tempat ini berubah menjadi Kantor Arsip Nasional RI. Tahun 1974, arsip nasional dipindahkan ke tempat yang lebih memadai di Jl Ampera, Jakarta Selatan dan tempat ini kembali dijadikan museum dan tempat wisata sejarah.

Memasuki gedung dari depan nuansa vintage terasa. Di dalamnya suasana rumah Belanda tidak berubah sama sekali. Traveler akan menemukan berbagai macam barang peninggalan zaman dahulu mulai dari senjata-senjata, furniture sampai surat-surat perjanjian dengan sejumlah pejabat yang dimiliki oleh sang gubernur.

Pada lantai kedua, ada ruangan untuk para tamu. Furniture-furniture tua serta lukisan-lukisan menghiasi ruangan. Di bagian kiri, Anda akan menemukan ruangan besar yang merupakan tempat untuk jamuan makan malam para tamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar