Rabu, 13 Mei 2020

Penyesalan Bill Gates, Gagal Ingatkan Donald Trump Soal Pandemi

 Bill Gates sejak jauh hari sudah memperingatkan bahaya pandemi. Pada Desember 2016, dia mengemukakan hal tersebut pada Presiden AS Donald Trump.
Selama pertemuan yang berlangsung di Trump Tower bersama Trump yang baru terpilih sebagai Presiden AS kala itu, Gates mendiskusikan bahaya penyakit menular dan mendorong Trump memprioritaskan upaya kesiapsiagaan negara untuk menanggulanginya.

Dikutip detikINET dari Business Insider, saran tersebut ternyata juga diberikan Gates secara personal kepada setiap kandidat Presiden AS 2016 lainnya.

Perhatian Gates dalam mengupayakan lebih banyak investasi untuk kesehatan masyarakat bukanlah hal baru saat itu. Saat berbicara di TED Talk 2015 pun Gates sudah pernah mengatakan ancaman virus bisa menimbulkan risiko terbesar bencana global.

"Jika ada yang membunuh lebih dari 10 juta orang selama beberapa dekade ke depan, kemungkinan besar itu adalah virus yang sangat menular. Bukan perang, bukan rudal, tetapi mikroba," kata Gates kala itu.

Dia menambahkan, banyak negara menghabiskan banyak uang untuk menghindari perang nuklir, tetapi hampir tidak ada menyiapkan apapun untuk sebuah sistem yang bisa menghentikan epidemi.

Terlepas dari upayanya mendesak publik dan para pejabat untuk kesiapsiagaan pandemi, Gates merasa upayanya dalam mendorong hal tersebut masih belum maksimal.

"Saya berharap saya bisa berbuat lebih banyak dalam memperhatikan dan mencegah bahaya," ujarnya.

Gates sendiri, melalui Bill and Melinda Gates Foundation telah berkomitmen mengucurkan pendanaan lebih dari USD 300 juta sebagai upaya penanganan virus corona.

Sementara Trump, dihujani kritikan tajam untuk berbagai langkah yang diambilnya, bahkan sebelum pandemi virus corona terjadi.

Sejumlah langkah kontroversial tersebut antara lain pemotongan anggaran untuk badan dan program pemerintah yang bertanggung jawab mendeteksi dan menanggapi epidemi. Dia pun mengabaikan banyak peringatan tentang kemungkinan terjadinya wabah.

Tak hanya itu, secara terbuka Trump juga terlihat meremehkan ancaman yang ditimbulkan COVID-19, bahkan setelah menyebar luas di AS, dan menghancurkan respons awal negara tersebut.

Untuk diketahui, AS kini menjadi pusat pandemi. Lebih dari 1,3 juta kasus COVID-19 terkonfirmasi dan tercatat hampir 80 ribu orang meninggal dunia akibat terinfeksi COVID-19.

Antibodi Virus Corona Ditemukan Sampai 'Ramalan' Ilmuwan China

Pekan ini ada sejumlah perkembangan penting terkait virus Corona. Antibodi berhasil ditemukan dan juga kisah ramalan ilmuwan China.

Masyarakat tetap menunggu perkembangan terbaru dari sisi sains dimana ilmuwan terus berjuang menciptakan vaksin Corona. Ada beberapa peristiwa yang menarik perhatian sepanjang minggu ini.

Seperti dihimpun detikINET, Sabtu (9/5/2020) ini berita terpopuler pekan ini terkait virus Corona:

1. Antibodi Virus Corona Ditemukan
Ilmuwan selangkah lebih dekat untuk menemukan perawatan COVID-19. Antibodi yang bisa menghalangi virus Corona sudah ditemukan oleh para peneliti dari Utrecht University, Erasmus Medical Centre di Belanda dan perusahaan Harbour BioMed (HBM) di Inggris.

Menurut Profesor Berend-Jan Bosch yang memimpin penelitian mengatakan antibodi ini menyerang protein mahkota pada tubuh virus Corona. Mahkota berduri ini yang menempel pada sel manusia dan lalu memasukkan materi genetik untuk berkembang biak di tubuh inangnya.

Dalam percobaan pada tikus antibodi yang disebut 47D11 menghancurkan SARS-CoV dan SARS-CoV-2. Hasil riset ini sudah dipublikasikan di Nature Communications. Tim ini ternyata sudah meneliti virus corona hampir 20 tahun sejak wabah virus SARS.

"Penemuan ini jadi dasar yang kuat untuk riset lanjutan untuk melihat karakter antibodi ini dan memulai pengembangan sebagai pengobatan COVID-19," kata Profesor Frank Grosveld dari Erasmus Medical Centre di Rotterdam.

2. 'Ramalan' Bos Lab Wuhan Soal Corona

Direktur Center for Emerging Infectious Diseases di Wuhan Institute of Virology (WIV) Shi Zhengli lagi jadi buah bibir. Perempuan virolog peneliti virus kelelawar ini adalah yang pertama menemukan sekuens gen COVID-19.

Laboratoriumnya juga dituduh Amerika sebagai tempat kebocoran virus, namun Zhengli membantah. Justru Zhengli jadi buah bibir karena pada tahun 2018 pernah 'meramalkan' akan ada wabah.

"Jika kita manusia tidak waspada, infeksi virus selanjutnya, apakah langsung atau melalui hewan lain, kemungkinannya benar-benar eksis," cetus Zhengli melontarkan semacam prediksi dalam sebuah seminar kedokteran.

Dia menyarankan agar masyarakat China berhenti mengonsumsi hewan liar atau merusak habitatnya. Tapi sepertinya saran tersebut tidak diindahkan dan muncullah COVID-19. Walaupun belum ada bukti sahihnya, COVID-19 diduga bersumber dari pasar hewan di Wuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar