Pemprov Jawa Tengah mendukung pengembangan destinasi wisata yang dilakukan warga lokal. Ini agar nantinya yang menikmati hasilnya juga warga setempat.
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengatakan, Presiden Jokowi membuat 10 destinasi Bali Baru, salah satunya Borobudur. Keberadaan Borobudur yang usianya telah lama, tua, namun disebut baru juga.
"Wisata yang muncul ke Internasional memang Bali sehingga Bapak Presiden RI Jokowi membuat 10 destinasi Bali Baru, salah satunya ada Borobudur. Borobudur ada pertanyaan kenapa kok baru ya? Pada hal usia Borobudur lama, tua, sudah lama," katanya dalam Media Gathering Wartawan diskusi mewujudkan Borobudur sebagai salah satu destinasi wisata Bali Baru di Omah Mbudur, Borobudur, Kabupaten Magelang.
"Nah ini, kita Jawa Tengah memang harus belajar lebih terhadap provinsi-provinsi yang telah mempromosikan lebih dahulu, mempopulerkan daerahnya lebih dahulu, akan tetapi kami tidak berkecil hati. Kami bahkan menyambut baik dengan ketertinggalan Go International kita. Kenapa? Karena munculnya destinasi-destinasi yang sudah berkembang saat ini ternyata pengembang, penyumbang ide, saran, tidak sedikit dari Jawa Tengah. Apa maksud saya, saya bicara seperti ini, saya ingin Jawa Tengah yang mengembangkan bukan orang lain, akan tetapi pribumi, penduduk asli dari Jawa Tengah yang menikmati," ujar Gus Yasin.
Saat datang menuju Omah Mbudur, Gus Yasin, mengaku, senang karena tuan rumah juga memperkenalkan sebagai warga asli Borobudur. Pihaknya juga mengaku, senang dalam event Dieng kemarin yang mengemas juga orang setempat.
"Saya senang, ketika pertama kali datang di Omah Mbudur ini mengenalkan diri, Mas Nur (Nuryanto). Saya asli, pribumi sini, begitu juga yang wisata yang sekarang moncer di Dieng, Go International, ternyata yang mengemas juga orang-orang Dieng sendiri," ujar Gus Yasin.
Dalam kesempatan tersebut, hadir pula Kepala Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah, Sinung Nugroho Rachmadi. Sinung pun menambahkan, yang dijual dari kawasan Borobudur soal keramaian ataupun kesunyiannya. Untuk itu, jika yang dijual keramaiannya mengajak untuk membuat event-event maupun atraksi-atraksi agar mendatangkan wisatawan.
"Jadi, apa yang mau kita jual dari Borobudur dan kawasan sekitarnya itu keramaiannya atau kesunyiannya. Yang mau kita jual itu, keramaiannya atau kesunyiannya karena ini selalu menjadi perdebatan yang muter. Kalau yang kita jual adalah keramaiannya sesuai dengan sekmentasi pasar, maka tidak ada kata lain kita harus memperbanyak event," kata Sinung.
"Kalau yang mau dijual keramaiannya, ayo semua membuat event. Untuk saat ini, saya lebih cenderung memasarkan suatu destinasi wisata adalah membuat atraksi akan jauh lebih efektif untuk melakukan datangnya para wisatawan," ujarnya.
Dalam diskusi tersebut, juga menghadirkan pembicara lain Direktur Pemasaran Pariwisata Badan Otorita Borobudur, Agus Rochiyardi dan Ketua PWI Jawa Tengah, Amir Machmud.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar