Rabu, 25 Desember 2019

Pantai Batu Karas, Idaman Turis Mancanegara

Popularitas Pantai Batu Karas di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat semakin menguat di kalangan turis. Dalam beberapa tahun terakhir, kunjungannya banyak

Kondisi ini diamini Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran, Undang Sohbarudin. Menurut Undang, saat ini komunitas wisman lebih besar di Batu Karas daripada ke Pantai Pangandaran.

"Kami belum memiliki data statistiknya, tapi wisman (wisatawan mancanegara) cenderung ke Pantai Batu Karas sama ke Green Canyon. Kebetulan juga lokasi keduanya berdekatan," kata Undang kepada detikcom, Minggu (9/8/2019).

Menurut Undang, wisman yang masuk ke Batu Karas terutama para peminat selancar. Ombak di Batu Karas, kata Undang, memang sudah dikenal di kalangan komunitas penghobi selancar.

"Kita itu sudah ditawari (Batu Karas) menjadi bagian seri kompetisi longboard internasional. Tapi kita sementara belum siap," kata Undang.

Secara khusus, kata Undang, Pantai Baru Karas pun sudah mendapat atensi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Gubernur RIdwan Kamil, menurut Undang, sudah memerintahkan penyusunan detail engineering design (DED) penataan Pantai Batu Karas.

Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Kabupaten Pangandaran Adrianus Eko Saputro sepakat bahwa tren wisman bergeser ke Pantai Batu Karas daripada Pantai Pangandaran.

"Saya rasa karena di sana kan masih alami. Kalau di Pantai Pangandaran itu kan sudah serba modern. Kalau yang modern-modern, di negara mereka lebih modern," ujar Adrian.

Wisman ke Pantai Batu Karas, kata dia, didominasi pelancong backpacker dengan lama tinggal yang cukup panjang, bisa berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Kepada pemerintah, Adrian berharap Pantai Batu Karas didorong untuk diikutsertakan dalam promosi-promosi internasional.

"Kita lihat banyak sekali turis dari Australia. Kenapa tidak kita ikut pameran-pameran wisata di sana," ujar Adrian.

Rasis Pada Pramugari, Pria Ini Kehilangan Pekerjaan

Peristiwa berikut ini jadi pelajaran untuk kita semua. Pelajaran soal menjaga perkataan dan bersikap baik di manapun berada.

Dirangkum detikcom dari berbagai sumber, Minggu (8/89/2019) Peter Nelson seorang ahli IT asal Inggris telah menghadapi persidangan. Gara-garanya di bulan Juni 2018 lalu, dia berlaku rasis ke pramugari British Airways.

Setelah pertimbangan hakim, Peter dijatuhi hukuman denda sebanyak 5.494 Pounds atau setara Rp 95 juta. Diketahui, Peter dalam keadaan mabuk dan kemudian melontarkan kata-kata rasis kepada pramugari.

Ceritanya begini, saat itu Peter naik maskapai British Airways dari London menuju Rio de Janeiro di Brasil. Dia duduk di kelas bisnis.

Seorang pramugari bernama Sima Patel-Pryke membangunkannya dengan baik-baik untuk makan. Peter yang terbangun, langsung berkata dengan kencang.

"Kamu pikir orang Asia lebih baik dari kami. Saya tidak mau dilayani oleh orang sepertimu," teriak Peter.

"Kami telah membiayai hidup kamu selama 20 tahun," lanjutnya.

Pramugari tersebut menangis sejadi-jadinya di ruang dapur kabin pesawat. Hal itu dilaporkan kepada pilot yang langsung diteruskan kepada pihak kepolisian.

Peter pun ditangkap ketika mendarat dan selanjutnya berlangsung proses persidangan. Lewat pengacaranya, Peter meminta maaf dan mengaku dalam kondisi mabuk setelah minum minuman alkohol ketika di pesawat.

Hakim pun tidak memberikan hukuman kurungan penjara, hanya saja denda yang cukup besar. Namun selain itu, Peter mendapat 'hukuman' yang lebih besar.

Kantor tempatnya bekerja memecatnya. Bahkan, istri Peter ikut stres ketika pemberitaan mengenai suaminya diangkat media-media internasional.

Tak sampai di situ, keluarganya juga mendapat banyak kecaman dari berbagai pihak. Bahkan Peter kabarnya, akan pindah tempat tinggal, keluar dari Inggris dan mencari pekerjaan baru.

Sekali lagi, bersikaplah baik di manapun. Jangan, jangan sampai nasi sudah menjadi bubur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar