Apple Pencil memiliki harga yang dianggap mahal, meski demikian perangkat ini dianggap banyak fitur bermanfaat bagi mereka yang merupakan seorang seniman digital untuk menghasilkan karya.
Seperti kebanyakan stylus lainnya perangkat ini dirancang untuk dioperasikan di atas layar gadget. Nah, Apple rencananya akan mencoba untuk mengeksplorasi ide di mana akan mensimulasikan pengguna merasakan menulis seperti di atas kertas.
Dilansir detiKINET dari Ubergizmo, Apple telah menemukan paten untuk perangkatnya Apple Pencil di mana mereka mengungkapkan Apple sedang mencari potensi untuk Apple Pencil di masa depan dapat memungkinkan penggunanya merasa seperti mereka sedang menulis di permukaan bertekstur sepertinya selembar kertas.
"Umpan balik haptic dapat digunakan untuk membuat sensasi tekstur untuk mensimulasikan menggambar pada permukaan bertekstur dengan stylus. Dengan demikian tip yang sama yang digunakan untuk memberikan input dapat menerima umpan balik haptic selama digunakan." demikian penjelasan deskripsi paten tersebut.
" Pengguna dapat terus menggunakan tip untuk input bahkan ketika umpan balik haptic juga diterapkan ke tip. " lanjutnya.
Saat ini ada pelindung layar untuk iPad yang dirancang untuk mensimulasikan seperti kertas. Namun, masalahnya dengan pelindung layar tersebut adalah bahwa hal ini memiliki lapisan matte sehingga mempengaruhi warna tampilan.
Dan juga ada beberapa yang telah mengajukan beberapa kekhawatiran bahwa permukaan yang lebih kasar dapat membuat ujung Apple Pencil lebih cepat.
Sayangnya, mengingat ini adalah paten, tidak ada yang tahu apakah Apple memiliki rencana untuk mewujudkannya atau tidak.
Google Doodle Peringati Subak Hari Ini, Apa Itu?
Jika kalian membuka halaman depan Google hari ini, Senin (29/6) akan disambut dengan Google Doodle bernuansa sawah yang sangat hijau. Doodle ini rupanya cara Google memperingati subak yang merupakan warisan budaya Bali.
Dikutip detikINET dari blog Google, ilustrasi Doodle ini merupakan hasil karya Hana Augustine, seorang seniman asal Indonesia. Doodle ini memperlihatkan seseorang yang sedang melihat ke arah area persawahan yang dibentuk menjadi kata 'GOOGLE'.
Google mengungkap bahwa Google Doodle hari ini merupakan cara mereka untuk menghormati subak yang hari ini pada tahun 2012 masuk dalam daftar World Heritage Sites milik UNESCO.
Jaringan kanal, terowongan dan bendungan ini telah membantu banyak orang di Bali untuk merawat sawah dan hidup dalam simbiosis dengan alam selama ribuan tahun.
Kata subak tidak hanya merujuk pada sistem irigasi yang digunakan, tapi juga tradisi sosial gotong royong yang mengelilinginya. Lewat sistem ini, pasokan air yang terbatas bisa dikelola bersama oleh 1.200 petani individual.
Subak dinilai sebagai refleksi dari filosofi Bali kuno Tri Hita Karana. Filosofi ini jika diterjemahkan berarti 'tiga penyebab kesejahteraan' yang menggambarkan hubungan antara manusia dengan Tuhan, hubungan harmonis sesama manusia dan hubungan manusia dengan alam dan lingkungannya.
Berdasarkan ideologi yang telah diwariskan ke banyak generasi, sistem subak ini telah eksis sejak pertama kali ditemukan pada abad ke-9. Dari situs resmi Kabupaten Buleleng, kata subak yang merupakan bahasa Bali pertama kali dilihat di prasasti Pandak Bandung yang bertuliskan tahun 1072 masehi.
Warisan budaya subak hingga saat ini menciptakan lanskap sawah bertingkat yang megah dan menjadi fenomena yang tidak bisa ditiru di negara lain.
https://nonton08.com/cast/rene-moran/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar