Gunung Luhur atau yang dikenal Negeri di Atas Awan Gunung Luhur atau viral di media sosial. Lokasinya terletak di Desa Citorek Kidul, Kecamatan Cibeber, Banten.
Berikut fakta menarik Gunung Luhur seperti dirangkum detikcom:
1. Puncak Gunung Luhur
Puncak Gunung Luhur yakni 1.037 meter di atas permukaan laut. Lokasinya di provinsi Banten, atau 80 km barat daya ibu kota Jakarta.
2. Medannya Berbukit
Medan di sekitar Gunung Luhur sebagian besar berbukit. Titik tertinggi di sekitarnya adalah Gunung Sanggabuana, 1.920 meter di atas permukaan laut (mdpl), dan 13,3 km di sebelah timur Gunung Luhur.
3. Iklim
Iklim di Gunung Luhur hutan hujan tropis berlaku di daerah itu. Suhu rata-rata tahunan di sana yakni 22 derajat celcius.
Bulan terhangat adalah Oktober yakni dengan suhu rata-rata adalah 23 derajat celcius, dan yang terdingin adalah Januari dengan suhu 21 derajat celcius.
4. Akses Jalan Lebar
Gunung Luhur punya akses jalan yang lebar dan bisa dicapai dengan menggunakan mobil sampai ke puncak.
Untuk menuju ke wisata alam ini dari ibu kota Lebak Rangkasbitung membutuhkan waktu sekitar 2,5 jam dengan jarak tempuh 78 km. Dari Rangkasbitung mengarah ke Cipanas-Lebak Gedong-Citorek hingga Gunung Luhur.
5. Pemandangan Samudra Awan Tidak Selalu Ada
Pemandangan Samudera awan di Gunung Luhur ini menjadi daya tarik tersendiri. Pemandangan itu bisa didapatkan di pagi hari sekitar jam 05.00 WIB hingga 07.00 WIB. Karena itu pengunjung disarankan untuk bermalam dipuncak.
Meski demikian, pemandangan samudera awan tidak bisa didapatkan tiap hari. Hal itu tergantung kondisi cuaca.
Untuk memasuki kawasan puncak Gunung Luhur pengunjung dikenakan tarif Rp 5.000. Bagi yang mau menginap di puncak dapat membawa tenda dan membayar biaya sewa lahan Rp 30.000. Kalau tidak membawa tenda, detikers bisa menyewa tenda dengan biaya Rp 100.000 untuk empat orang.
Jadi tertarik untuk ke Gunung Luhur?
Viral 'Ular Raksasa', 'Ular Berkaki', dan Ancaman Karhutla
Topik kebakaran hutan dan lahan (karhutla) masih ramai dibahas. Viralnya "ular raksasa" dan "ular berkaki" harusnya bisa ikut menambah kesadaran soal ancaman karhutla.
Pada pekan lalu, media sosial geger dengan penampakan "ular raksasa" yang menjadi korban kebakaran hutan di Kalimantan. Bangkai reptil berukuran besar ini, yang kemudian diketahui berjenis ular piton alias sanca kembang, gosong terbakar.
Ya, ular piton sebesar itu memang niscaya bikin manusia ngeri. Apalagi jika sewaktu-waktu berhadapan dengannya di hutan, atau di mana pun juga. Padahal, tahukah kamu bahwa peranan ular semacam ini pun besar bagi manusia?
"Ular piton atau ular besar sangat berperan penting dalam mengendalikan hewan hama seperti babi dan kera," kata pencinta reptil (reptiler) Panji Petualang saat membahas hal tersebut.
Dengan kata lain, manusia bukan cuma secara langsung terimbas dengan kebakaran hutan. Dalam rentang waktu tertentu, karhutla yang memakan korban satwa seperti "ular raksasa" itu juga dapat mengganggu keseimbangan rantai makanan.
Ketiadaan predator besar seperti ini bukan tidak mungkin memicu pertambahan populasi hewan yang berpotensi jadi hama dalam pertanian dan perkebunan. Artinya, yang rugi dengan matinya "raja piton" ini pun manusia juga.
"Dalam seminggu, ular sanca yang berukuran 8 meter saja mampu makan 3 ekor babi dalam seminggu. Sedangkan hewan kecil seperti kera dan burung itu bisa puluhan. Jika ular tidak ada, maka populasi hewan seperti babi, kera, rusa dan kijang akan membludak," ujar Panji.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar