jika kamu belum bermain game ini atau tidak ingin mendapatkan bocoran, berhenti sampai di sini. Jangan dilanjurkan membaca.
Setelah lima tahun berlalu dari game originalnya 'The Last of Us', pemain kini bisa mengeksplorasi dunia pasca apokaliptik Amerika Serikat. Meski ditunggu-tunggu, beberapa pemain tidak menyukai ceritanya karena beberapa kejadian dalam game.
Pemain sangat menyukai dua karakter utama permainan; Joel dan Ellie. Di paruh pertama pertandingan, Joel terbunuh oleh Abby. Hilangnya karakter favorit penggemar tentu saja membuat marah para penggemar.
Mengutip Essentially Sport, Abby adalah putri dari ahli bedah Firefly yang telah dibunuh Joel untuk menyelamatkan Ellie. Para pemain mengeluhkan narasi dan bagaimana kisah karakter kesayangan mereka.
Para penggemar juga menyalahkan Naughty Dog karena membuat Joel begitu ceroboh dalam permainan. Padahal, karakternya di seri pertama digambarkan sebagai seseorang yang berhati-hati dan waspada.
Tapi, tidak melulu komentar jelek, 'The Last of Us 2' mendapatkan banyak pujian secara gameplay dan visual. Visualnya benar-benar menunjukkan sebagai salah satu game terbaik yang pernah ada dan terlihat detail.
Bahkan, banyak fans yang memuji tidak ada cela dari jalan cerita yang bisa mereka kritik karena kecintaan mereka dengan game tersebut.
"Orang-orang perlu TENANG soal TLOU2 ... apakah kamu pikir itu akan menjadi 'Joel dan Ellie melawan dunia'? Aku menghabiskan sekitar 9-10 jam dan mencintai setiap detik," tulis @GhostofGriever di Twitter.
"Aku bermain The Last of Us Part 2 sejauh ini. @Neil_Druckmann Anda telah membuat sebuah masterpiece," sahut @Scoby20 memuji Vice President Naughty Dog, Neil Druckmann.
Balada GoLife, Dari Spin Off Sampai Ditutup Gojek
Penutupan GoMassage dan GoClean oleh Gojek menjadi akhir dari layanan GoLife. Kisahnya dulu dibuka dengan spin off untuk menjadikan Gojek sebagai sebuah super apps.
Pandemi Corona memang memukul industri start up, termasuk ride hailing seperti Gojek. Mereka dengan berat hati menutup GoLife, selain juga PHK terhadap 430 karyawannya.
Jika melihat sejarahnya, tidak ada yang menduga juga langkah GoLife dihentikan COVID-19. Data yang dihimpun detikINET, Kamis (25/6/2020) GoLife menjadi spin off Gojek pada Maret 2017 silam.
Gojek dan GoLife memang beda lini bisnis. Gojek fokus pada transportasi, pengiriman dan logistik. GoLife condong pada gaya hidup dengan menawarkan GoMassage, GoClean, GoGlam dan GoAuto.
GoLife dinikmati pengguna dalam aplikasi tersendiri dan berkiprah 2 tahun lamanya, dan bertambah lagi dengan GoFix, GoDaily, GoLaundry dan Service MarketPlace.
Kemudian, mulai terjadilah penurunan permintaan layanan. Pada Desember 2019, Gojek pun memutuskan untuk menutup 6 layanan GoLife, yaitu GoGlam, GoFix, GoAuto, GoDaily, GoLaundry dan Service MarketPlace.
Pukulan COVID-19
Hanya GoClean dan GoMassage yang dipertahankan memasuki tahun 2020, karena memang menjadi konsumsi utama pada GoLife. Lalu, virus Corona datang menerjang.
Para akhir Maret 2020, Gojek memutuskan untuk menghentikan GoMassage karena COVID-19. Tidak mungkin memijat konsumen dengan physical distancing. Hanya GoClean yang bisa tetap dilanjutkan.
Namun pukulan pandemi belum berhenti. Akhirnya pada 26 Maret 2020, akhir nasib GoLife ditentukan. Layanan ini tutup sepenuhnya sebagai dampak pandemi COVID-19.
Layanannya masih bisa diakses sampai 27 Juli 2020. Penutupan GoLife diikuti dengan PHK terhadap 430 karyawan. Mereka yang dipecat diberikan pesangon dan sejumlah benefit lain. Para mitra yang terdampak pun diberikan sejumlah bantuan.
Itulah akhir dari kisah GoLife. Gojek ingin fokus pada bisnis inti (core business) sebagai perusahaan jasa transportasi berbasis aplikasi.
"Yaitu bisnis transportasi, pesan-antar makanan dan uang elektronik sebagai langkah jangka panjang dalam menghadapi pandemi COVID-19," demikian pernyataan pihak Gojek dalam keterangan resminya.
https://kamumovie28.com/phantom-of-the-theatre/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar