Senin, 24 Februari 2020

Tempat MotoGP Indonesia Jadi Ajang Budaya Tenun Lombok

Mandalika di Lombok Tengah, semakin eksis karena menjadi lokasi MotoGP Indonesia 2021. Kawasan ini pun jadi tempat event budaya dan festival Lombok.

Mandalika sudah resmi akan menjadi lokasi balap MotoGP Indonesia tahun 2021. Sirkuit Mandalika akan dibangun dengan konsep sirkuit jalanan. Sebagai kawasan ekonomi khusus pariwisata, Mandalika selama ini sudah teratur menggelar festival dan event budaya.

Kali ini, pameran fesyen digelar di Selasar Bazar Mandalika sebagai rangkaian dari acara Festival Bau Nyale 2019 untuk mengangkat warisan budaya tenun khas Lombok. Perancang busana Samuel Wattimena di Mandalika, mengatakan ia bersama sejumlah desainer dan pengrajin menginisiasi pameran fesyen bersama Kemenpar.

"Pameran fesyen digelar di Selasar Bazar Mandalika yang merupakan ruang terbuka, pagelaran fashion show ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Festival Bau Nyale 2019 yang diadakan di Mandalika, Lombok Tengah pada 17-25 Februari 2019," kata Samuel dilansir dari Antara, Jumat, (22/2/2019).

Selain Samuel Wattimena, pameran fesyen itu juga melibatkan desainer perhiasan mutiara Riana Meilia dan dua perajin tas ketak khas Lombok. Selaras dengan festival yang mengangkat tema The Precious Culture of Mandalika , pameran fesyen ini juga menampilkan warisan budaya yang berharga dari Lombok.

Dalam kesempatan ini, Samuel secara khusus mengajak 10 desainer muda dari Jakarta maupun NTB untuk memamerkan 30 rancangan busana muslim kontemporer untuk pria dan wanita dari kain tenun. Menurutnya, pemerintah melihat Lombok sudah menjadi salah satu destinasi wisata religi bagi muslim di Indonesia.

Samuel mengatakan, sudah waktunya kain tenun maupun kain-kain tradisional lain dari berbagai daerah dikerjakan desainer muda. "Sebab, saya ingin agar desainer muda mengenal kain daerah. Kedua, supaya kain daerah tersebut mendapatkan penanganan baru," tandasnya.

Apalagi, ia melihat selera pasar, cara pemasaran, dan market yang berkembang pesat pada era desainer sekarang, jauh berbeda dibanding era desainer sebelumnya. Samuel berharap, lewat acara ini ia bisa menginspirasi para desainer muda untuk menunjukkan potensi mereka dalam memanjangkan umur kain tenun yang sudah menjadi warisan budaya.

"Bukan hanya di Lombok, melainkan juga di berbagai daerah lain," katanya.

Untuk mempercantik busana muslim yang diperagakan, Riana lebih banyak menampilkan bros, kalung dan cincin yang unik dan etnik. Desainer yang belajar mendesain secara otodidak ini memadupadankan 20 buah perhiasan karyanya agar tampil elegan, menyatu dengan busana muslim tapi tetap terlihat.

"Semoga acara ini bisa membuat craft daerah kami baik tenun, mutiara, maupun kerajinan lain khas Lombok kembali bangkit dan maju, setidaknya dikenal di seluruh Indonesia dan negara-negara tetangga," ujar Riana.

Festival Pesona Bau Nyale 2019 yang didukung oleh Kementerian Pariwisata mengangkat kembali budaya unik dan berharga dari masyarakat Lombok yang berasal dari Legenda Putri Mandalika.

Bau Nyale berasal dari bahasa Sasak, yaitu Bau yang berarti menangkap dan Nyale yaitu cacing laut yang berwarna-warni. Budaya menangkap nyale memiliki makna yang sangat berharga, yaitu keberanian yang diwariskan Putri Mandalika dalam mengorbankan diri demi kedamaian negaranya. Nyale dipercaya masyarakat Lombok sebagai jelmaan Putri Mandalika yang menceburkan diri ke laut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar