Kerusakan karang terus terjadi di lautan. Semakin mengkhawatirkan, peneliti karang ajak masyarakat untuk monitoring laut.
Kepulauan Spermonde di Makassar menjadi sorotan. Dari Ekspedisi yang dilakukan oleh Pembela Lautan Greenpeace Indonesia diketahui terumbu karang rusak parah.
Melalui pendataan bersama MSDC (Marine Science Diving Club) Universitas Hasanuddin, terumbu karang rusak karena bom dan bius dengan racun sianida, Rabu (4/9/2019). Peneliti karang pun angkat bicara.
"Iya, penggunaan bom dan sianida marak kembali. Sebetulnya sudah banyak sekali usaha dari Pemerintah, Lembaga nirlaba alias NGO maupun masyarakat sendiri untuk mencegah kejadian tersebut," ujar dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan (FPIK) UNDIP, Dr Ir Diah Permata Msc kepada detikcom, Minggu (8/9/20019).
Diah juga menambahkan bahwa perlu adanya monitoring secara berkelanjutan. Selain itu upaya penyadaran atau edukasi juga perku dilakukan terus-menerus.
"Jika tidak, hal tersebut akan terulang kembali dengan alasan ekonomi," jelas Diah.
Selain itu, kontrol ketat harus diberlakukan atas hasil penjualan tangkapan yang berasal dari pengeboman atau bius menggunakan sianida. Kemudian perlu adanya pemberian efek jera supaya lebih efektif.
"Oleh sebab itu penggiatan monitoring oleh kelompok pengawas masyarakat menjadi langkah penting agar pencegahan bisa terus-menerus dilakukan. Ya, kalau kesadaran masyarakat belum ada, maka hal ini akan terulang kembali," papar Diah.
Pantai Batu Karas, Idaman Turis Mancanegara
Popularitas Pantai Batu Karas di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat semakin menguat di kalangan turis. Dalam beberapa tahun terakhir, kunjungannya banyak
Kondisi ini diamini Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Pangandaran, Undang Sohbarudin. Menurut Undang, saat ini komunitas wisman lebih besar di Batu Karas daripada ke Pantai Pangandaran.
"Kami belum memiliki data statistiknya, tapi wisman (wisatawan mancanegara) cenderung ke Pantai Batu Karas sama ke Green Canyon. Kebetulan juga lokasi keduanya berdekatan," kata Undang kepada detikcom, Minggu (9/8/2019).
Menurut Undang, wisman yang masuk ke Batu Karas terutama para peminat selancar. Ombak di Batu Karas, kata Undang, memang sudah dikenal di kalangan komunitas penghobi selancar.
"Kita itu sudah ditawari (Batu Karas) menjadi bagian seri kompetisi longboard internasional. Tapi kita sementara belum siap," kata Undang.
Secara khusus, kata Undang, Pantai Baru Karas pun sudah mendapat atensi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Gubernur RIdwan Kamil, menurut Undang, sudah memerintahkan penyusunan detail engineering design (DED) penataan Pantai Batu Karas.
Ketua Association of the Indonesian Tours and Travel Agencies (ASITA) Kabupaten Pangandaran Adrianus Eko Saputro sepakat bahwa tren wisman bergeser ke Pantai Batu Karas daripada Pantai Pangandaran.
"Saya rasa karena di sana kan masih alami. Kalau di Pantai Pangandaran itu kan sudah serba modern. Kalau yang modern-modern, di negara mereka lebih modern," ujar Adrian.
Wisman ke Pantai Batu Karas, kata dia, didominasi pelancong backpacker dengan lama tinggal yang cukup panjang, bisa berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Kepada pemerintah, Adrian berharap Pantai Batu Karas didorong untuk diikutsertakan dalam promosi-promosi internasional.
"Kita lihat banyak sekali turis dari Australia. Kenapa tidak kita ikut pameran-pameran wisata di sana," ujar Adrian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar