Tsudome menjadi site pertama yang kami kunjungi karena disinilah lokasi snowfest yang family oriented. Anak-anak bisa bermain perosotan, membuat snowman, pokoknya segala hal yang biasanya cuma dilihat di film-film saat bermain dengan salju bisa dilakukan disini. Tidak perlu kuatir kedinginan karena ada dua zona disini yaitu indoor dan outdoor.
Di zona indoor banyak tenant-tenant yang menjual souvenir, makanan, dan arena permainan anak yang sangat seru. Di bagian outdoor terdapat berbagai snowman, perosotan terbuat dari es, dan berbagai bentuk boneka salju yang lucu-lucu untuk dipajang di instagram.
Setelah Tsudome, selanjutnya adalah ke Odori Park yang lokasinya tidak jauh dari Sapporo Station, stasiun terbesar di kota Sapporo. Disinilah snow sculpture yang menakjubkan ditampilkan. Banyak bangunan ikon dunia dibuat replikanya menggunakan salju disini dan jika malam hari diterangi dengan light show dan light projection. Keindahan yang tidak akan ditemui di negara tropis. Di musim semi dan panas, Odori Park ibarat oase di tengah kota. Mirip dengan Central Park di New York walaupun nggak seluas itu juga.
Di musim dingin, saat mulai turun salju, Odori Park akan menjadi pusat segala aktivitas musim dingin seperti Winter Illumination dimana semua pohon akan dihias dengan lampu warna-warni pada bulan Desember dan menjadi lokasi Snow Festival pada bulan Februari.
Bagi yang baru pertama kali ke Sapporo dan merasa kedinginan, jangan kuatir karena sepanjang Sapporo Station sampai Odori Park bisa diakses melalui Underground Pedestrian, atau jalur jalan kaki bawah tanah yang menghubungkan semua tempat menarik di sekitar stasiun tanpa perlu kuatir kepanasan, kehujanan atau kena badai salju.
Terakhir adalah Susukino yang menjadi lokasi ice sculpture. Berbeda dengan Odori Park yang pahatan es nya terbuat dari salju, pahatan di Susukino terbuat dari balok es yang diambil dari sungai beku di sekitaran kota Sapporo. Ukuran pahatan es disini lebih kecil tetapi tetap menarik. Susukino yang pada hari biasa merupakan red light district tempat orang-orang mencari hiburan malam menjadi terasa berbeda saat snowfest. Kapan lagi bisa melihat anak-anak dan keluarga bermain-main dan berkumpul di jalanan yang dipenuhi lokasi hiburan malam.
Hari terakhir di Sapporo sebelum lanjut menjelajah kota yang lain, kami bermain-main salju di Nakajima Park yang berada di atas Nakajima station. Walaupun salju ada dimana-mana di kota Sapporo tapi tidak bisa sembarangan bermain-main dengan salju di pinggir jalan atau di depan toko orang karena itu adalah properti pribadi.
Nah, Nakajima Park di musim semi adalah semacam Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Jakarta jadi siapapun bebas untuk masuk dan bermain-main disini. Termasuk saat musim salju, Nakajima Park menjadi salah satu tempat rekomendasi, karena perpaduan pohon-pohon yang meranggas karena cuaca dingin dengan gedung-gedung tinggi di sekitarnya saat musim salju menjadikan taman di tengah kota ini seperti sebuah winter wonderland.
Backpacking kami sekeluarga di Sapporo dan kota lain di Jepang, semuanya dilakukan menggunakan transportasi kereta dan bus umum dan untungnya walaupun terpapar salju selama berhari-hari di suhu -3 sampai -6 derajat, tidak ada satupun yag jatuh sakit. Transportasi umum di Sapporo sangat mudah dipahami hanya dengan mendownload peta kereta.
Rencana perjalanan kami buat sendiri dengan sematang mungkin dan kebetulan semua site di Sapporo Snow Festival gratis untuk dikunjungi sehingga cocok dengan konsep jalan-jalan hemat. Walaupun pada awalnya sempat muncul perasaan bagaimana repotnya mengajak balita ke destinasi bersalju dan mengajak orang tua yang sudah di atas 50 tahun untuk kemana-mana naik kereta, tetapi ternyata kesenangan dan kegembiraan bisa pergi ke Sapporo dan menikmati snow festival dengan hemat bisa membayar semua kelelahan dan tenaga yang terkuras.
Backpackeran sekeluarga ke Sapporo ternyata seru juga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar