Rabu, 26 Februari 2020

Cap Go Meh, Cara Merawat Kerukunan di Cirebon

Ribuan masyarakat Kota Cirebon dan sekitarnya berbondong-bondong menyaksikan perayaan Cap Go Meh di Vihara Dewi Welas Asih. Inilah bentuk kerukunan di Cirebon.

Menurut Pembina Vihara Dewi Welas Asih, Yan Siskarteja, kirab Cap Go Meh diramaikan sebanyak 15 joli, kereta Keraton Singhapura Cirebon, Pedati Nyai Pasindangan, barongsai, liong dan lainnya. Tak lupa, rombongan Sun Go Kong hingga Tom Sam Cong mengikuti kirab Cap Go Meh di Kota Cirebon.

"Ada 15 joli, 9 di antaranya berasal dari vihara yang ada di Indramayu, Cirebon, dan sekitarnya. Dari kami ada 6 joli," kata Yan saat berbincang dengan detikTravel di sela-sela kirab Cap Go Meh, Selasa (19/2/2019).

Lebih lanjut, Yan mengatakan Cap Go Meh merupakan agenda tahunan. Menurut Yan, perayaan Cap Go Meh setiap tahunnya terus mengalami peningkatan, baik dari jumlah pengunjung maupun manajemen pelaksanaannya.

Yan menyebutkan, kirab budaya Cap Go Meh melewati sejumlah jalan di Kota Cirebon, yakni Pasuketan, Pekiringan, Parujakan, Sukalila, Kanoman, Winaon dan Pasar Talang. Wisatawan pun banyak ramai yang menonton.

"Tahun ini merupakan tahun babi tanah, semoga bangsa ini, khususnya Cirebon tambah makmur, sejahtera, dan damai," ucap Yan.

Simbol Kerukunan di Cirebon

Tak hanya warga Tionghoa yang merayakan Cap Go Meh. Di Cirebon, masyarakat lainnya, seperti Jawa, Sunda dan lainnya dilibatkan dalam perayaan Cap Go Meh. Bahkan, masyarakat dari lingkungan keraton yang ada di Cirebon pun dilibatkan. Di Cirebon, Cap Go Meh rupanya bukan hanya milik warga Tionghoa.

"Peserta Cap Go Meh itu bukan hanya saudara kita dari Tionghoa. Tapi, pribumi dan lainnya ikut merayakan. Semua berbaur jadi satu," kata Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis usai membuka kirab Cap Go Meh.

Azis menyebutkan perayaan Cap Go Meh merupakan salah satu upaya untuk merawat kerukunan dan melestarikan budaya yang ada di Cirebon. Banyaknya golongan yang dilibatkan dalam perayaan Cap Go Meh, menurut Azis, menunjukkan bahwa Kota Cirebon merupakan kota yang majemuk.

"Ini bentuk apresiasi terhadap budaya dan keragaman yang ada di Cirebon. Ini sudah menjadi agenda tahunan, harus terus ditingkatkan menjadi agenda wisata. Sekarang sudah bagus," kata politisi Demokrat itu.

Lucu Nih, Kafe Unicorn di Bangkok

Ramai diperbincangkan soal 'Unicorn' sejak debat capres kedua. Bicara soal unicorn, tahu nggak ada kafenya di Bangkok.

Unicorn adalah sebuah mitos berbentuk kuda dengan satu tanduk di atas kepalanya. Sosok Unicorn digambarkan berwarna pastel, dengan bentuk yang lucu.

Ternyata, makhluk mitos ini bahkan menginspirasi untuk membuat kafe dengan tema tersebut. Inilah Unicorn Cafe, yang letaknya berada di wilayah Krung Thep Maha Nakhon, Bangkok, Thailand.

Dikumpulkan detikTravel dari berbagai sumber, Senin (18/2/2019) kafe ini memiliki nuansa berwarna pink dengan hiasan-hiasan cerah yang menarik. Semua bentuk Unicorn seperti mengisi seluruh sudut ruangan.

Selain itu, meja, kursi, bahkan piring yang digunakan pun menggunakan warna-warna pelangi. Sangat sesuai dengan temanya!

Bahkan, makanan-makanan yang disediakan pun juga tidak kalah meriah. Ada rainbow cake, rainbow milkshake, spaghetti sampai burger dengan tanduk unicorn. Cute banget!

Traveler bukan cuma bisa makan dan menikmati suasana gemas di kafe ini. Tetapi, juga bisa berfoto menggunakan properti seperti kostum Unicorn, bando dan aneka aksesoris lainnya.

Di satu sisi, tampilan Unicorn Cafe yang manis ini ternyata cukup populer untuk semua kalangan. Tidak hanya anak-anak dan remaja wanita saja yang datang, namun juga traveler paruh baya hingga orang tua.

Nah, bagi traveler yang ingin berkunjung, bisa datang ke sini mulai hari Selasa-Minggu. Jam buka kafe mulai dari pukul 12 siang sampai 8 malam waktu setempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar