Peristiwa berikut ini jadi pelajaran untuk kita semua. Pelajaran soal menjaga perkataan dan bersikap baik di manapun berada.
Dirangkum detikcom dari berbagai sumber, Minggu (8/89/2019) Peter Nelson seorang ahli IT asal Inggris telah menghadapi persidangan. Gara-garanya di bulan Juni 2018 lalu, dia berlaku rasis ke pramugari British Airways.
Setelah pertimbangan hakim, Peter dijatuhi hukuman denda sebanyak 5.494 Pounds atau setara Rp 95 juta. Diketahui, Peter dalam keadaan mabuk dan kemudian melontarkan kata-kata rasis kepada pramugari.
Ceritanya begini, saat itu Peter naik maskapai British Airways dari London menuju Rio de Janeiro di Brasil. Dia duduk di kelas bisnis.
Seorang pramugari bernama Sima Patel-Pryke membangunkannya dengan baik-baik untuk makan. Peter yang terbangun, langsung berkata dengan kencang.
"Kamu pikir orang Asia lebih baik dari kami. Saya tidak mau dilayani oleh orang sepertimu," teriak Peter.
"Kami telah membiayai hidup kamu selama 20 tahun," lanjutnya.
Pramugari tersebut menangis sejadi-jadinya di ruang dapur kabin pesawat. Hal itu dilaporkan kepada pilot yang langsung diteruskan kepada pihak kepolisian.
Peter pun ditangkap ketika mendarat dan selanjutnya berlangsung proses persidangan. Lewat pengacaranya, Peter meminta maaf dan mengaku dalam kondisi mabuk setelah minum minuman alkohol ketika di pesawat.
Hakim pun tidak memberikan hukuman kurungan penjara, hanya saja denda yang cukup besar. Namun selain itu, Peter mendapat 'hukuman' yang lebih besar.
Kantor tempatnya bekerja memecatnya. Bahkan, istri Peter ikut stres ketika pemberitaan mengenai suaminya diangkat media-media internasional.
Tak sampai di situ, keluarganya juga mendapat banyak kecaman dari berbagai pihak. Bahkan Peter kabarnya, akan pindah tempat tinggal, keluar dari Inggris dan mencari pekerjaan baru.
Sekali lagi, bersikaplah baik di manapun. Jangan, jangan sampai nasi sudah menjadi bubur.
Tempat Wisata Baru di Jawa Tengah, Pendongkrak Ekonomi Desa
Bukit Seribu Besek di Purworejo, Jawa Tengah adalah salah satu destinasi wisata yang sedang naik daun. Seperti apa sih tempatnya dan mengapa namanya 'besek'?
Besek adalah sebuah tempat makanan berbentuk kotak dengan ukuran sekitar 20 cm x 20 cm yang terbuat dari anyaman bambu. Oleh warga desa, besek sering digunakan sebagai wadah untuk menaruh berbagai makanan misalnya dalam sebuah acara hajatan.
Pengelola wisata sekaligus sekretaris Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) desa setempat, Miftakhu Khafid (23) menuturkan bahwa nama Bukit Seribu Besek sendiri disematkan oleh warga setempat bukan karena adanya besek berjumlah 1.000 buah dalam obyek wisata tersebut, melainkan memiliki makna bahwa angka 1.000 dianggap sebagai jumlah yang banyak sekaligus untuk mengangkat nama desa sebagai sentra pembuatan besek terbesar di Purworejo. Kini, desa wisata yang terbentuk karena ikon besek tersebut terus berbenah dan terus dikembangkan demi memanjakan pengunjung dengan berbagai spot selfi yang instagramable.
"Jadi bukan karena ada seribu besek di bukit ini, tapi jumlah seribu itu melambangkan jumlah yang banyak sekaligus untuk mengangkat potensi desa karena sini ikonnya adalah besek dan merupakan sentra pembuatan besek terbesar di Purworejo," kata Miftakhu Khafid ketika ditemui detikcom di Bukit Seribu Besek, Minggu (8/9/2019).
Bukit cantik nan mempesona ini terletak di Dusun Kalipancer, Desa Guntur, Kecamatan Bener, Purworejo. Meski baru diresmikan pada awal Mei 2019 lalu, setiap hari obyek wisata ini selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan terutama saat akhir pekan tiba. Tak hanya kawula muda, anak-anak hingga orang tua juga tak mau kalah berebut pemandangan elok dengan angin sepoi-sepoi nan sejuk dan membius mata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar