Rabu, 24 Juni 2020

Kenapa RI Doyan Impor Ventilator?

Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro menyinggung soal ketergantungan pemerintah Indonesia yang masih terbiasa membeli alat kesehatan dari luar negeri terkait pengobatan pasien virus Corona dibanding memproduksi sendiri. Bambang pun mengaitkan hal itu dengan salah satu alat untuk membantu pasien COVID-19 di Tanah Air yaitu ventilator yang diborong dari luar negeri.
Sebab, para peneliti maupun perekayasa asal Indonesia tidak diminta pemerintah untuk membuat ventilator tersebut.

"Triple Helix di Indonesia belum jalan ya. Kenapa kita enggak pernah bikin ventilator? Penyebabnya simple (sederhana), enggak pernah ada yang minta ventilator di Indonesia. Karena setiap kali butuh ventilator langsung beli dari luar negeri dan itu sudah menjadi kebiasaan, norma seolah-olah 'Oh kalo ventilator Indonesia enggak bisa bikin, beli saja dari luar'," kata Bambang dalam forum virtual, Senin (22/6/2020).

Triple Helix yang dimaksud Bambang adalah sinergi dan penyatuan tiga kalangan yang terdiri dari kalangan akademik, bisnis atau pengusaha, dan pemerintah. Ketiga kalangan tersebut semestinya memiliki motivasi untuk meningkatkan dinamika dan daya kesinambungan ekonomi.

Lebih lanjut Bambang mengatakan sebetulnya kemampuan peneliti dan perekayasa dalam negeri sudah sangat mumpuni tetapi masalahnya adalah mereka tidak diminta untuk membuat inovasi terkait riset dan teknologi.

"Jadi sebenarnya kemampuan researcher kita kemampuan peneliti perekayasa kita sudah sangat hebat, masalahnya mereka enggak pernah diminta untuk melalukan apa-apa. Jadi memang belum ada keberpihakan kepada istilahnya kepada inovasi Indonesia karena ya sekali lagi kita sudah terbiasa dengan kebiasaan impor," tuturnya.

Selain itu, ia menjelaskan salah satu alasanya ingin mengembangkan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) karena ada birokrasi di dalam penelitian yang dibuat oleh suatu badan penelitian atau peneliti itu sendiri.

"Kemudian kita dalami lagi kenapa Triple Helix enggak jalan, pemerintahnya terlalu birokratis ya. Kalau saya mau jujur, kenapa saya mau mengembangkan BRIN, saya melihat birokrasi dengan penelitian itu tidak nyambung karena lain dimensi dan tujuannya," tandasnya.

Semangati UMKM Agar Sukses, Luhut: Saya Anak Sopir Bisa Begini!

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengajak pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk percaya diri bisa berkembang. Salah satunya tidak takut untuk beralih dari offline ke online.
Luhut mengatakan lewat mengikuti perkembangan teknologi dapat membuat mimpi bisa diwujudkan.

"Jadi saya pikir kalau kita bergabung di sini, Anda punya mimpi, ini tempat yang baik untuk mimpi Anda dititipkan," kata Luhut dalam webinar 'Peran Aktif Pemerintah Daerah dalam Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia', Selasa (23/6/2020).

Dia pun berpesan kepada Gubernur di setiap daerah agar mendorong para pelaku UMKM tidak malu untuk memulai. Apapun dinilai bisa terjadi jika memiliki tekad yang kuat, dia mencontohkan dirinya sebagai seorang sopir yang bisa menjadi menteri.

"Jangan ada malu-malu siapapun kamu. Saya anak seorang sopir kok bisa jadi gini. Jadi dia pun anak seorang apapun, UMKM, you never know, nanti dia bisa menemukan sesuatu yang bagus, kreasi inovasi dia, dijual, ya bisa nanti (menghasilkan) ratusan juta dolar," tegasnya.

"Itu harus ada lahir, masa iya nggak bisa lahir dari kita. Jadi spirit ini saya minta perlu kita kedepankan," tambahnya.

Lebih lanjut, Luhut menilai bahwa produk UMKM sudah tidak kalah dengan produk luar negeri. Dia bercerita bahwa istrinya membeli daster bagus seharga Rp 200.000, ternyata beli melalui pelaku UMKM.

"Saya bilang 'ini bajunya bagus sekali baju daster'. Nah ini buatan dari UMKM di dekat Jakarta ini. Itu hampir sama dengan buatan yang di luar negeri sana, jadi karena kita nggak biasa saja. Sekarang dengan pelatihan tadi dengan packaging yang bagus, promosi yang baik, saya kira kita akan cepat," imbuhnya.
https://indomovie28.net/kamen-rider-drive-episode-6-subtitle-indonesia/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar