Rabu, 12 Februari 2020

Mau ke Trans Snow World Juanda? Ketahui Dulu Hal Berikut

 Wahana salju Trans Snow World Juanda di Bekasi akan hadir Senin pekan depan. Sebelumnya, ketahui dulu hal berikut.

Mulai Senin pekan depan (25/3), traveler sudah bisa menikmati salju di Trans Snow World Juanda, Bekasi. Sebelum seru-seruan di sana, ada baiknya traveler mengetahui beberapa hal teknis terkait wahana baru Kota Bekasi tersebut.

Ditemui detikcom di Trans Snow World Juanda, Bekasi, Jumat (22/3/2019) kemarin, CEO Hospitality and Entertainment Group CT Corps, Dony Oskaria, bercerita sedikit tentang wahana tersebut.

"Ini bukan hanya yang pertama di Indonesia, tapi juga yang terbesar di Asia Tenggara," pungkas Dony.

Secara teknis, Trans Snow World berada di lantai 3 area Trans Studio Park Juanda. Tak tanggung-tanggung, luasnya mencapai sekitar 6.500 hektar. Kapasitasnya pun dapat menampung sekitar 1.000 pengunjung.

Menggunakan teknologi terkini, Trans Snow World Juanda juga menghadirkan salju asli seperti di negara empat musim. Temperatur di dalamnya pun disetting sedemikian rupa agar saljunya tidak mencair.

"Kurang lebih 12 derajat, karena kita sangat serius ingin menghadirkan rasa di pegunungan es," pungkas Dony.

Ada salju, traveler bisa menikmati sejumlah aktifitas menarik negeri empat musim. Sebut saja membuat boneka salju, main lenpar salju hingga main ski. Asyik banget kan!

Demi kenyamanan bersama, setiap pengunjung dibatasi waktu dua jam untuk menikmati Trans Snow World Juanda. Hal itu dilakukan agar arena tidak terlalu padat.

"Permainannya sendiri kita hitung 2 jam, pengunjung dapat bermain di Trans Snow World. Dua jam itu cukup," ujar Dony.

Untuk informasi, harga tiket adalah Rp 200 ribu untuk weekday dan Rp 275 ribu untuk weekend. Harga tersebut sudah termasuk rental sepatu boot dan kaus kaki gratis. Pembelian tiket dapat melalui aplikasi detik.com.

Nggak perlu ke luar negeri untuk merasakan salju, cukup ke Bekasi dan pilih jam bermainmu di Trans Snow World.

Melihat Gaya Hidup Minangkabau Tempo Dulu

Jika ingin melihat Minangkabau di masa lalu, datang ke Festival Seribu Rumah Gadang di Solok Selatan, Sumatera Barat. Ragam seni budaya pun disajikan.

Ingin melihat kehidupan masyarakat Minang tempo dulu? Ini saat yang tepat untuk datang ke Festival Seribu Rumah Gadang (SRG) yang sedang berlangsung di Muaralabuh, Kabupaten Solok Selatan. Festival berlangsung hingga 24 Maret mendatang.

Seribu Rumah Gadang (SRG) merupakan sebuah kawasan di Nagari Koto Baru Solok Selatan. Di sini terhampar pemandangan indah penuh Rumah Gadang, rumah adat Minangkabau.

SRG sudah menjadi ikon utama pariwisata daerah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kerinci, Jambi itu. Berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Salah satunya dengan memperkenalkan adat dan budaya melalui festival Seribu Rumah Gadang.

"Melalui kegiatan ini, kita akan membawa pengunjung ke era Minangkabau tempo dulu. Prinsip 'duduak samo randah, tagak samo tinggi, dan pemimpin ditinggikan sarantiang,' (duduk sama rendah, berdiri sama tinggi dan pemimpin lebih maju sedikit), menjadi acuan untuk festival ini," kata Bupati Solok Selatan, Muzni Zakaria.

Menurut Muzni, acara tersebut tidak melakukan hal yang luar biasa atau di luar kebiasaan masa lalu. Melainkan mencoba mengingatkan kembali apa yang sebetulnya yang dilakukan di masa lalu.

Pada pembukaan Jumat (22/3/2019) malam, berbagai tradisi seni ditampilkan. Pertunjukan seni seperti Randai, Silat, Rabab dan lainnya yang terkenal sangat kuat dulunya.

Untuk memunculkan atmosfer tertentu selama festival, masyarakat dan wisatawan yang berada dan keluar masuk Kawasan SRG diminta menggunakan Baju Kuruang untuk wanita, Taluak Balango untuk pria, Deta dan asesoris keseharian lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar