Rabu, 19 Februari 2020

Begini Rasanya Tinggal 4 Bulan di Gurun Australia

Saya sudah jenuh dengan bekerja di kantor selama beberapa tahun. Lalu, saya memutuskan untuk mengajukan Visa Working Holiday ke Australia.
Jika ada yang belum tahu, visa ini mengizinkan kita tinggal dan bahkan bekerja selama satu tahun di manapun di wilayah Australia. Setelah penantian selama beberapa bulan sejak mengajukan akhirnya saya mendapatkan visa tersebut.

Petualangan saya pun di mulai dengan mencari tiket ke Australia. Saya punya aplikasi tiket.com di ponsel sejak lama karena terbiasa untuk membeli tiket pesawat maupun hotel yang prosesnya sangat mudah dan banyak promo. Kebetulan juga saya menemukan promo untuk penerbangan internasional salah satunya ke Sydney, Australia dan tanpa pikir panjang saya pun membeli tiket Jakarta-Sydney. Benar-benar #semuaadatiketnya di tiket.com

Tiba di Sydney saya pun mulai mencari pekerjaan karena tanpa bekerja sepertinya agak sulit untuk memenuhi kehidupan sehari-hari yang biayanya jauh lebih tinggi daripada di Indonesia. Namun tentu saja saya tidak lupa untuk berwisata dan mengunjungi tempat-tempat ikonik Australia. Salah satu tujuan yang ingin saya datangi adalah Uluru. Mungkin banyak orang yang belum pernah mendengar tempat ini, Uluru adalah sebuah batu sandstone besar ikonik yang berada di tengah gurun Australia yang dianggap sakral oleh masyarakat Aborigin yang tinggal di sekitarnya.

Ternyata di dekat Uluru terdapat sebuah komplek resor yang memperkerjakan orang dari berbagai negara untuk bekerja di hotel-hotel yang ada di komplek resort tersebut. Saya pun mencoba peruntungan dan mengirimkan CV, siapa tahu sambil bekerja saya bisa jalan-jalan mengunjungi Uluru.

Tak disangka, setelah proses interview dan lainnya, saya diterima! Dengan semangat saya pun terbang dari Sydney ke Yulara, nama kota kecil tempat resor itu berada, dua puluh kilometer dari Uluru. Yulara seperti sebuah kota kecil di antara gurun tengah Australia dengan warganya hanyalah pekerja resor dan wisatawan baik dalam dan luar negeri yang ingin berkunjung ke Uluru yang tersohor itu.

Mungkin bayangan kebanyakan orang akan gurun adalah padang pasir cokelat sepanjang penglihatan. Namun keunikan gurun di sini memiliki pasir yang berwarna kemerahan serta banyak tanaman dan vegetasi unik yang tumbuh. Sehingga lokasi ini sering disebut dengan istilah Red Centre.

Saya bekerja pada divisi housekeeping di salah satu hotel di resor tersebut. Semua pekerja di resor tersebut disediakan tempat tinggal oleh pihak resort karena memang lokasinya yang benar-benar terpencil. Saya menantikan waktu libur bekerja saya untuk mengunjungi langsung Uluru. Ada beberapa pilihan transportasi dari resor ke Uluru, seperti bergabung ke perjalanan tur menggunakan bus atau sewa mobil sendiri.

Saya dan beberapa teman memutuskan untuk sewa mobil sendiri karena waktu yang lebih fleksibel. Kami hanya butuh waktu kurang lebih dua puluh menit untuk sampai di Uluru. Rasanya begitu menakjubkan bisa melihat langsung batu besar tersebut dari dekat.

Ada beberapa pilihan aktivitas yang bisa dilakukan di Uluru, seperti treking mengelilingi Uluru baik dengan jalan kaki, sewa sepeda ataupun segway. Pengunjung pun bisa mendaki ke atas puncak Uluru, namun hal tersebut tidak disarankan karena jalan yang curam serta untuk menghormati masyarakat Aborigin yang menganggap Uluru sakral. Jalur tersebut juga akan ditutup mulai Oktober, 2019 nanti.

Saya dan teman-teman memilih untuk mengelilingi Uluru dengan berjalan kaki. Sepanjang perjalanan kami bisa melihat beberapa spot menarik seperti gua dengan coretan gambar dari Aborigin, beberapa titik air terjun jika hujan besar sedang datang, beberapa dingo (hewan asli Australia serupa anjing) yang hidup liar di sekitar Uluru serta hamparan pepohon dan tanaman unik yang hanya bisa dilihat di gurun Australia.

Selain Uluru, juga ada sebuah lokasi bebatuan ikonik lain yang dihormati masyarakat Aborigin dan dijadikan tempat wisata, yaitu Kata-Tjuta. Tempat ini tidak seterkenal Uluru namun sama indahnya dan menarik untuk dikunjungi dan dijelajahi. Selain itu wisatawan juga bisa menikmati pengalaman naik unta menikmati matahari terbit dan tenggelam dengan latar belakang Uluru dan Kata-Tjuta. Atau yang punya adrenalin tinggi juga bisa mencoba skydive dan menikmati hamparan gurun dari ketinggian.

Hanya dimulai dengan membeli tiket pesawat di tiket.com hingga akhirnya bisa menetap di gurun selama hampir empat bulan dan mencoba berbagai aktivitas ketika tinggal di sana. Sungguh pengalaman yang tidak akan pernah dilupakan! Dan jika para pembaca tertarik ke Australia tidak ada salahnya menjadikan tempat ini salah satu tujuan wisata karena Australia tidak hanya terkenal dengan kota metropolitan dan pantai-pantainya saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar