Ada saja ulah turis nakal yang bikin geram. Termasuk belakangan ini, lagi ramai turis buang air besar di pantai yang lagi banyak orang.
Setidaknya, 2 hal tersebut sudah jadi pemberitaan media. Pertama di Malaysia, kedua di Filipina.
Dirangkum detikcom dari berbagai sumber, Senin (19/8/2019) untuk yang di Malaysia, terjadi di bulan April kemarin. Warganet Malaysia dibuat heboh dengan kicauan tweet yang memperlihatkan turis sedang BAB di Pantai Port Dickson, Negeri Sembilan.
Dalam unggahannya itu, ia merekam momen di mana seorang wanita yang diklaimnya adalah turis China tengah jongkok dan buang air besar di pantai. Tak sendiri, ia ditemani oleh rekannya yang hanya berdiri menonton. Wajar, publik Malaysia geram!
Pihak pemerintah setempat juga dibuat geram. Mereka melakukan investigasi akan kelakuan tak sopan itu.
"Kami paham akan kejadian ini, tapi belum ada laporan polisi. Kami meminta siapa pun yang punya informsi untuk melapor ke polisi," ujar Kepala Polisi Port Dickson, Aidi Sham Mohammed seperti diberitakan media New Straits Times.
Kemudian, baru-baru ini di Pantai Boracay, Filipina. Sejumlah turis yang juga diyakini dari China, terlihat mengubur feses beserta popok ke dalam pasir pantai!
Hal itu pun pertama kali terungkap lewat unggahan video di media sosial oleh seorang warganet bernama Grace. Grace mendapati dua orang turis China menyeboki dan mengubur feses seorang anak laki-laki di pantai tersebut.
"Kami sedang berada di air ketika teman kami melihat seorang anak laki-laki buang air besar di pantai," ujar Grace saat diinterview media ABS-CBN.
Mendapati kelakuan dua turis itu, Grace dan teman-temannya segera keluar dari air dan menyebut kata 'yuck' untuk menegur mereka. Hanya saja, teguran itu tak berhasil.
"Kami hanya terkejut dan segera keluar dari air. Kami tidak tahu apa yang harus kami lakukan dan hanya berteriak 'yuck' untuk mencuri perhatian mereka," keluh Grace.
Terlihat juga, seorang turis wanita mengubur popok anak tersebut. Dia santai saja mengguburnya ke dalam pasir pantai meski ramai orang di sekelilingnya.
Yang pasti, publik benar-benar kesal. Sebab, di sekitar pantai sudah ada toilet yang memadai. Buang air besar sembarangan di pantai tentu sangat mengganggu kenyamanan pengunjung lain bukan?
Semoga tidak ada lagi pemberitaan semacam ini.
Harta Karun Dokumen Bangsa: Dari Manuskrip Sampai Daun Lontar
Harta karun bangsa Indonesia dalam bentuk dokumen, disimpan di ANRI. Wujudnya dari arsip, film, manuskrip sampai daun lontar dan batu.
Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) menjaga warisan bangsa ini dengan apik. Pada akhirnya, semua arsip yang dijaga itu dapat dinikmati semua orang.
Dijelaskan Plt Kepala Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) M Taufik, lembaga ini memiliki nomenklatur LPNK (lembaga pemerintahan non kementerian) dipayungi oleh UU No 43/2009 dan PP No 28/2012 tentang Kearsipan. Tugasnya pertama yakni mengelola dan melakukan pembinaan kearsipan nasional.
"Kedua melakukan pembinaan secara nasional. Ketiga pengelolaan arsip dinamis dan statis. Dinamis itu ada di pencipta arsip. Kalau di pusat ada kementrian dan non kementrian, BUMN dan swasta. Jadi tidak hanya ke pemerintah hingga ke individu," jelas dia.
Arsip yang masuk ke ANRI akan masuk ke bagian restorasi terlebih dulu sebelum disimpan dalam deponya. Proses pengawetan arsip dengan metode masing-masing pun harus dilalui.
Arsip-arsip yang bernilai sejarah disimpan 4 lembaga kearsipan, yakni ANRI, dinas di provinsi kabupaten atau kota hingga perguruan tinggi. Kesadaran yang semakin tinggi memunculkan fenomena derasnya penyerahan arsip dan itu butuh ruang penyimpanan yang lebih besar.
Oleh karena itu, ANRI harus disokong untuk memelihara barang-barang tua itu. Dan pada akhirnya bisa dinikmati masyarakat dengan lebih mudah.
"Ada alih media berbasis elektronik sehingga papernya aman kalau diakses masyarakat. Lalu bagaimana memanfaatkan arsip, ada pameran atau deseminasi, pemutaran film-film dokumenter, membuat naskah sumber untuk bahan bacaan pelajar. Itulah tugas core bussiness kita dari lembaga," kata Taufik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar