Tak hanya itu, salah satu fasilitas unik yang disediakan di puncak bukit tersebut adalah tempat untuk menggelar pernikahan. Uniknya, segala macam barang dan tempat yang digunakan dalam pesta pernikahan tersebut terbuat dari barang bekas dan limbah plastik termasuk pakaian kedua mempelai.
"Untuk yang tempat nikah kami sewakan per paket sekitar Rp 6 juta. Dekorasinya, tempat duduk tamu, pakaian pengantin dan lain-lalin semuanya terbuat dari barang bekas atau limbah plastik," imbuhnya.
Sementara itu, salah satu pengunjung Renita Sari (17) nampak asyik berfoto di setiap spot selfi yang ada. Teman-temannya pun tak mau ketinggalan berpose di depan kamera ponsel milik mereka dengan latar belakang pemandangan alam yang terhampar bak permadani. Meski sudah berkali-kali ke tempat itu, tak sedikitpun rasa bosan hinggap padanya karena terhipnotis keindahan Bukit Seribu Besek.
"Udah sering ke sini, tapi tetap nggak bosan. Tempatnya bagus, udaranya sejuk, banyak pohon-pohon. Kalau yang dari kota refreshing ke sini sangat cocok," ucap Renita.
Karena dibuat untuk mendongkrak kearifan lokal demi meningkatkan ekonomi, tak lengkap rasanya jika di desa wisata tersebut pengunjung belum belajar bagaimana caranya membuat besek. Setelah puas berfoto selfi dan menikmati fasilitas lain yang ada, pengunjung bisa mampir di warung-warung tradisional yang berjajar di depan pintu masuk untuk mencicipi makanan khas Purworejo sekaligus belajar membuat besek.
Pedagang di tempat itu semuanya sudah ahli dalam membuat besek, termasuk salah satunya adalah Ida Ariyanti (32). Belajar sejak kecil dari orang tuanya yang juga pengrajin besek secara turun temurun, tangan Ida nampak cekatan menganyam keratan bambu menjadi sebuah besek. Hanya beberapa menit saja, sebuah besek siap pakai sudah terbentuk dengan sempurna.
Meski terkesan sulit, namun pengunjung akan diajari bagaimana cara menganyam besek dengan benar dan tanpa dipungut biaya sepeser pun alias gratis. Jika pengunjung atau masyarakat lain ingin membeli besek siap pakai, maka hasil anyaman bambu itu akan dijual dengan harga Rp 1.600 per pasang.
Ida mengaku, dengan adanya obwis Bukit Seribu Besek sebagai ikon desa tersebut, hasil penjualan besek bisa terus meningkat. Tak hanya dipasarkan di Purworejo dan kota-kota besar di sekitarnya saja, namun besek buatan Desa Guntur itu bahkan bisa menembus kota Jakarta.
"Pengunjung yang mau belajar bikin besek silahkan saja, gratis nggak bayar. Pedagang makanan yang di sini semuanya juga penganyam besek jadi bisa milih mau belajar sama siapa, semua sudah ahli karena memang sini sentra pembuat besek. Dan alhamdulillah dengan adanya desa wisata Bukit Seribu Besek ini penjualan besek terus meningkat dan otomatis meningkatkan taraf ekonomi warga," tutur Ida.
Bukit Seribu Besek dengan area pengembangan seluas 7,5 hektare menjadi destinasi wisata yang memiliki daya tarik tersendiri karena merupakan tempat wisata yang juga mengedukasi serta mencerdaskan. Terlebih, jika nanti mega proyek pemerintah pusat yakni Bendung Bener yang merupakan bendungan tertinggi di Indonesia usai dibangun, maka akan menambah daya pikat tersendiri karena akan tampak indah jika dilihat dari atas bukit.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar