Pemerintah RI mengumumkan data terbaru virus Corona COVID-19. Hingga Selasa (5/5/2020), jumlah kasus positif telah mencapai 12.071 orang.
Jumlah pasien yang dinyatakan sembuh terus meningkat, demikian juga jumlah pasien yang meninggal dunia.
Berikut ini detail perkembangan kasus virus Corona COVID-19 pada Selasa (5/5/2020):
1. Jumlah kasus positif bertambah 484 menjadi 12.071.
2. Jumlah pasien sembuh bertambah 243 menjadi 2.197.
3. Jumlah pasien meninggal dunia bertambah 8 menjadi 872.
Data tersebut merupakan akumulasi yang tercatat hingga pukul 12.00 WIB hari ini. Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto mengumumkan hal itu melalui konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube.
Sebelumnya pada Senin (4/5/2020), jumlah akumulatif kasus positif berada di angka 11.587, dengan 1.954 di antaranya sembuh dan 864 meninggal.
Risiko Penggumpalan Darah Bayangi Pasien Virus Corona
Saat virus Corona COVID-19 menginfeksi tubuh, terlihat beberapa gejala pernapasan yang menyerang tubuh, salah satunya pneumonia. Tetapi, kini ada bahaya baru yang mengintai para pasien, yaitu penggumpalan darah.
Para dokter mulai memperhatikan fenomena penggumpalan darah tersebut, yang lebih sering terjadi pada pasien yang terinfeksi virus. Gumpalan ini banyak juga ditemukan pada pasien Corona usia muda, yang bisa menyebabkan stroke hingga kematian mendadak.
"Kami melihat adanya pembekuan darah dalam tubuh pasien ini, yang sebelumnya belum pernah kami temui. Mungkin fenomena ini mulai muncul satu atau dua bulan terakhir," kata Mitchell Levy, kepala perawatan paru-paru dan obat tidur di Warren Albert School of Medicine.
Penggumpalan darah ini bisa terjadi di mana saja, seperti jantung, hati, dalam kateter arteri pasien, dan filter yang mendukung gagal ginjal. Tetapi, yang dianggap paling parah jika terjadi di paru-paru.
Mengutip dari Fox News, itu bisa menghambat aliran darah. Selain itu, seorang profesor kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Yale, Margaret Pisani, mengatakan kondisi ini juga bisa membuat pasien Corona kekurangan oksigen.
Hooman Poor, ahli paru-paru di Rumah Sakit Mount Sinai di New York mengatakan bahwa pada 14 pasiennya yang menggunakan ventilator, darahnya tidak mengalir dengan baik melalui paru-paru. Hal itu dipastikannya terjadi karena adanya penggumpalan darah.
"Saya merasa semua pasien COVID-19 mengalami penggumpalan darah di paru-paru mereka," katanya.
Gumpalan darah yang terjadi pada paru-paru juga bisa menyebabkan tekanan yang luar biasa pada jantung, akibatnya henti jantung bisa terjadi. Edwin van Beek, Ketua radiologi klinis di Queen's Medical Research Institute, Edinburgh University, mengatakan hal ini banyak terjadi pada pasien yang dirawat menggunakan ventilator.
Tanzania Ragukan Test Kit Impor Gara-gara Kambing-Pepaya Positif Corona
Presiden Tanzania John Magufuli menolak alat tes virus Corona impor karena menunjukkan hasil positif pada sampel yang diambil dari kambing dan pepaya.
Dikutip dari Al Jazeera, dalam sebuah acara di Chato di barat laut Tanzania pada hari Minggu (3/4/2020), Magufuli mengatakan ada kesalahan teknis dengan tes itu.
Dia mengaku telah memeriksa kualitas alat tes. Mereka mendapatkan beberapa sampel acak dari sumber non manusia termasuk pepaya, kambing, dan domba.
Sampel-sampel ini kemudian diserahkan ke laboratorium Tanzania untuk diuji kebenarannya oleh teknisi lab yang sebelumnya sengaja tidak diberitahu.
Magufuli mengatakan beberapa orang yang dites dan dinyatakan positif kemungkinan tidak terinfeksi virus, karena menurut sampel itu pepaya dan kambing pun dinyatakan positif COVID-19.
"Ada sesuatu yang terjadi. Saya katakan sebelumnya kita seharusnya tidak menerima setiap bantuan yang dimaksudkan untuk kebaikan bagi bangsa ini," kata Magufuli.
Pemerintah Tanzania sempat menuai kritik dari masyarakat karena merahasiakan wabah virus corona dan sebelumnya meminta masyarakat berdoa agar virus itu pergi.
Pada hari Sabtu, Magufuli mengumumkan bahwa ia telah memesan obat herbal untuk pasien virus corona yang digembar-gemborkan oleh Presiden Madagaskar.
"Saya sudah menulis surat kepada Presiden Madagaskar dan kami akan segera mengirimkan sebuah pesawat untuk mengambil obat, sehingga Tanzania juga mendapatkan manfaat obatnya," kata dia.
Obat herbal yang disebut Covid Organics ini disiapkan oleh Institut Malagasi untuk Penelitian Terapan, dibuat dari tanaman Artemisia yang dibudidayakan di pulau Samudra Hindia di Madagaskar.
Meskipun kurang bukti ilmiah, Presiden Madagaskar Andry Rajoelina mengklaim bahwa obat ini telah menyembuhkan beberapa orang positif COVID-19 di Madagaskar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar